Situs Batu Gambir di Desa Julah - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

4/11/17

Situs Batu Gambir di Desa Julah


Buleleng, Dewatanews. Com — Banyak sekali daerah wisata di Pulau Dewata, Bali. Aneka macam tempat wisata yang menarik dan bisa disesuaikan dengan selera kesemuanya ada. Salah satunya, ialah Situs Batu Gambir di Desa Julah, di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.
 
Lokasinya berada di perbukitan dengan nuansa pemandangan yang alami, khas, dan eksotis. Dulunya lokasi situs ini merupakan lokasi Pura Bale Agung Desa Julah sebelum akhirnya pura tersebut dipindahkan ke Dusun Julah yang terletak dibawahnya,
 
Desa Julah kini merupakan areal perkebunan milik Desa Adat Julah yang secara umum arealnya berbentuk perbuktian dengan bergelombang (kecuali areal pantai yag memiliki tofografi landai dan dataran rendah tentunya).
 
Dalam kacamata Geologi, wilayah desa ini juga merupakan satu kesatuan gugusan pegunungan Bali Utara yang masuk dalam sambungan Solo Zone  di Jawa dengan susunan vulkanik dari jaman Kwarter dan terbentuk sejak masa Plestosan Bawah hingga kini.                                                                     
 
Salah satu objek yang menarik yang terdapat di Desa Julah ini ialah, Situs Batu Gambir yang pertama kali dilakukan penelitian pada tahun 2005. Dalam temuan di situs ini terdapat beberapa buah artefak dan ekofak, baik yang merupakan temuan lepas ataupun temuan asosiasi.
                                                              
Temuan lainnya berupa fragmen gerabah merupakan temuan yang paling banyak dihasilkan dengan tipe-tipe semisal tipe piring, paus, kendi, dan tutup.
 
Kemudian artefak lainnya yang juga berhasil ditemukan ialah keramik Chinayang memiliki keragaman temuan baik kronologis tahun pembuatan maupun bentuknya. Sementara ekofak yakni berupa tulang binatang, gigi binatang, dan sebagainya yang mencerminkan aktifitas masyarakat Julah Kuno.
 
Situs Batu Gambir ini merupakan situs yang berkarakter sebagai settlement (hunian) dimana sebagian besar masyarakatnya yang menggantungkan hidupnya dari areal perkebunan dan peternakan.   Made Tiirthayasa.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com