Badung, dewatanews.com - Korea Tourism Organization (KTO) kembali menyelenggarakan Partners Day sekaligus program Global Proof of Concept (PoC) atau proyek uji coba sebagai upaya memperkuat kolaborasi antara startup Korea di bidang pariwisata dan teknologi perjalanan (travel-tech) dengan industri lokal di Asia Tenggara.
Acara yang di gelar di Cocoon Beach Club Seminyak, Badung, Bali ini bertujuan untuk mempertemukan perusahaan Korea potensial dengan mitra bisnis di Kawasan Asia Tenggara, guna membuka peluang terbentuknya model bisnis baru.
Pada tahun lalu, program uji coba langsung (testbed) berhasil dilaksanakan di Bali dengan capaian dua proyek PoC, di antaranya:
• Onda – Natya Hotel Group: Penandatanganan kontrak ekspor DX Solution senilai sekitar US$120 ribu per tahun.
• Starpickers/Byeoldareogaja – Dinas Pariwisata Bali: Penandatanganan MoU pembangunan infrastruktur keselamatan wisata sepeda motor senilai US$72 ribu per tahun.
![]() |
| Executive Director of the Tourism Companies Support Department KTO, Lee Yonggeun |
“Lebih dari sekadar verifikasi teknologi, program ini diharapkan dapat membuktikan potensi penerapannya di pasar nyata dan menciptakan model bisnis baru bersama mitra lokal”, ungkap Executive Director of the Tourism Companies Support Department KTO, Lee Yonggeun kepada media ini, Jumat (12/9) sore.
Dikatakan Lee Yonggeun, pada Partners Day kali ini, terdapat delapan startup potensial yang menampilkan beragam teknologi dan konten, dengan menawarkan solusi yang relevan untuk pasar Asia Tenggara:
1. H2O Hospitality – Penyedia solusi digital operasional akomodasi dengan pengalaman kerja
sama bersama OTA multinasional di kawasan Asia Tenggara.
2. Woori Kids Plus – Menawarkan solusi OEM ramah lingkungan untuk fasilitas hotel dan maskapai. Pada 2022, perusahaan ini meraih penghargaan kemasan di pameran internasional Cosmetic 360 di Paris.
3. UniUni – Mengembangkan solusi manajemen ruang “SAVY” berbasis deep learning yang menjamin keamanan privasi. Pada 2024 menandatangani MoU dengan perusahaan di Malaysia.
4. emCT – Menyediakan layanan pengendalian terpadu fasilitas jarak jauh “VIDIAPP,” dengan proyek yang telah berjalan di Vietnam, AS, dan kerja sama dengan anak perusahaan LG.
5. NUUA – Startup berbasis teknologi SaaS untuk digitalisasi distribusi tiket pesawat. Pada 2021 terpilih sebagai Tech Partner Singapore Airlines dan menjadi perusahaan Korea pertama dengan sertifikasi ARM Index dari IATA.
6. Byeolttarogaja (Star Pickers) – Mengoperasikan solusi pengendalian mobilitas kecil “RiderLog,” dengan ekspansi ke Indonesia dan Laos.
7. ONDA – Platform penjualan akomodasi dengan rekam jejak kontrak di Thailand, Jepang, dan partisipasi dalam IHTF.
8. Tripbtoz – Platform perjalanan berbasis Web3, didukung investasi VC global serta kerja sama dengan dinas pariwisata dan lembaga pemerintah di berbagai negara.
Diungkapkan Lee Yonggeun, Startup Korea memiliki keunggulan pada pemanfaatan teknologi berbasis ICT, analisis data, dan solusi pemasaran digital yang mampu meningkatkan kenyamanan sekaligus pengalaman wisatawan.
“Dengan kolaborasi bersama mitra lokal yang memiliki kekayaan sumber daya pariwisata serta jaringan pasar, diharapkan lahir model kerja sama inovatif yang memberikan nilai tambah bagi wisatawan di Asia Tenggara. Sektor yang paling potensial mencakup solusi digital untuk pengalaman wisata, sistem reservasi dan pembayaran pintar, serta teknologi ramah lingkungan untuk mendorong pariwisata berkelanjutan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Indonesia menjadi salah satu pasar utama yang terus menunjukkan pertumbuhan. Pada 2024, jumlah wisatawan Indonesia ke Korea mencapai 336.185 orang, menembus rekor pertama kali di atas 300 ribu, atau mencapai 120,7% dibandingkan 2019 (pra-pandemi). Sementara pada paruh pertama 2025, tercatat 187.689 wisatawan, meningkat 14,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan diperkirakan akan kembali mencetak rekor tahunan. Pertumbuhan ini didorong tren K-Culture serta kebijakan kemudahan visa, di mana mulai 1 September 2025 dokumen SPT tidak lagi diwajibkan.
![]() |
| Pertemuan Executive Director of the Tourism Companies Support Department KTO, Lee Yonggeun dengan KADIN Bali |
Sementara untuk memperluas kunjungan wisatawan insentif perusahaan asal Indonesia, KTO meluncurkan kampanye khusus sejak 8 September 2025. Dimana setiap peserta grup insentif yang bepergian ke Korea akan mendapatkan dukungan berupa incentive fee sebesar Rp100.000/orang (±9.000 won) yang diberikan kepada agen perjalanan. Selain itu , KTO Jakarta juga akan mengadakan seminar online pada 15 September 2025 untuk memperkenalkan destinasi MICE terbaru di Korea sekaligus sosialisasi kampanye khusus ini.
“Melalui dukungan dan kampanye khusus ini, kami optimis pasar insentif Indonesia akan kembali menggeliat. Kami ingin menjadikan Korea destinasi unggulan tidak hanya bagi wisatawan umum, tetapi juga bagi perusahaan Indonesia yang mencari destinasi insentif terbaik”, imbuh Lee Yonggeun.
Untuk diketahui, KTO Jakarta merupakan sebuah lembaga nirlaba resmi di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Republik Korea dan berada di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia, bertugas mempromosikan pariwisata Korea di Indonesia, dengan fokus pada pengembangan konten wisata, memperkuat kerja sama internasional, serta mendukung pertumbuhan industri pariwisata global berbasis inovasi.




No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com