Bangli, Dewata News.com - Salah satu upaya penting dalam mengurangi resiko atau dampak buruk yang ditimbulkan oleh bahaya bencana alam, khususnya terhadap Gunung Batur yang sewaktu-waktu berpotensi mengalami erupsi demikian terungkap saat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali menggelar Apel Kesiapsiagaan dan Gladi Penanggulangan Bencana, bertempat di Lapangan Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Selasa (22/09).
Pada kesempatan tersebut Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala BPBD Provinsi Bali Dewa Made Indra, mengungkapkan apresiasinya dan mendukung penuh pelaksanaan kegiatan ini.
Mengingat dalam dua tahun terakhir ini banyak gunung berapi di Indonesia memperlihatkan peningkatan aktivitas vulkaniknya, termasuk Gunung Batur yang merupakan salah satu gunung berapi aktif yang ada di Bali. Dalam beberapa peristiwa erupsi/letusan gunung berapi, tercatat ada yang menimbulkan korban jiwa yang cukup banyak, ada yang menimbulkan korban sedikit, bahkan ada yang tidak menimbulkan korban jiwa sama sekali.
Pastika mengungkapkan bahwa, semua besar ataupun kecil resiko tersebut ditimbulkan bukan hanya berasal dari kekuatan letusan gunung berapi atau kekuatan bencana alam tersebut, melainkan seberapa besar upaya-upaya pengurangan resiko bencana yang telah dilakukan sebelum terjadi bencana alam. Sehingga mitigasi penanggulangan bencana seperti ini, yang melibatkan badan pemerintah terkait serta masyarakat sangat penting dilakukan, guna menjalin koordinasi dan komunikasi yang berkesinambungan dalam merespon bencana alam.
Pastika juga berpesan, agar pelaksanaan gladi penanggulangan bencana ini dilaksanakan sungguh-sungguh, dengan skenario yang baik seperti erupsi gunung berapi yang sebenarnya. Semua elemen yang terlibat dalam gladi harus menerapkan prosedur gladi dengan disiplin. Mengingat, ini merupakan langkah awal untuk mengukur tingkat Kesiapsiagaan dalam merespon dengan tepat dan cepat setiap kejadian bencana di Provinsi Bali pada umumnya dan di Kabupaten Bangli pada khususnya. Mengingat dalam dua tahun terakhir ini banyak gunung berapi di Indonesia memperlihatkan peningkatan aktivitas vulkaniknya, termasuk Gunung Batur yang merupakan salah satu gunung berapi aktif yang ada di Bali. Dalam beberapa peristiwa erupsi/letusan gunung berapi, tercatat ada yang menimbulkan korban jiwa yang cukup banyak, ada yang menimbulkan korban sedikit, bahkan ada yang tidak menimbulkan korban jiwa sama sekali.
Pastika mengungkapkan bahwa, semua besar ataupun kecil resiko tersebut ditimbulkan bukan hanya berasal dari kekuatan letusan gunung berapi atau kekuatan bencana alam tersebut, melainkan seberapa besar upaya-upaya pengurangan resiko bencana yang telah dilakukan sebelum terjadi bencana alam. Sehingga mitigasi penanggulangan bencana seperti ini, yang melibatkan badan pemerintah terkait serta masyarakat sangat penting dilakukan, guna menjalin koordinasi dan komunikasi yang berkesinambungan dalam merespon bencana alam.
Acara gladi penanggulangan bencana ini akan dilakukan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 22, 23 dan 25 September 2015 yang meliputi Gladi Ruang, Gladi Posko dan Gladi Lapang, dengan melibatkan 800 peserta dari berbagai sektor seperti Kesehatan, Logistik, TNI, Polri, Pramuka, Palang Merah Indonesia (PMI), Badan SAR Nasional (Basarnas), Masyarakat serta sektor lainnya.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Pejabat Bupati Bangli, Kapolres Bangli, Komandan Kodim 1626 Bangli serta undangan lainya. (DN ~ HuM_Bali).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com