Jejak Penghormatan untuk Danghyang Nirartha - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

5/10/15

Jejak Penghormatan untuk Danghyang Nirartha




Jembrana, Dewata News.com — Pura Perancak juga memiliki aspek kesejarahannya tersendiri. Ialah Danghyang Nirartha yang berasal dari Blambangan, Jawa Timur, yang berperan besar dan erat kaitannya dengan Pura Perancak ini.

    Alkisah, sampailah Danghyang Nirartha di kawasan Jembrana, dengan membawa serta istri dan keluarganya yang lain. Danghyang Nirartha yang merupakan seorang Brahmana Hindu terkemuka kemudian banyak mengamalkan ilmunya kepada masyarakat setempat. Kala itu, penguasa di Jembrana bernama I Gusti Ngurah Rangsasa terkenal sebagai pemimpin yang lalim dan sewenang-wenang kepada rakyatnya.

     Sampailah pada suatu hari dimana Danghyang Nirartha menemui I Gusti Ngurah di purinya (sebagian masyarakat menyebutnya pura). Kemudian I Gusti Ngurah meminta bersembahyang dan bersujud didepannya laiknya rakyat kepada pemimpinnya. Pada awalnya, Danghyang Nirartha menolak. Namun karena terus dipaksa, akhirnya beliaupun menuruti keinginan Gusti Ngurah.

    Namun keanehan segera terjadi. Ketika Danghyang Nirartha yang merupakan sosok alim dan berilmu linuhung (tinggi) hendak bersembahyang di pura tersebut tiba-tiba batu yang tengah diduduki oleh I Gusti Ngurah pun pecah. Sontak semua yang ada ditempat itupun ketakutan, termasuk juga I Gusti Ngurah sendiri.

    Maka, karena menganggap bahwa dirinya telah kalah secara wibawa dan ilmu maka I Gusti Ngurah kemudian memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut dan bertapa di suatu daerah sampai ajal menjemputnya. Pasca meninggalnya I Gusti Ngurah, masyarakat setempat kemudian membangun sebuah pura bernama Pura Ratu Gede Rangsasa yang dimaksudkan untuk menghormati berbagai jasa dan kenangan selama hidupnya.

     Tak hanya itu, untuk menghormati jasa-jasa Danghyang Nirartha, masyarakat pun membangun sebuah pura yang berlokasi di sekitar bekas puri kediaman I Gusti Ngurah dengan diberinama Pura Encak atau Pura Perancak.

Struktur Pura
    Pada dasarnya Pura Perancak ini memiliki tiga halaman yakni Nista Mandala, Madya Mandala dan juga Utama Mandala. Di halaman pertama atau Nista Mandala terdapat sekitar 8 buah bangunan pelinggih yang diantaranya Pelinggih Padmasana yang difungsikan sebagai tempat untuk melaukan sembahyang kepada Sanghyang Widhi Wasa, Pelinggih Meru Tumpang Tiga yang difungsikan untuk memberikan penghormatan kepada jasa-jasa Danghyang Nirartha yang telah banyak mengajarkan tentang agama Hindu kepada penduduk setempat. Selain itu, ada juga bangunan pelinggih lainnya yang hanya bisa dijumpai kalau menyempatkan diri mengunjungi Pura Perancak yang sangat bersejarah dan bernilai filosofis tinggi ini. (DN~*).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com