Bangli, Dewata News. Com - Upaya pengentasan kemiskinan menjadi topik hangat pada pelaksanaan Simakrama Gubernur dengan Masyarakat yang berlangsung di Bale Banjar Susut kaja, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Sabtu (26/9). Gubernur Pastika terusik dengan penyataan I Putu Dirga dari Desa Bebalang Bangli yang mempertanyakan keseriusan Pemprov Bali dalam pengentasan kemiskinan. Menjawab pertanyaan itu, Pastika secara tegas menjawab bahwa dirinya sangat serius dalam upaya pengentasan kemiskinan.
"Kalau ditanya serius, saya sangat serius. Karena saya juga berasal dari keluarga miskin," tandasnya.
Keseriusan itu, tambah Pastika, diwujudkan dalam berbagai program yang ditujukan bagi upaya penurunan angka kemiskinan. Mulai dari program JKBM, Bedah Rumah, Simantri, Gerbangsadu, beasiswa miskin dan SMAN/SMKN Bali Mandara yang khusus diperuntukkan bagi siswa dari keluarga miskin. Di bidang kesehatan juga ada layanan operasi katarak gratis yang tiap tahunnya dimanfaatkan kurang lebih 6000 orang. "Rata-rata yang memanfaatkan masyarakat miskin. Biayanya mencapai Rp. 5 juta tiap orang. Kita juga sudah mulai membangun Rumah Sakit Bali Mandara yang bertaraf internasional dan itu nantinya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu," ujarnya.
Untuk mengawal pelaksanaan berbagai program tersebut, Pastika pun kerap memanfaatkan waktu libur untuk turun langsung ke masyarakat.
"Bahkan sampai menginap. Seperti hari ini, saya akan menginap di salah satu rumah penduduk yang menerima program bedah rumah," imbuhnya.
Dilaksanakan sejak tahun 2008 dan saat ini telah memasuki Jilid II, secara makro program Bali Mandara sudah menunjukkan capaian cukup menggembirakan.
"Tahun 2008, angka kemiskinan tercatat 6,7 persen. Saat ini sudah dapat ditekan hingga kisaran 4,7 persen," paparnya.
Lebih dari itu, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Pastika berhasil meningkatkan APBD dari Rp. 1,4 trilyun di tahun 2008 menjadi Rp. 5,4 trilyun di tahun 2015.
"Itulah gambaran secara makro yang menunjukkan perkembangan positif. Kalau dinilai kurang serius, lalu yang serius bagaimana lagi," ujarnya
dengan nada tanya. Pastika pun memberi pemahaman bahwa upaya pengentasan kemiskinan bukan persoalan sederhana dan tak bisa dilaksanakan secara sekaligus. "Karena orang miskin sudah terlalu lama diabaikan," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Pastika kembali menggugah kepekaan krama Bali agar membantu saudaranya yang masih miskin. Dia berharap, gerakan mengatasi kemiskinan dapat dilakukan secara gotong royong mulai tingkat dadia (kelompok kekerabatan,red).
"Kalau ada yang miskin dalam kelompok dadia, yang kaya harus bantu," pintanya.
Selanjutnya, Pastika pun memberi perhatian khusus terhadap Kabupaten Bangli yang saat ini masih menyimpan angka kemiskinan cukup besar yaitu mencapai 6,8 persen. Bahkan, masih ada beberapa desa di wilayah tersebut yang angka kemiskinannya di atas 20 persen. Menurutnya, potensi yang paling cocok digali dan dikembangkan di Bumi Sejuk itu adalah sektor peternakan. Selain itu, dia juga berharap agar masyarakat setempat menjaga kelestarian lingkungan karena Bangli merupakan salah satu daerah pengangga air.
Sementara itu, Penjabat Bupati Bangli I Dewa Gede Mahendra Putra dalam sambutannya menyampaikan bahwa daerahnya memiliki pendapatan yang kecil. Namun demikian, masyarakat Bangli diminta jangan berkecil hati.
“Kecil bukan berarti kalah. Yang penting kita semangat untuk bekerja dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki,” ujarnya.
Selain persoalan kemiskinan, wacana penutupan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) yang dilontarkan anggota DPRD Bali juga dipertanyakan oleh sejumlah peserta Simakrama. Keberatan atas wacana penutupan PB3AS antara lain disampaikan Ketut Wenten Ariawan dan Ketut Marja Abbas. Menurut mereka, penutupan itu sama artinya dengan memasung aspirasi masyarakat. Menjawab keberatan itu, Pastika meyakinkan bahwa PB3AS akan tetap dilaksanakan dan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja. Kata Pastika, PB3AS bertujuan untuk menyerap aspirasi dan merangsang masyarakat Bali agar lebih berani bicara. Selanjutnya ada penyampaian aspirasi terkait pembangunan infrastuktur antara lain permohonan lahan pengganti laba Pura Puseh Bale Agung oleh AA. Oka Winaya dari Susut Bangli, permohonan bantuan untuk pembangunan pasar desa oleh I Made Pulasari dari Banjar Penatahan Susut Bangli dan permohonan bantuan untuk pembangunan pasar seni dan jalan usaha tani oleh Perbekel Desa Undisan I Wayan Budiartha. Isu nasional seperti aktualisasi nilai-nilai pancasila, rangkap jabatan menteri hingga persoalan niskala juga mengemuka pada pelaksanaan simakrama kali ini.
Selanjutnya ada Pak Ogah Taman Pancing yang menyampaikan komitmennya ikut menjaga Bali dengan menjadi relawan. Selain membantu mengatasi kemacetan, dia juga keliling Bali membersihkan fasilitas umum dari tempelan brosur. Terhadap permohonan bantuan pembangunan infrastruktur, Gubernur Pastika akan melakukan kajian lebih lanjut dan menyesuaikan dengan kemampuan APBD. Dia pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas sumbangsih Pak Ogah Taman Pancing.
"Apa yang dia kerjakan, mungkin terkesan remeh. Tapi manfaatnya dapat kita rasakan," pungkasnya.
Simakrama diakhiri dengan penyerahan bibit tanaman langka dan makanan tambahan bagi sejumlah SD di wilayah Susut dan Selat, Kabupaten Bangli. Makanan tambahan secara simbolis diserahkan Ny.Ayu Pastika. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com