Pemedek Kerauhan Lari Kencang Masuki Pelinggih Mobil di Pura Paluang - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/3/15

Pemedek Kerauhan Lari Kencang Masuki Pelinggih Mobil di Pura Paluang

Fhoto (c) Tribunebali

Klungkung, Dewata News.com — Seorang pemuda tiba-tiba berlari kencang dari arah jaba pura saat seorang pemangku memanjatkan mantra pujawali. Langkahnya cepat dan tegas.  

     Sebelum memasuki area pura, ia mematahkan salah satu tedung yang dipasang dengan satu tangan. Pemuda tersebut langsung berlari masuk ke pelinggih yang berbentuk mobil, padahal di depannya terdapat tulisan “ten dados ngeranjing”(tidak boleh masuk).

     Sejurus kemudian, sejumlah pecalang datang untuk  berjaga-jaga di sekitar pelinggih tersebut.
Sebelumnya, seluruh pelinggih Pura Paluang dihias sedemikian rupa. Dibalut kain berwarna emas, putih, kuning dan poleng.  Sejumlah lelontek dan tedung pun dipasang di beberapa titik.

     Tampak sejumlah warga menghaturkan sesaji atau canang sari di pelinggih-pelinggih pura. Sembari mengepalkan tangan dan berteriak “ireng” (hitam), sang pemuda  tadi, berkali-kali berteriak tapi tak satu pun pecalang yang menghampirinya. Tak lama pemuda itu jatuh dan lemas.

    Kurang dari 5 menit teriakan menyeruak di sisi pura lainnya, seorang perempuan yang mengguyang (geletak) sembari berteriak meminta agar seluruh pemedek duduk dengan rapi.

      Perintah tersebut dituruti oleh seluruh pemedek yang hadir saat upacara piodalan di Pura Paluang, Desa Bunga Mekar, Dusun/Banjar Karang Dawa, Nusa Penida, Klungkung, Bali, di ujung barat Pulau Nusa Penida ini, Sabtu (29/08).

     Kerahuan pun dilanjutkan oleh beberapa warga. Ada yang menari dengan cepat, ada yang loncat-loncat, ada yang meminta arak. Ada juga yang meminta ayam hitam.

    Warga yang melihat adegan tersebut seolah tidak berani bergerak dari tempat duduknya. Warga hanya memperhatikan laku orang kesurupan tersebut.

     Bahkan ada sejumlah warga yang mencakupkan tangannya di atas kepala memohon penganugerahan kepada beliau yang melinggih di Pura Paluang.

    Menurut Bendesa Adat, Wayan Partai, yang saat itu menyaksikan seluruh rangkaian upacara, warga yang mengalami kerauhan memang dibiarkan kelelahan dan sadar dengan sendirinya. Jika diladeni, permintaannya kadang aneh-aneh.

     ”Kami biarkan saja begitu, warga yang lain juga akan membiarkannya, itu sudah biasa di sini. Jika diladeni akan menjadi-jadi permintaannya. Biar ia lelah dan tergeletak, saat itulah kami bantu untuk memapahnya. Yang penting ia tidak merusak sarana dan prasarana upacara saja” jelas Wayan.
 
     Wayan mengakui, acara piodalan dilaksanakan setiap hari Tumpek Krulut, yang kebetulan saat itu bertepatan dengan Purnama. Jadi, persembahyangan dilaksanakan tepat di atas bulan Purnama, sembari ditemani deburan ombak dan angin laut yang berada di belakang pura.

    Adapun urutan upacara piodalan ialah  upacara melasti pada pukul 10.00-11.00 Wita, dilanjutkan dengan upacara pujawali pukul 17.00 wita, dipuput oleh pemangku.

    Saat pujawali berlangsung, dipentaskan tari sakral bertajuk Demang Temenggung yang hanya ditarikan oleh warga Karang Dawa dan tari rejang dewa, kemudian dilanjutkan tarian hiburan dari anak muda, berupa tari kontemporer. Malam harinya warga mengatur ayah untuk mekemit.

     Dalam upacara piodalan tersebut tampak sejumlah warga datang membawa gebogan buah serta banten. Tidak hanya warga lokal, terdapat pula sejumlah pemedek yang berasal dari Denpasar dan Kabupaten Badung. Biaya piodalan pura rata-rata menghabiskan dana  Rp10 sampai Rp15 juta.  Dana tersebut didapat dari dana punia para pemedek yang datang ke Pura Paluang. 

    ”Sebulan sekali biasanya kita rapat, saat itu kita membuka kotak dana punia, lumayan hasilnya. Kita tidak pernah membebankan biaya  apa pun pada krama banjar. Sebab, di sini kalau dikenakan biaya susah juga,” ujarnya. (DN ~ Ant).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com