Buleleng, Dewata News. Com —Sampai saat ini keluhan sekolah swasta terhadap surat edaran Gubernur Bali, menyusul adanya kerugian dalam pengelolaan siswa, ternyata masih terngiang di telinga. Kerugian yang mesti ditanggung oleh pengelola sekolah swasta, tidak main main, bahkan seperti dikeluhkan Kepala SMA Karya Wisata Penarukan Putu Sidarta, sedikitnya 35 % siswanya raib, padahal mereka itu sudah sempat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) di sekolah setempat.
Menurut Putu Sidarta, sekolah yang dipimpinnya memang sempat jadi rebutan, bahkan jauh sebelum panitia PPDB mengeluarkan pengumuman, sudah banyak siswa yang datang ke sekolahnya, semata mata agar bisa masuk ke SMA Karya Wisata yang terdapat di kelurahan Penarukan Singaraja. Jumlah itu pun bisa mencapai 200 orang dan ini bisa membengkak ketika panitia mengumumkan secara resmi penerimaan siswa baru.
“Memang dari segi biaya, sekolah swasta lebih mahal ketimbang sekolah negeri. Kini dengan adanya penekanan biaya sekolah yang jauh lebih murah dari biasanya, akhirnya banyak siswa yang cenderung lari ke sekolah negeri. Apalagi surat edaran Gubernur itu mewajibkan sekolah negeri untuk menerima apa adanya bagi para siswa yang dalam PPDB di tahun 2017/2018 tentu akan memberi celah bagi anak anak yang sudah diterima di sekolah swasta untuk pindah ke sekolah negeri dengan tanpa memperhitungkan NEM yang ada”, ucap Putu Sidarta, Senin (21/8/2017).
Terlebih lagi diperbolehkan dalam menerima siswa hingga 40 orang setiap kelas, tentu akan menjadi peluang besar bagi siswa untuk bergabung dengan rekan lainnya dibalik membengkaknya penerimaan siswa untuk setiap kelas. Kendati bertentangan dalam hati gara gara mengaupnya ratusan siswa, namun ucap Putu Sidarta tidak mungkin untuk menentangnya karena semua itu merupakan aturan yang harus dipatuhi.
Lebih jauh Kepala SMA Karya Wisata Penarukan Singaraja Putu Sidarta mengatakan, walau saat ini sekolah yang dipimpinnya mengalami penurunan siswa, yang pada muaranya akan berpengaruh dengan penyerapan dana dari masyarakat, ini bukan berarti program pengembangan fisik sekolah mandeg.
Justru sekarang ini pihak managemen yang dikomandani kasek Putu Sidarta sedang membangun gedung untuk keperluan pendidikan dengan menggunakan pola swadaya disamping adanya bantuan yang diterima selama ini.
Melihat kondisi yang terus menerus berubah, maka kedepan SMA Karya Wisata harus mampu meyakinkan masyarakat bahwa sekolah swasta semacam SMA Karya Wisata kelak akan bisa meniru cara SMAN Bali Mandara dalam mengelola pendidikan. Kenapa tidak, karena SMA Karya Wisata sendiri bertekad untuk memiliki asrama yang nantinya bisa menampung siswa agar bisa konsentrasi di sekolah. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com