Angka Kematian Ibu Melahirkan di Buleleng Turun Signifikan - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/1/17

Angka Kematian Ibu Melahirkan di Buleleng Turun Signifikan


Buleleng, Dewata News. Com — Angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Buleleng mengalami penurunan yang sangat signifikan. Sebagai bukti, dari data yang ada,tercatat pada tahun 2016 sebanyak 25 orang ibu melahirkan meninggal dunia. Sementara hingga bulan Agustus 2017, seperti diungkapkan Wakil  Bupati Buleleng dr.I Nyoman Sutjidra, tercatat hanya enam orang ibu melahirkan meninggal dunia.
Usai menerima Tim Penilai Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (GRSIB) Provinsi Bali Tahun 2017, Kamis (31/08) di Aula Wijaya Kusuma II Gedung IGD RSUD Kabupaten Buleleng, Wabup Nyoman Sutjidra mengungkapkan, bahwa angka kematian ibu melahirkan menjadi indicator dari pada standar pelayanan kesehatan di Kabupaten Buleleng.
”Pada tahun 2016 tercatat 25 kematian ibu melahirkan. Namun, sampai dengan bulan Agustus tahun 2017 terjadi enam kematian ibu melahirkan. Penurunan angka ini sebagai hasil dari upaya-upaya yang telah dilakukan Pemkab Buleleng untuk mencegah kematian pada ibu melahirkan,” kata Wabup Sutjidra.
Itu artinya, jelas Wabup Sutjidra, upaya-upaya yang telah dilakukan, baik itu dari tingkat Puskesmas kemudian sampai dengan Rumah Sakit telah menyebabkan penurunan secara signifikan angka kematian pada ibu melahirkan.
 Menurut dokter spesialis kandungan ini, ada faktor-faktor yang menyebabkan kematian pada ibu melahirkan. Faktor tersebut, dijelaskan Sutjidra, terdiri dari faktor obstetri dan non-obstetri. Namun, kematian pada ibu melahirkan lebih banyak pada faktor non-obstetri, seperti mempunyai kelainan pembuluh darah ataupun jantung dan hipertensi.
Wabup Sutjidra denganrasa bangga juga menyebutkan, dengan adanya peningkatan pelayanan Puskesmas, khususnya bidang promosi, pemerintah akan lebih mengedukasi ibu-ibu yang beresiko untuk tidak hamil lagi.
 ”Kani akan edukasi ibu-ibu yang beresiko. Beresiko disini maksudnya, ibu-ibu yang anaknya sudah empat atau sudah berumur diatas 35 tahun dan ada penyakit seperti kencing manis. Kami sarankan mereka tidak hamil lagi,” ujarnya.
 Ketut Tim Penilai, dr. Ni Made Laksmiwati yang juga Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengungkapkan GRSSIB ini diselenggarakan untuk melihat kinerja RSUD dan RS Swasta di kabupaten/kota seluruh Bali dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Sejauh mana peran Rumah Sakit dalam rangka penurunan angka kematian ibu dan anak dengan melibatkan lintas profesi dan dukungan dari pemerintah daerah setempat. Indikator dari hal tersebut, adalah manajemen rumah sakit, kesehatan ibu dan anak, dukungan dari unit transfusi darah dan peran dari profesi seperti IBI dan POGI. “Kami berharap dengan kegiatan ini, angka kematian ibu dan anak bisa terus menurun,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana, M.Kes mengatakan, RSUD Buleleng telah melaksanakan berbagai persiapan untuk menghadapi penilaian GRSSIB ini, karena concern dengan kesehatan Ibu dan anak.
Persiapan tersebut, disebutkan Wabup Sutjidra, antara lain pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan pembangunan infrastruktur penunjang. Selain itu, kegiata home visit, edukasi melalui media seperti radio dan rapat-rapat koordinasi untuk menjaga kekompakan tim.
”Hal tersebut dilakukan, karena kami concern terhadap kesehatan ibu dan anak, khusunya bayi. Kekompakan tim juga terus kamipelayanan kesehatan untuk ibu dan anak ini memerlukan kesolidan dam kerjasama tim,” tegas dr.Gede Wiartana .(DN~TiR).

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com