Kawasan Pantai Lovina dengan Segala Permasalahannya - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

3/18/18

Kawasan Pantai Lovina dengan Segala Permasalahannya

Patung Lovina dari Udara (c) Foto by IST

Oleh : Made Tirthayasa

Ketika institusi itu bernama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng menjelang tutup tahun 2015 ini mendapat suatu penghargaan ”Tourism Awards” sebagai wujud keberhasilan komitmen pemerintah kabupaten di belahan Utara Pulau Dewata ini. Hal ini juga menggambarkan suatu keinginan bagaimana upaya Disbudpar Kabupaten Buleleng yang saat itu dipimpin Drs. Gede Suyasa, M.Pd untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di Bali Utara tampil beda dengan yang ada di Bali Selatan.
Sepertinya Disbudpar dengan dinas terkait mulai melirik Buleleng Barat, khususnya kawasan pariwisata Batu Ampar, sebagai langkah perbaikan dan pelestarian telah dilakukan masyarakat bersama pelaku pariwisata menumbuhkembangkan terumbu karang, khususnya Teluk Pemuteran. Keberhasilan terumbu karang yang dilakukan dengan pembinaan pemerintah Kabupaten Buleleng melalui leading sector Dinas Kelautan dan Perikanan ini, sehingga meraih penghargaan PBB di Brazil serta dari Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
 
Sebagai wujud pembuktian dari geliat terpadu dari komponen masyarakat, pelaku pariwisata dan pemerintah, sehingga digelar ”Pemuteran Dive Festival Buleleng, Bali” dengan berbagai kegiatan yang menonjolkan keberhasilan pemandangan alam bawah laut yang baik untuk snorkeling (menyelam).
Keberhasilan gelar kegiatan di Teluk Pemuteran itu, sekaligus poin sukses Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana sebagai sebagai salah satu panelis mewakili Indonesia dalam Kongres Kelautan Asia Timur ke-5 di Vietnam, pada tanggal 20 November 2015.
Penghargaan ”Tourism Awards” yang diterima Disbudpar Kabupaten Buleleng waktu itu, bukan untuk dijadikan kebanggaan semata. Sebab, dibalik keberhasilannya itu malah menjadi tantangan untuk menata kawasan Pantai Lovina.
Bahkan, hingga Disbudpar dilebur menjadi Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata sesuai Permendagri, penataan kawasan pantai Lovina seperti tidak serius. Kendati saat ini Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng dipimpin pejabat yang dengan modal NEKAT, yakni Ir. Nyoman Sutrisna.
”Harus mempunyai modal NEKAT (Niat, Efektif, Kreatif, Aktif dan elling Tuhan). Dengan Buleleng senyum dan damai,” kata mantan Kadis Perikanan Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna ketika ditemui suatu saat di Singaraja.
Modal NEKAT yang diterapkan Nyoman Sutrisna yang juga Kelian Desa Adat Pakraman Buleleng ini memang AMPUH. Terbukti, mampu mengembangkan sejumlah destinasi pariwisata di kabupaten belahan Utara pulau Bali.
Hal ini sekaligus menjawab kekhawatiran praktisi pariwisata di Lovina, bahwa karena dikaitkan dengan sosok sebagai Kelian Desa Pakraman, Sutrisna lebih cocok sebagai Kepala Dinas Kebudayaan, sementara Drs. Putu Tastra Wijaya,MM yang oleh Bupati Putu Agus Suradnyana sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dipandang lebih PAS menjadi Kadis Pariwisata.
Disisi lain, konon kawasan wisata Lovina sudah di’swakelola’ dibawah koordinator Made Kardika Ambu, istri Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Buleleng, Ni Kadek Turkini. Harus diakui, bahwa kawasan wisata Lovina sudah mendapat pengakuan dunia. Baik, dengan potensi pasir hitam maupun ikan lumba-lumba termasuk 10 besar terbaik dunia.
Kawasan pantai Lovina memiliki potensi alam yang sangat indah, seperti terumbu karang, taman laut serta lumba-lumba yang memiliki habitat di kawasan Pantai Lovina, dan keindahan pantainya untuk menikmati sunrisemaupun sunset, berenang dan pemandangan alam bawah laut yang baik untuk menyelam (snorkeling).
Permasalahan yang timbul dalam upaya pengembangan potensi wisata kawasan Pantai Lovina ini, adalah bagaimana upaya yang dilakukan Dispar dalam pengembangan potensi Kawasan Wisata Pantai Lovina, serta faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pengembangan potensi wisata kawasan Pantai Lovina.
Berdasarkan hasil penelusuran penulis, Lovina sebagai kawasan wisata yang merupakan kawasan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Dalam pengembangan obyek wisata Pantai Lovina ada beberapa faktor pendukung, yakni ditetapkannya Lovina sebagai kawasan wisata, dengan dikeluarkannya SK Gubernur Propinsi Bali No.528 dan Perda No.4 Tahun 1999, bahwa Buleleng memiliki dua kawasan pariwisata, yaitu Lovina dan Batu Ampar dan keduanya merupakan kawasan wisata yang sama-sama berada di daerah pesisir pantai.
Pantai Lovina termasuk obyek wisata di pesisir Bali Utara. Lokasinya di Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali. Oleh sebab itu lebih dikenal dengan obyek wisata Kalibukbuk. Pantai Lovina yang berpasir hitam masih sangat alami, sehingga menarik dikunjungi wisatawan.
Adanya obyek dan daya tarik wisata, seperti potensi alam lumba-lumba, terumbu karang, taman laut, kesenian sapi gerumbungan, megangsing, seni tari dan keindahan panorama bawah laut dan desa-desa unik yang masih asli yang merupakan penduduk Bali aga, yakni keturunan Bali Mojopahi. Disamping adanya pendukung ada juga kendala-kendala atau hambatan yang dihadapi oleh Dispar dalam upaya pengembangan potensi Pantai Lovina, adalah belum optimalnya penataan & pengembangan potensi pariwisata, dapat dilihat dengan adanya pencemaran lingkungan yang dilakukan di sekitar kawasan wisata Pantai Lovina yang sangat mengganggu dan mencemari lingkungan dan tentu saja jika dibiarkan akan membawa dampak yang buruk bagi kawasan wisata Pantai Lovina.
Jika penataan dan pengembangan potensi Pantai Lovina dibalik kendala yang dihadapi oleh Dispar Buleleng ini tidak segera dilakukan, ada kekhawatiran pelaku pariwisata, bahwa Pantai Lovina sebagai kawasan wisata lima tahun ke depan hanya tinggal kenangan.
Selain itu, aksebilitas/jarak disini, yaitu jarak antara kawasan wisata Pantai Lovina yang jauh dari pusat keramaian kunjugan wisatawan yang sentralnya berada di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung yang tentu saja menghambat pengembangan wisata, karena wisatawan merasa enggan untuk berkunjung diakibatkan jarak yang terlalu jauh.
Dan yang terakhir, kurangnya sumber dana yang sebagai modal utama dalam proses pembangunan dan pengembangan kawasan wisata Pantai Lovina, karena tanpa adanya dana tentu saja proses tersebut tidak akan berjalan, sehingga menghambat kelangsungan pembangunan dan pengembangan pariwisata.—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com