Sekretaris PWI Bali: Kualitas SDM Wartawan Memprihatinkan - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/28/15

Sekretaris PWI Bali: Kualitas SDM Wartawan Memprihatinkan

Sarasehan Regional bertajuk "Wartawan di Era Konvergensi Media"
mewarnai acara pelantikan Pengurus PWI Buleleng masa bakti 2015-2018 

Buleleng, Dewata News.com Sekretaris PWI Provinsi Bali Emanuel Dewata Oja tidak menampik kualitas sumber daya manusia (SDM) wartawan di daerah Bali masih rendah.

     Ketika tampil sebagai pembicara pada sarasehan bertajuk ”Wartawan di Era Konvergensi Media” yang mewarnai acara Pelantikan Pengurus PWI Kabupaten Buleleng masal bakti 2015-2018 di Puri Seni Sasana Budaya Singaraja, Edo panggilan akrab Pemred Fajar Bali ini menyimak, setidaknya ada 80 persen pengaduan masyarakat, terkait pelanggaran kode etik jurnalistik (KEJ) yang dilakukan oleh wartawan dalam melaksanakan tugas kewartawanan,

    ”Di Dewan Pers tercatat 80 persen pengaduan masyarakat karena pelanggaran kode etik jurnalistik. Pelangaran kode etik jurnalistik ini berbanding lurus dengan kualitas SDM wartawan. Dan  memang harus kami akui SDM jurnalis agak memprihatinkan,” ujarnya.

     Terkait rendahnya SDM wartawan ini, menurut dia, karena dipengaruhi beberapa factor, di antaranya kemunculan banyak media sejak dimulainya era reformasi. Selkain itu, pertumbuhan media yang sangat pesat ini menuntut media untuk mencari wartawan dalam jumlah banyak sebagai tenaga kerja. ”Sementara banyaknya kebutuhan wartawan ini, tidak diimbangi dengan perekrutan yang professional,” imbuhnya.

    ”Kalau dulu masih media sedikit, setelah diterima dilatih dulu sebelum kerja, sekarang banyak media yang tidak melakukan itu. Pokoknya lamaran masuk, latar belakang nggak jelas bisa jadi wartawan,” tegasnya.

     Dari fenomena dunia kewartawanan semakin dinimati dan diburu, Edo secara gamblang memaparkan, beberapa alasan, di antaranya memiliki kemampuan dan minat menjadi seorang jurnalis. Namun kini, tidak sedikit seseorang memilih profesi wartawan, karena tidak ada lagi pilihan pekerjaannya.

    “Sekarang ada tiga alasan orang jadi wartaan. Pertama karena ilmu, kedua karena minat dan yang ketiga karena kecelakaan. Artinya, tidak diterima kerja di mana-mana dan akhirnya diterima kerja jadi wartawan,” ucapnya.
.
    Menyiasati itu, PWI Bali menjabarkan program PWI Pusat, mengakomodasi wartawan untuk meningkatkan kualitasnya dengan membuat Sekolah Jurnalis Indonesia (SJI). Pendidikan ini diperuntukkan bagi anggota-anggota muda PWI yang ingin memperdalam kemampuan jurnalistik.

     Di sisi lain, ia mengungkapkan konvergensi media di era modern seperti ini tidak dapat lagi dihindari.  Kondisi ini juga berpengaruh terhadap kinerja wartawan.

    ”Sekarang sudah banyak media online yang dapat dibaca di media sosial. Kalau dulu seorang wartawan menulis salah, itu urusan pimred dengan pembaca. Sekarang di online bisa langsung dikomentari, dan wartawan bisa langsung berurusan dengan publik. Karena itu kehati-hatian sangat diperlukan dalam menulis berita,” tandasnya.

    Selain Edo, dalam sarasehan Regional siang itu yang dipandu Made Adnyana Ole,  juga tampil sebagai pembicara Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Buleleng Dr. Ketut Suweca mewakili bupati, sedangkan dari pengamat pers tampil Wakil Rektor Unipas Singaraja Dr. I Wayan Rideng.

    Sebelumnya Ketua PWI Provinsi Bali Dwi Kora Putra mewakili Ketua Umum PWI Pusar Margiono melantik Pengurus PWI Kabupaten Buleleng masa bakti 2015-2018, disaksikan Sekda Buleleng Dewa Ketut Puspaka, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna beserta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, serta para Pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng serta sejumlah undangan lainnya.

    Pengurus PWI Kabupaten Buleleng yang dilantik itu, di antaranya Ketua, Putu Ngurah Aswibawan, Wakil Ketua Ida Putu Karmaya, Sekretaris, Ketyut Wiratmaja dan Bendahara, Ayu Sundari. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com