Pemprov Bali Gelar Dialog dengan Akademisi via Video Conference - Dewata News
Gold Ads (1170 x 350)

6/19/15

demo-image

Pemprov Bali Gelar Dialog dengan Akademisi via Video Conference

DSC_3771


Denpasar, Dewata News. Com - Program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Provinsi Bali melalui program Bali Mandara akan mampu berjalan dengan baik jika diorganisir dan dilaksanakan oleh orang – orang yang  memiliki kompetensi. Untuk itu para lulusan perguruan tinggi dituntut memiliki kualitas yang diatas rata – rata dan memiliki semangat kerja keras yang tinggi untuk turut terlibat dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mendukung Program Bali Mandara.  Demikan disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam dialog yang dilakukan melalui Video Conference dengan Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja (Undiksha) dan Universitas Warmadewa (Unwar)  Denpasar , Kamis (18/6).

Menurutnya  keberadaan SDM yang berkualitas tersebut tidak saja mendukung program Bali Mandara namun juga harus disiapkan untuk menghadapi era globalisasi dan jelang pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di akhir tahun ini . 

“Karena yang berkualitas ah yang akan mampu untuk survive, kalau tidak memiliki kualitas kita akan diijak – injak oleh orang lain,” tegas Pastika. 

DSC_3779

Oleh karena tersebut Pastika mengharapkan agar para mahasiswa mampu untuk menggali potensi diri yang dimiliki sebaik baiknya. “Saya sangat bangga melihat jika mahasiswa tersebut optimis dalam menghadapi masa depan, kalian telah berada di kampus terbaik yang ada di Bali jadi saya harap kalian mampu mengembangkan diri kalian dengan baik apalagi dengan kondisi saat ini dimana perebutan sumber daya yang semakin kejam yang menuntut kalian untuk selalu survive dan bersaing,” imbuh Pastika.

Sementara itu Rektor Undiksha Dr Nyoman Jampel, M.Pd menyatakan bahwa secara umum pihaknya sangat mengapresiasi  pelaksanaan program Bali Mandara yang saat ini dinilainya telah mampu memberikan pengaruh positif  kepada perekonomian Bali dalam upaya engentasan kemiskinan. Ia memaparkan pihaknya juga telah melaksanakan program – program yang relevan dan mendukung program Bali Mandara seperti turut menciptakan generasi muda yang berkualitas . 

Selain itu Undiksha juga melakukan berbagai kegiatan yang berupa turun ke masyarakat berupa Kuliah  Kerja Nyata  dan juga turut memberikan perhatian terhadap lingkungan. Jampel juga menympaikan bahwa saat ini Undiksha sedang kekurangan dosen untuk menangani 14.000 mahasiswa yang tengah menuntut ilmu di sana. Ia  memohon dukungan dari Pemprov Bali agar fakultas kedokteran di Undiksha segera terealisasikan. Senada dengan Rektor Undiksha, Rektor Warmadewa Prof. Dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E.,Sp.ParK, juga menyatakan apresiasinya terhadap program Bali Mandara, dan pihaknya juga telah mendukung program – program tersebut dengan banyaknya penelitian yang dilakukan terkait dengan program – program tersebut dan juga banyaknya dosen dan mahasiswa  dari universitas Warmadewa yang menjadi tim pendamping baik pada program Simantri dan Gerbangsadu. Widjana juga menginginkan agar bantuan perpustakaan yang dijanjikan oleh Pemprov Bali agar segera direalisasikan.

Dalam sesi tanya jawab 3 program unggulan Bali Mandara menjadi sorotan yang menarik bagi para mahasiswa. Yang pertama mengenai perkembangan dari program Gerbangsadu dan daerah – daerah apa yang menjadi prioritas yang disampaikan oleh I Gusti Ayu Ratna Sari yang merupakan mahasiswa Undiksha Fakultas Ilmu Sejarah. Selain Gerbangsadu, perkembangan Simantri yang dimana proses pemasaran hasil simantri berupa bio urine yang masih dianggap kurang sukses dan juga bagaimana peran dari pemerintah dalam menanggulangi hal tersebut dipertanyakan oleh Navisa Nur Aini Mahasiswi fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa. 

Keberadaan JKBM yang ditakutkan akan menjadi tumpang tindih dengan program JKN dengan kartunya yakni Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dilakukan pemerintah pusat juga menjadi sorotan yang sama – sama dipertanyakan oleh 2 mahasiswa dari Undiksa dan Warmadewa yakni Kadek Ayu Sagita Putri dari Fakultas Kedokteran Warmadewa dan Putu Nita Pradnyani dari Fakultas Pendidikan Guru PAUD Undiksha. Selain itu ada juga yang menanyakan tentang bagaimana kelanjutan dari program Bali Mandara setelah akhir masa jabatan dari Gubernur Pastika.

Menanggapi pertanyaan – pertanyaan tersebut Gubernur Pastika menjelaskan bahwa program Bali Mandara ini harus berlanjut sampai jilid 5, sehingga masyarakat Bali tersebut bisa mencapai sejahtera. Oleh karena itu Gubernur Pastika menghimbau kepada masyarakat agar kedepannya mampu memilih seorang pemimpin yang bijaksana dan memperhatikan kondisi dari masyarakatnya. Sementara terkait dengan program Gerbangsadu Gubernur Pastika menjelaskan bahwa yang menjadi prioritas adalah desa – desa yang sangat miskin dengan tingkat kemiskinan sebesar 35%, desa –desa tersebut akan diberikan batuan sebesar 1 milyar 20 juta yang dimana penggunaannya diharapkan mampu untuk mendongkrak perekonomian dari desa tersebut.  Sehingga jika yang 35% tersebut telah habis makan batas tersebut di naikkan menjadi 25% dan begitu seterusnya. 

“Untuk Gerbangsadu ini kita prioritaskan desa yang memiliki tingkat kemiskinan yang sant parah,” jelas Pastika. 

Sementara itu mengenai hasil Simantri yang masih kurang diminati, Gubernur Pastika menjelaskan bahwa hal yang demikian kita harus perkenalkan dari diri kita sendiri, ia menjelaskan bahwa dirinya juga telah menggunakan hasil dari simantri tersebut baik itu pupuk organi dan bio urine dan ternyata memang memiliki hasil yang sangat bagus dan kedepannya ia mengaku telah berusaha untuk mengajak kerja sama pihak – pihak petani dan hotel – hotel untuk menggunakan hasil dari simantri tersbut sehingga mampu dengan segera untuk mewujudkan Bali Organik. 

Mengenai JKBM yang dikhawatirkan tumpang tindih dengan Kartu Indonesia Sehat, Gubernur Pastika menjelaskan bahwa JKBM tersebut tidak tumpang tindih dengan KIS jadi JKBM tersebut menanggung masyarakat yang tidak memiliki KIS dan bahkan sampai saat ini KIS tersebut belum turun ke masyarakat. Selain itu KIS tersebut merupakan program turunan dari BPJS yang dimana program tersebut bersifat asuransi dan masyarakat wajib membayar berbeda dengan JKBM bukan merupakan asuransi yang mewajibkan masyarakat untuk mebayar namun semuanya telah ditanggung oleh pemerintah dan jika tidak ada tanggungan uang tersebut akan kembali ke pemerintah berbeda dengan KIS jika tidak ada tanggungan maka uang yang vtelah dibayarkan tersebut akan hangus.
 
Video Conference ini berlangsung kurang lebih selama satu jam dan  disiarkan secara langsung oleh TVRI Bali. Acara dialog iniditutup dengan penyerahan kenang kenangan  kepada Rektor Warmadewa dan Rektor UndIksha melalui perwakilan yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Bali di dua titik lokasi tersebut.

Dalam videoconference tersebut,Gubernur Bali di dampingi Wagub Ketut Sudikerta,Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Sugawa Kory,Sekda Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun beserta kepala SKPD di lingkungan Pemprov Bali. (DN - HuM)

Pages