Denpasar, dewatanews.com - Pemanfaatan sisa hasil pertanian kini menjadi terobosan penting dalam dunia kesehatan masyarakat melalui pengembangan pangan fungsional. Limbah kulit dan daun jeruk, yang semula hanya dianggap sisa produksi, terbukti menyimpan senyawa aktif yang mampu mengatasi berbagai keluhan kesehatan modern secara ilmiah.
Sistem pangan fungsional di Jepang memberikan standar ketat bagi produk yang memiliki klaim kesehatan. Prof. Takuya Sugahara, Ph.D., dari Food and Health Function Research Center di Universitas Ehime, menekankan bahwa klasifikasi yang jelas sangat krusial untuk melindungi konsumen.
"Sistem Foods with Function Claims (FFC) memungkinkan produsen melabeli fungsi kesehatan pada kemasan berdasarkan tanggung jawab mereka sendiri, asalkan didukung bukti ilmiah yang kuat," kata Sugahara dalam paparan saat kegiatan visiting profesor yang dilaksanakan Fakultas pertanian, Sains dan Teknologi, Universitas Warmadewa pada Senin (29/12). Hal ini memastikan bahwa manfaat yang dirasakan publik bukan sekadar janji pemasaran, melainkan hasil verifikasi data yang transparan.
Kandungan senyawa Nobiletin dalam kulit jeruk memiliki peran krusial dalam menekan reaksi alergi. Hasil pengujian pada tingkat sel menunjukkan bahwa Nobiletin bekerja menghambat proses degranulasi pada sel basofil, pemicu utama gejala bersin dan gatal-gatal.
Sugahara menjelaskan bahwa efektivitas perlindungan tubuh ini akan meningkat drastis jika zat tersebut dikonsumsi dalam formulasi yang tepat. "Asupan simultan antara nobiletin dan beta-lactoglobulin (protein yogurt) telah dilaporkan secara klinis mampu mengurangi ketidaknyamanan mata dan hidung akibat debu maupun serbuk sari," tuturnya. Penemuan ini menunjukkan bahwa kombinasi sederhana antara limbah jeruk dan yogurt dapat menjadi solusi praktis bagi penderita alergi.
Sedangkan ekstraksi daun jeruk melalui metode filtrasi khusus menghasilkan senyawa Hesperidin yang efektif meredam peradangan. Dalam analisis terhadap model sindrom respons inflamasi sistemik (SIRS), ditemukan bahwa ekstrak ini secara aktif memodulasi sistem imun agar tidak beraksi secara berlebihan.
Poin utama dalam temuan Sugahara menyatakan bahwa ekstrak daun jeruk bekerja dengan cara yang presisi di tingkat seluler. "Ekstrak daun jeruk mengurangi kadar mediator pro-inflamasi dan secara bersamaan meningkatkan kadar mediator anti-inflamasi di dalam serum serta organ vital seperti hati dan limpa," jelasnya. Mekanisme ini membuktikan bahwa bahan alami mampu menjinakkan badai peradangan tanpa mengganggu fungsi alami sel dalam melawan benda asing.
Integrasi antara riset laboratorium dan pemanfaatan limbah pertanian menciptakan ekosistem kesehatan yang berkelanjutan. Transformasi daun jeruk menjadi produk seperti teh kesehatan fungsional menegaskan sebuah prinsip penting dalam sains pangan masa depan.
Sugahara menegaskan potensi besar dari sumber daya yang selama ini terabaikan. "Daun jeruk merupakan sumber daya yang sangat efektif sebagai bahan pangan fungsional," pungkasnya. Pengetahuan ini mendorong masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih asupan yang memiliki landasan ilmiah kuat demi menjaga ketahanan tubuh jangka panjang.
Sedangkan Dekan Fakultas Pertanian, Sains, dan Teknologi (FPST) Universitas Warmadewa adalah Prof. Dr. Ir. Luh Suriati, M.Si menyatakan kehadiran Prof. Sugahara merupakan suatu kehormatan yang istimewa. Beliau merupakan salah satu dari sedikit akademisi yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa di bidang Makanan Fungsional dan telah menghasilkan karya-karya berpengaruh secara internasional. Kuliah umum beliau yang berjudul "Pengembangan Makanan Fungsional Menggunakan Buah Sitrus" diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.
“Saya ingin menekankan bahwa acara ini bukan hanya sekadar kuliah umum, tetapi juga kesempatan berharga bagi kita semua untuk memperluas jaringan akademik dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan institusi pendidikan terkemuka seperti Universitas Ehime” ungkap Suriati .
Menurutnya, kerja sama internasional seperti ini sangat penting untuk mengembangkan riset dan pengajaran, serta membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek relevan di masa depan. Salah satu tujuan acara ini adalah untuk memfasilitasi dialog konstruktif antara akademisi dari berbagai negara dan disiplin ilmu.
“Saya mendorong rekan-rekan dosen dan mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab setelah kuliah. Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk mendalami ide-ide yang disampaikan oleh Prof. Sugahara dan mendiskusikan tantangan dan peluang yang dihadapi dalam bidang Pengembangan Makanan Fungsional Menggunakan Buah Sitrus,” paparnya.

No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com