![]() |
Ilustrasi |
Buleleng,
Dewata News.com — Maraknya penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Buleleng, memang
berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat Bali Utara. Berdasarkan data
dari Yayasan Citra Husada Indonesia (YCUI), yang bergerak memerangi penyebaran
HIV/AIDS mencatat, jelang akhir tahun 2015 ini, sudah ada 8 anak yang
dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS.
Ironisnya, 3 dari 8 anak itu sudah
dinyatakan meninggal dunia. Kondisi ini menandakan bahwa penyebaran HIV/AIDS di
Buleleng bukan saja sudah menyasar kaum dewasa semata, melainkan sudah menyasar
anak-anak yang belum mengenal pergaulan bebas. Kemungkinan besar, anak-anak
yang tertular HIV-AIDS itu berasal dari orangtuanya.
Konselor HIV/AIDS YCUI, Ricko Wibawa
mengatakan, anak-anak yang terdeteksi terkena HIV/AIDS mayoritas berusia 2-13
tahun. Bahkan menurutnya, jumlah ini sangat mengkhawatirkan yang dapat
mengancam nasib masa depan anak itu. Sehingga diakuinya, anak-anak yang
dinyatakan positif HIV/AIDS tersebut, rata-rata mendapatkan penyakit tersebut
dari kedua orangtuanya.
“Sisanya, 5 anak masih kami dampingi karena
mereka sangat perlu ada pendampingan. Bahkan, anak-anak itu juga banyak yang
sudah kehilangan orangtuanya, atau saat ini sedang dalam kondisi kritis,” ujar
Ricko yang juga anggota YCUI Buleleng, Selasa (01/12).
Ricko juga menjelaskan, dari data tahun
1999 hingga September 2015 ini, jumlah anak orang dengan HIV (ODHA) di Buleleng
sudah mencapai 24 orang dari total sebanyak 2.479 kasus.
Ia pun tidak memungkiri, penyebaran virus
HIV/AIDS memang sudah tidak dapat dikendalikan lagi. Kendati, pemerintah terus
menggalakkan upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS di Buleleng.
“Dari anak ODHA yang kami dampingi ini,
kebanyakan mereka diasuh oleh keluarga di luar keluarganya, atau diasuh oleh
orangtua tunggal, karena salah satu orangtuanya sudah meninggal,” jelasnya.
Dengan melihat tingginya angka kasus HIV/AIDS di Buleleng, diharapkan adanya kerjasama semua pihak dengan Pemerintah
Buleleng untuk terus melakukan sosialisasi tentang bahayanya HIV/AIDS untuk
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersedia memeriksakan diri. (DN ~
TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com