Buleleng, Dewata News.com — Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta, mengatakan illegal loging atau penebangan pohon liar di hutan merupakan faktor penyebab yang nilainya kecil menjadi penyebab bencana alam banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Ketika
mengunjungi lokasi bencana tanah longsor kabupaten yang ada di kabupaten belahan Utara Pulau Dewata, Sudikerta mengisyaratkan hal itu berdasarkan sejumlah informasi yang
berkembang seputar munculnya banjir bandang serta gelondongan kayu yang
hanyut dan merusak sejumlah fasilitas penghubung seperti jembatan serta bangunan pura di kawasan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
.
"Unsur terbesar yang menyebabkan bencana longsor
adalah proses yang melahirkan hujan dalam curah tinggi," tegas Wagub Bali I Ketut Sudikerta, Senen (25/01). .
Kedatangan orang nomor dua di Provinsi Bali ini bertujuan untuk
menyerahkan sejumlah bantuan kepada korban banjir bandang di Kecamatan
Gerokgak yang menimbulkan 92 rumah mengalami kerusakan.
Sudikerta yang selama ini tiada hari tanpa aktivitas saat itu menyaksikan kegiatan evakuasi kayu gelondongan yang sudah
dipotong-potong oleh tim reaksi cepat dari Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng. Selain itu, sejumlah keterlibatan
anggota TNI Angkatan Darat serta masyarakat pun cukup mempercepat proses
pembersihan diseputar lokasi bencana.
Menurut Sudikerta, unsur terbesar yang menyebabkan bencana longsor
adalah proses yang melahirkan hujan dalam curah tinggi. "Air
laut yang menguap dan terbawa angin lalu turun ke perbukitan dan
menyebabkan hujan dalam volume yang besar. Karena lama mengalami
kekeringan, tanah perbukitan yang mendadak terkena air
dalam jumlah besar kemudian menyebabkan tanah jebol lalu munculah
longsor dan banjir bandang," imbuhnya
Selain memberikan sejumlah bantuan, Sudikerta pun memberikan motivasi kepada para korban yang terkena dampak banjir bandang.
"Persoalannya tidak sebatas illegal loging yang sangat kecil berpotensi
menyebabkan banjir bandang. Tetapi karena memang faktor hujan yang
datang dari alam serta sangat sulit bisa dideteksi,” kata Sudikerta
disela kedatangannya memberikan bantuan kepada warga masyarakat Desa
Musi dan Desa Penyabangan.
Menurut Ketua DPD Partai Golkar Bali ini, Kabupaten Buleleng merupakan daerah yang dikelilingi
sejumlah perbukitan. Dengan faktor geografisnya yang cukup rentan
menimbulkan bencana tanah longsor dan banjir bandang, maka diharapkan
masyarakat tidak membangun rumah di kawasan lereng perbukitan.
Selaku Wagub Bali, Sudikerta menghimbau kepada masyarakat agat tidak melakukan illegal loging
dan melakukan penanaman kembali terhadap sejumlah kawasan yang minim
pohon penghijauan. Memotong pohon untuk kebutuhan sendiri, menurut Sudikerta,
juga bisa sepanjang tidak berlebihan serta melakukan penanaman lagi.
“Diusahakan potong satu, lalu setelah itu tanam seribu pohon. Dan bila
perlu lakukan penghijauan lebih banyak untuk menahan tanah dari
perbukitan sehingga bisa terhindar dari bencana tanah longsor serta
banjir bandang,” pungkasnya.
Kegiatan penghijauan, lanjut Sudikerta, merupakan
bentuk pengamalan konsep kepercayaan masyarakat di Bali dan dikenal
dengan sebutan Tri Hita Karana. Konsep Tri Hita Karana merupakan sebuah
konsep pendekatan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama
manusia, dan manusia dengan lingkungan disekitarnya termasuk alam.
Sehingga, akan terjadi sebuah bentuk keseimbangan hidup antara manusia
dengan alam dan bisa menghindarkan manusia dari gangguan bencana alam. (DN ~ TiR).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com