Setya Novanto Nakhodai Golkar - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

5/18/16

Setya Novanto Nakhodai Golkar

Nusa Dua, Dewata News.com  – Usai sudah pertarungan delapan kandidat calon ketua umum partai Golkar pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang digelar di BNDCC Nusa Dua, 14-17 Mei 2016.
    
      Selasa (17/5) pagi, kandidat nomor 2, Setya Novanto (Setnov), akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Golkar melalui mekanisme voting tertutup. Setnov yang akan menakhodai partai Golkar hingga tahun 2019 itu menjungkalkan tujuh pesaingnya dalam satu putaran pemilihan. Mereka yang terdepak itu adalah Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Mahyudin, Priyo Budi Santoso, Aziz Syamsuddin, Indra Bambang Utoyo, dan Syahrul Yasin Limpo.

     Ada 554 suara yang diperebutkan oleh para kandidat pada pemilihan yang berlangsung jam 03.00 Wita itu. Sejatinya ada 560 suara, namun enam suara dinyatakan gugur, yakni empat DPD II dari Sulawesi Tenggara, karena tidak mengantongi ID Card untuk pemilihan. Dua suara lainnya yang dinyatakan gugur adalah dari Ormas Gokmar, yakni Kosgoro dan Soksi. Suara kedua ormas ini gugur karena masih ada dualisme kepemimpinan.

    Pada pemilihan pada putaran pertama, Setnov mengantongi 277 suara, disusul Ade Komarudin 173 suara, Azis Syamsudin 48 suara, Syahrul Yasin Limpo 27 suara, Airlangga Hartarto 14 suara, Mahyudin 2 suara, Priyo Budi Santoso dan Indra Bambang Utoyo masing-masing 1 suara. Suara tidak sah sebanyak 11 suara.

    Dari perolehan suara itu, Ade Komarudin (Akom) dan Setnov sebenarnya bisa melanjutkan pertarungan ke putaran kedua, karena perolehan suara keduanya sudah lebih dari 30 persen. Namun, di luar prediksi, Akom menyatakan mundur dari pertarungan putaran kedua, dan dengan legowo mengakui Setnov sebagai pemenangnya.

    Padahal sebelum pemilihan, kedua kandidat itu bersaing dalam dalam tensi yang panas. Jual beli statemen antar-tim sukses mewarnai dinamika persaingan mereka. Ketua pimpinan sidang, Nurdin Halid, akhirnya mengetuk palu mengesahkan kemenangan Setnov. Akom dan Setnov kemudian saling berpelukan. Demikian pun dengan kandidat lainnya.

     Usai pemilihan, Akom menjelaskan alasan pengunduran dirinya dari putaran kedua. Ketua DPR RI ini ingin menjalankan demokrasi yang efesien dan lebih produktif. “Ya, begini ini demokrasi, harus efi sien. Demokrasi itu harus produktif, demokrasi itu harus untuk memperkuat persatuan, bukan untuk berceraiberai. Jadi, demokrasi kalau diperlihatkan menuju perpecahan, ya kita harus mengendalikan demokrasi itu dengan baik,” ujarnya.

    Menyikapi pengunduran diri Akom, Setnov menyampaikan apresiasi. Ia memuji Akom karena memberi pelajaran politik baru bagi Golkar. “Saya bangga dan hormat pada Pak Ade (Akom), karena memberikan hal yang baru pada Partai Golkar. Saya juga berterima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, dan jabatan ini akan saya pertahankan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, wakil rakyat dari Dapil NTT ini menegaskan akan merangkul seluruh caketum dalam pengurus DPP Golkar untuk bekerjasama membangun kejayaan Partai Golkar. “Ini adalah demokrasi yang baru, kita akan lakukan rekonsiliasi untuk seluruh kader Golkar, untuk pimpinan partai dan untuk Indonesia, caketum yang lain juga akan saya rangkul untuk bekerja bersama-sama,” katanya.

     Selain itu, Setnov akan melepas jabatan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR RI. “Sehingga saya bisa punya cukup waktu untuk bertemu kader di seluruh daerah hingga ke kecamatan dan desa,” katanya. Ia menambahkan, akan menyiapkan program 100 hari kerja, khusus untuk konsolidasi dan menyiapkan strategi memenangkan pilkada serentak.(DN ~ PB).

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com