Buleleng, Dewata News. Com — Kirab Pemuda tahun 2017 yang merupakan program dari Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memasuki Kabupaten Buleleng, sejak hari Senen (09/10). Penerimaan Kirab Pemuda Tahun 2017 di Kabupaten Buleleng ini dilakukan dengan upacara penerimaan di Taman Kota Singaraja, Selasa (10/10).
Bertindak sebagai inspektur upacara, Sekda Buleleng, Ir. Dewa Ketut Puspaka, MP mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST menerima secara langsung tim Kirab Pemuda yang terdiri dari 37 pemuda. Buleleng merupakan kabupaten ketiga setelah Rote di NTT dan Praya di NTB.
Kirab Pemuda tahun 2017 yang melibatkan pemuda dari seluruh provinsi yang ada d Indonesia ini juga dijadikan sebagai ajang melatih pemuda yang tergabung di tim inti untuk memahami keberagaman dan Bhinneka Tunggal Ika. Di setiap wilayah yang dikunjungi juga diadakan ikrar dan deklarasi pemuda. Nantinya, pemuda yang tergabung dalam tim inti, setelah kirab akan menjadi pelopor di daerahnya masing-masing dan menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk membina pemuda ini.
”Kebijakan pusat secara pendelegasian dikerjasamakan dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga. Mereka ini akan menjadi pelopor di daerah mereka masing,” jelas Sekretaris Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, I Gusti Ngurah Sucitra.
Sementara itu, Sekda Buleleng Dewa Puspaka sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan kepemudaan ini. Dari Pemkab Buleleng sendiri telah membuka ruang seluas-luasnya untuk memposting kegiatan yang melibatkan pemuda. Ruang-ruang ini untuk menghindari pemuda terjerumus kepada kenakalan remaja. Pemuda juga dengan kemajuan teknologi saat ini mudah terpengaruh dengan situasi.
”Kami di Pemkab Buleleng telah membuka akses seluas-luasnya kepada pemuda untuk berekspresi dan berkreativitas namun sesuai dengan koridor dan peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Kirab Pemuda ini juga dirangkaikan dengan Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci ”Untuk Persatuan Indonesia” yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Gede Manik Singaraja.
Menurut I Gusti Ngurah Sucitra, gerakan ini untuk menghindari unsur agama dijadikan bahan politis. Dengan gerakan ini, para pemuda diharapkan mampu memahami agama dan keyakinan masing-masing. ”Kami mengajak para pemuda melalui gerakan ini untuk lebih memahami dasar agama dan keyakinan mereka,” katanya.
IGN Sucitra menambahkan, siapapun yang benar-benar memahami ajaran agamanya memiliki tingkat persaudaraan kemanusiaan yang tinggi. Dengan begitu, konflik di masyarakat bisa diselesaikan secara baik.
Oleh karena itu, jelas IGN.Sucitra, penting bagi Kemenpora untuk menyelenggarakan Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci ini. Kitab suci suatu agama ini juga perlu dipahami oleh umat lain, sehingga pemahaman ajaran-ajaran yang bersifat universal menjadi lebih baik.
”Pasti setiap agama mengajarkan hal-hal yang baik. Inilah yang perlu dikedepankan, bagaimana generasi muda mengembangkan jati diri dengan landasan spiritual agama. Bukan hanya landasan ilmu pengetahuan dan teknologi,” imbuhnya. (DN ~ TiR).
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com