Limbah Kerang Warnai Mangrove Tuban - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/11/13

Limbah Kerang Warnai Mangrove Tuban




Dewata News - Badung

Kondisi Hutan Mangrove dikawasan Tuban ternyata benar-benar memprihatinkan. Khususnya kondisi yang langsung berbatasan dengan perumahan warga. Tampak gundukan kulit kerang menimbun sisi selatan mangrove kawasan Gang Padang Seni Tuban. Limbah kerang ini berasal dari pengrajin kerang industri rumahan dikawasan tersebut. Lurah Tuban, I Gede Raka yang ditemui dalam acara Kerja Bakti bersama Forum Peduli Mangrove menyatakan kondisi tersebut sangat parah. Belum lagi masyarakat ternyata membuang sampah ke hutan mangrove. “Kondisinya sangat parah. Warga kita ternyata 100 persen buang sampah ke mangrove,” ungkapnya. Tidak hanya kerang, beberapa limbah ternak ayam juga ditemukan dipinggir pemukiman warga.

Melihat kondisi itu, Raka akan berkoordinasi dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat agar segera melayangkan surat untuk masing-masing penduduk agar tidak lagi membuang limbahnya ke hutan mangrove. Untuk membantu pembuangan sampah ia juga akan membantu dalam memperbanyak tempat sampah dikawasan itu. Terkait limbah ternak, jika tidak ada tanggapan dari masyarakat mengenai surat yang akan dilayangkan maka pihaknya akan bertindak tegas untuk memeberi sanksi, seperti diberitakan Sunari Dewata .

Lanjutnya, untuk membersihkan kawasan mangrove ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk mempercepat proses pelestarian mangrove.

Hal senada diungkapkan ketua FPM Tuban, Wayan Sunarta. Pihaknya akan melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui Satgas FPM. Selain itu akan melakukan pemantauan secara berkala. ” Nanti 5 orang satgas Tuban akan diturunkan secara intensif untuk untuk pembersihan mangrove dan melakukan pendekatan kepada masyarakat,” ungkapnya. Mengenai kandang ayam sendiri pihaknya menyatakan telah menyampaikan kepada masyarakat agar dilakukan pembongkaran. “Kandang ayam itu sudah disampaikan langsung akan dibongkar. Nanti kita akan follow up seminggu lagi untuk cek ke lapangan,”imbuhnya.

Selain itu Raka dan Sunarta mengaku mendapat temuan baru terkait kontrol dari dinas kehutanan mengenai penjagaan kawasan mangrove. Kawasan kandang ayam tersebut tampak melewati batas patok dari Dinas Kehutanan. Namun beberapa masyarakat mengakui hal tersebut telah mendapat ijin dari petugas kehutanan. “Tadi beberapa warga mengaku ke kita bahwa Dinas Kehutanan jarang melakukan kontrol. Mereka mengaku diberikan menempatkan kandang ayam disana tapi jangan permanen. Bahasanya petugas itu, boleh untuk tempat berteduh, tpi jangan permanen,” ungkap Raka seraya menyayangkan ketidaktegasan Dinas Kehutanan akan pelestarian mangrove. 

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com