![]() |
Vokalis Komisi III Klungkung Komang Ludra dari Partai Hanura didampingi
Srikandi PDIP, Ketut Suerni saat melakukan kunjungan kerja di di Dispenda Buleleng,
|
Kendati anggota Dewan Bumi Serombotan dari Partai Hanura Dapil Dawan ini
menyadari, upah pungut yang dilakukan Buleleng, beberapa waktu lalu tersandung
ranah hukum yang menggiring penguasa bersama Kepala Dispenda Buleleng saat itu
ke balik terali besi di LP Kerobokan.
Kepala Bidang (Kabid) PBB Dispenda Buleleng Made Nasa Wibawa tidak menampik
permasalahan yang pernah memunculkan kasus tindak pidana korupsi (tipikor). ”Saat
ini menyangkut insentif upah pungut diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP)
No.69 Tahun 2010 dan dari kisaran 3 – 5%, Buleleng menerapkan kisaran tertinggi
5% yang dijabarkan melalui Keputusan Bupati Buleleng,” kata Nasa Wibawa
mewakili Kepala Dispenda Buleleng Ida Bagus Puja Erawan.
Komisi III DPRD Kabupaten Klungkung dipimpin Ketua-nya Made Jana tanpa
menutup diri belajar mengenai tata kelola pajak daerah maupun retribusi serta
penerimaan lain-lain yang dilaksanakan Dispenda Kabupaten Buleleng.
![]() |
Ketua Komisi III DPRD Klungkung Made Jana ketika memimpin jajaran anggotanya
kunker di Dispenda Buleleng.
|
Sebelas anggota Komisi III Dewan
Klungkung ini, dua diantaranya Srikandi PDIP Ketut Suerni dan Srikandi Partai
Hanura Putu Sri Handayani belajar ke Buleleng, tidak saja melakukan
pembelajaran tata kelola pajak daerah maupun retribusi yang telah mampu memberikan
kontribusi terhadap Penerimaan Asli Daerah (PAD) di Buleleng, tetapi sehari
sebelumnya, Kamis (03/12) juga melakukan kunker terhadap tata kelola jasa pelayanan
medis di RSUD yang ada di Kota Singaraja.
Didampingi Kabid Retribusi
Pendapatan Gede Putu Sentosa, Kabid PPPPutu Kusdiyanto dan Kabid Pajak Daerah, Panca
Wijaya, Kabid PBB Nasa Wibawa memaparkan
secara umum perkembangan PAD Buleleng dari tahun 20109-2015.
”Jika pada tahun anggaran 2010 Dispenda Buleleng dibebani target Rp77,2
miliar terealisir Rp86,9 miliar lebih atau 112,63%, maka pada tahun anggaran
2015 dengan target setelah Perubahan APBD 2015 sebesar Rp264.621.031.215,- dan
hingga 27 November 2015 terealisir Rp264.999.640.567,11 (100/14%),” ungkap Made
Jana .
Kabid PBB Dispenda Buleleng ini atas pertanyaan anggota Dewan lainnya
mengaku, adanya tunggakan PBB maupun PHR, sehingga pihaknya menerapkan strategi
dan kebijakan untuk mencapai target yang dibebankan dengan melakukan validasi
data serta menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat.
Selain itu juga, lanjut Made Nasa Wibawa, memberdayakan para Sedahan di sembilan
Kecamatan untuk mencari wajib pajak yang menunggak dibarengi dengan melakukan
pendekatan kekeluargaan. Sehingga rasa optimis yang senantiasa diyakini Kepala
Dispenda Buleleng Ida Bagus Puja Erawan mencapai target, bahkan terlampaui.
Disisi lain, Nasa Wibawa mengakui, adanya tunggakan PHR yang hampir
mencapai Rp2 miliar dan dengan strategi dan kebijakan yang ditempuh saat ini
sudah 70 persen bisa diselesaikan tunggakan piutang PHR wajib pajak.
Ketua Komisi III DPRD Klungkung Made Jana menyatakan salut atas strategi
dan kebijakan yang diterapkan Dispenda Buleleng dalam mengejar target pajak
daerah maupun retribusi dan sector penerimaan lain-lain, baik secara kwalitas,
maupun kwantitas.
![]() |
Kabid PBB Dispenda Buleleng Made Nesa Wibawa ketika menyerahkan cenderamata
patung Singa Bersayap diterima Ketua Komisi III DPRD Klungkung Made Jana.
|
Kabupaten Klungkung yang luas wilayahnya dengan potensi PAD kecil,
menurut Made Jana, memberdayakan potensi yang ada di Nusa Penida maupun Nusa
Lembongan yang saat ini penerimaan PHR masih jauh dari harapan, sementara potensi
galian C sudah makin menipis.
Ketua Komisi III DPRD Klungkung Made Jana juga menyinggung kegiatan
kunjungannya ke RSUD Buleleng, terkait jasa pelayanan medis. Ternyata di RSUD
Buleleng ini ditempukan adanya sinkronisasi di antara pusat-pusat jasa
pelayanan medis, tidak seperti di Klungkung yang mengakibatkan dampak kepada
masyarakat.
Hal ini menimbulkan keluhan masyarakat Klungkung, seolah-olah rumah
sakit yang tidak baik dalam penerapannya, padahal dari jasa penyedia layanan
ini yang tidak benar..”Ternyata jasa layanan medis di RSUD Buleleng ini luar
biasa, baik menyangkut akurasi data maupun transparansinya dengan
komputerisasi, sementara di Klungkung masih manual,” ungkapnya. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com