Gubernur Pastika Dorong Pemerataan Badung Utara dan Selatan - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

12/5/15

Gubernur Pastika Dorong Pemerataan Badung Utara dan Selatan

Foto (c) by : Humas Pemprov Bali

Badung, Dewata News. Com - Gubernur Made Mangku Pastika didampingi Wagub Ketut Sudikerta dan Pimpinan SKPD di Lingkungan Pemprov Bali kembali menggelar Simakrama dengan masyarakat. Dalam simakrama yang berlangsung di Wantilan Desa Petang, Sabtu (5/12), Pastika menyinggung upaya pemerataan pembangunan Badung kawasan utara dan selatan. Sebagai kabupaten terkaya di Bali, Badung mencatat pendapatan perkapita Rp. 33,2 juta/tahun. 

"Mungkin itu perdapatan perkapita tertinggi se-Indonesia," ujarnya. 

Hanya saja, Pastika menilai data itu belum mencerminkan kondisi riil secara keseluruhan. Sebab, Badung wilayah utara masih menyisakan KK miskin yang membutuhkan perhatian. 

"Pendapatan warga Petang harus sama dengan warga Kuta. Ini tantangan untuk bupati yang nanti akan terpilih," tandasnya. 

Dia berharap, Pemkab Badung menjadikan kawasan utara sebagai titik grafitasi dalam pelaksanaan program pembangunan. Dengan demikian, pengentasan kemiskinan akan makin cepat dituntaskan.

Selain menyoroti ketimpangan pembangunan, Gubernur Pastika kembali menyinggung manfaat simakrama. Kata dia, kegiatan ini bertujuan menyerap informasi langsung dari masyarakat terkait program pembangunan yang tengah berjalan. Sebab seringkali program yang telah terancang baik di atas meja, namun di lapangan banyak terjadi penyimpangan. Program JKBM misalnya, meski telah berjalan bertahun-tahun, tapi hingga saat ini masih menyisakan sejumlah persoalan. 

“Masih ada masyarakat yang belum mendapat kartu JKBM. Untuk itu, kami sangat mengharapkan laporan langsung dari masyarakat,” imbuhnya. 

Foto (c) by : Humas Pemprov Bali

Sementara itu, Sementara itu, Penjabat Bupati Badung Nyoman Hari Yudha Saka menegaskan bahwa kawasan Utara memang menjadi titik konsentrasi pembangunan di wilayah tersebut. Kecamatan Petang saat ini tengah dikembangkan sebagai kawasan pertanian produktif dengan pengembangan budidaya asparagus. Budidaya asparagus ini terbukti mampu meningkatkan penghasilan para petani. 

“Kalau sebelumnya lahan satu hektare hanya mampu menghasilkan Rp. 16,5 juta/tahun. Namun dengan budidaya asparagus, para petani bisa meraup Rp. 86 juta/tahun,” ujarnya. 

Saat ini, budidaya asparagus telah dikembangkan di atas lahan seluas 25 hektare. Lebih dari itu, kawasan Petang juga dikembangkan menjadi wisata agro. Selain menggenjot sektor pertanian, bersinergi dengan Pempov Bali, Petang juga mendapat prioritas bantuan bedah rumah dan Simantri.

Simakrama kali ini mendapat sambutan hangat dari warga Petang dan sekitarnya. Desak Ayu Alit Marhaeni sebagai peserta pertama berharap bantuan sosial penyandang disabilitas dan bedah rumah. Dia dan suaminya yang mengalami tuna netra low vision masih harus menanggung pendidikan tiga putra-putri yang beranjak remaja. Pastika langsung memerintahkan Kadis Sosial untuk membantu keluarga asal Desa Pangsan ini.

Sementara I Made Gantiana dari Banjar Sekar Murti, Petang menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan eliminasi dalam pananganan rabies. Menanggapi aspirasi itu, Gubernur Pastika menjelaskan bahwa kebijakan eliminasi tak ditujukan bagi semua anjing. 

“Kalau dipelihara dengan baik dan tak dibiarkan berkeliaran, ya tidak dieleminasi,” ujar 

Pastika seraya menyebut populasi anjing di Bali saat ini telah mencapai 500 ribu ekor. Dia juga menyebut penenganan kasus rabies menyedot anggaran APBD sangat besar. 

“Untuk satu kali vaksin, tiap orang menghabiskan biaya Rp. 140 ribu dan itu harus dilakukan sebanyak 4 kali. Belum lagi tambahan vaksin tetanus. Selain itu, anjingnya juga harus divaksin dan itu sangat menguras energi,” paparnya. 

Guna meminilamisir kemungkinan eliminasi, Pastika menyarankan para penyayang binatang menampung anjing-anjing liar dan merawatnya dengan baik.

Selanjutnya ada Made Sudarma dari Banjar Belawan, Abian Semal yang minta bantuan dalam pengembangan sanggar seni yang tengah dirintisnya. Harapan senada juga disampaikan Gus Topok, seniman drama gong asal Bangli. Dia mengeluhkan sepinya job manggung bagi seniman drama gong ataupun bondres. 

“Sekarang masyarakat lebih tertarik nonton sinetron,” ujarnya. 

Untuk itu, dia mohon perhatian pemerintah terhadap kelanjutan masa depan para seniman. Pastika menilai, aspirasi dua seniman ini merupakan satu peringatan bagi masyarakat untuk lebih menghargai seni. Hanya saja, dia juga mengingatkan bahwa pengaruh kemajuan teknologi informasi yang berkembang sangat pesat tak dapat dibendung. Agar tetap eksis, Pastika menyarankan para seniman mengemas penampilan mereka mengikuti perkembangan jaman agar dapat diterima khalayak.

Peserta lainnya I Nyoman Kita dari Pangsan, Petang minta dukungan dalam pengembangan desa wisata. Sedangkan Sania yang tampil berikutnya mohon perbaikan jalan lintas Kabupaten Badung-Tabanan yang ada di kawasan Petang. Simakrama diakhiri dengan penyerahan bantuan alat pengering padi, alat sosoh padi dan tanaman pohon langka. Usai simakrama, Pastika dan rombongan juga meninjau pelaksanaan program Pemprov Bali di wilayah Petang. (DN - HuM)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com