Petani Desa Tanglad, Perlu Teknologi Pengolahan Kacang - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

12/19/13

Petani Desa Tanglad, Perlu Teknologi Pengolahan Kacang

Copyright : Sunai Dewata


Dewata News - Klungkung

Desa Tanglad merupakan salah satu desa yang terletak di pulau Nusa Penida. Berada pada daerah yang tinggi membuat desa ini perlu usaha lebih untuk mengakses air. Begitupula dengan pertaniannya. Petani di Desa Tanglad hanya dapat bercocok tanam ketika musim hujan. Itupun berupa tegalan dan biasanya menanam kacang-kacangan seperti kacang tanah atau jagung.

Jika diliat komoditi  yang paling meninjol adalah kacang tanah. Hal ini diungkapkan oleh I Wayan Bangsa, Perbekel Desa Tanglad. Ia menyatakan, meski hasil produksi banyak petani belum dapat maksimal dalam mendapat keuntungan serta masih jauh dari kesejahteraan.

Wayan Bangsa memaparkan adanya kendala dalam sistem pengolahan dari biji kotor menjadi biji bersih. “Untuk mendapat biji bersih petani disini masih menggunakan cara tradisional seperti memukul dengan bambu,” tuturnya. Padahal untuk membersihkan kacang tanah menjadi biji bersih saat ini sudah dapat menggunakan blender atau mesin selip kacang yang biasa disebut ‘eler’.

Wayan Bagsa yang saat itu ditemani oleh Putu Negara selaku Kaur Pembangunan Desa Tanglad menyatakan memang sangat susah untuk mendapatkan alat tersebu. “Untuk mendapat alat itu disni jarang karena jangkauan membeli alat jauh dan mahal,” imbuh Putu Negara.

Meski ada kelompok tani, petani belum juga bisa membeli alat itu secara berkelompok. Hanya satu atau dua orang yang memang tingkat perekonomian yang lebih tinggi saja yang dapat memilikinya. Namun rata-rata orang tersebut berasal dari kota diluar desa Tanglad.

Akibatnya sistem pemasaran petani akhirnya dengan menjual ke pengepul atau tengkulak kecil. Ini yang mengakibatkan petani masih jauh dari kesejahteraan. Putu Negara dan Wayan Bangsa berharap adanya bantuan terutama dari pemerintah untuk mendukung pertanian warga di Desa Tanglad. “Ya, saya kami harap agar perkembangan petani di Desa ini diperhatikan. Dengan adanya ‘eler’ itu kan petani bisa langsung mengolah dan tidak lagi ‘pasrah’ kepada tengkulak,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com