Anggota DPRD Dorong Pemerintah Perhatikan Nasib Petani - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

5/10/16

Anggota DPRD Dorong Pemerintah Perhatikan Nasib Petani

        

Denpasar, Dewata News.com - Anggota DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana mendorong pemerintah agar memperhatikan nasib petani yang menggarap lahan dengan tujuan dapat mengembalikan daerah ini menjadi daerah swasembada beras.


"Saya lihat para petani penggarap lahan di Bali kurang bergairah, karena sebagai petani dalam kehidupannya dirasa tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu mereka justru petani hanya sebagai pekerjaan sampingan," kata Kariyasa Adnyana, seusai rapat internal DPRD Bali, Rabu.

Ia mengatakan langkah ini tanpa didorong dan diberi kemudahan, dan bila perlu diberi subsidi dalam penanaman padi dan pupuk, maka Bali selamanya akan tergantung dengan beras dari luar Pulau Dewata.

"Kalau kita melihat ke belakang, Bali dahulu adalah surplus beras dan termasuk provinsi produksi padi. Tetapi dengan kondisi sekarang, petani penggarap sering gagal panen dan harga gabah yang rendah tidak bisa menutupi biaya operasional mereka," ucap alumni Fakultas Pertanian Universitas Udayan Denpasar itu.

Ditanya adanya program asuransi bagi petani tersebut, kata Kariyasa Adnyana, di Bali lahan yang diolah para petani penggarap sangat sedikit. Maka untuk mendapatkan klaim pun tidak seberapa dibanding dengan biaya pengolahan lahan pertanian itu.

"Para petani di Bali garapannya tidak luas. Lagi pula pekerja petani sebagian besar adalah masyarakat kurang mampu. Bagaimana bisa mereka juga harus membayar premi asuransi. Karena itu pemerintah daerah perlu memikirkan dan menganggarkan melalui APBD untuk memberi subsidi terkait program asuransi tersebut," ujar polikus PDIP.

Dikatakan, hasil dari produksi pertanian, khususnya di Bali berdasarkan data mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini juga dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya terjadi alih fungsi lahan produktif.

"Lahan produktif pertanian setiap tahunnya terjadi alih fungsi, di antaranya untuk pendukung sektor pariwisata, seperti hotel, vila dan restoran. Selain itu juga semakin banyak menjamurnya menjadi kawasan perumahan," ucapnya.

Kariyasa Adnyana tidak memungkiri juga, kemasan beras asal Bali tetap ada beredar di masyarakat, namun berasnya berasal dari luar Bali.

"Pengusaha pengkemasan lebih kreatif melakukan pemasaran di Bali, dimana kemasannya berlabel nama Bali. Padahal belum tentu berasnya dari Bali, malahan mereka memasok dari luar Pulau Dewata," katanya. (DN ~ ant).

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com