Genggong Kutus Batuan Wakili Bali di Lokovasia, Gaungkan Pelestarian dan Inovasi Musik Tradisional - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/23/25

Genggong Kutus Batuan Wakili Bali di Lokovasia, Gaungkan Pelestarian dan Inovasi Musik Tradisional


Gianyar, dewatanews..com - Sanggar Genggong Kutus Batuan berhasil lolos seleksi Lokovasia 2025, forum nasional besutan Kementerian Kebudayaan RI yang berfokus pada konservasi dan inovasi alat musik tradisional. Dari Bali, hanya dua peserta yang terpilih, salah satunya adalah kelompok asal Gianyar ini.

Adalah I Wayan Eka Putra Udyana (31), komposer sekaligus penggerak Genggong Kutus, yang akan membawakan karya bertajuk “Sulur”. Karya ini menghadirkan pendekatan berbeda dalam eksplorasi genggong—alat musik tradisional bambu khas Bali yang biasanya dimainkan bersama suling, kendang, ceng-ceng, hingga gong klentik.

“Di Lokovasia, saya ingin berangkat dari teknik permainan genggong itu sendiri. Bagaimana mengolah nada dari rahang, kerongkongan, hingga pengaturan hembusan angin,” jelas Eka, Senin (22/9).

Menurutnya, dalam tradisi genggong jarang ditemukan lompatan nada sejauh empat nada. Di situlah ia berinovasi, mencoba menemukan metode baru yang tetap berpijak pada akar tradisi, namun memberi ruang bunyi lebih luas.

Eka mengaku motivasi ikut Lokovasia sejalan dengan semangat Genggong Kutus: menjaga tradisi sekaligus membuka ruang kreasi. “Tujuan utama kami menuntut ilmu, sejauh mana inovasi genggong bisa dikembangkan. Kami juga ingin mendapat pembinaan agar Genggong Kutus terus berkembang,” ujarnya.

Lokovasia berlangsung sejak Juli 2025 dengan sesi mentoring oleh para maestro musik tradisi di Yogyakarta, Solo, hingga Bali. Puncaknya, seluruh peserta akan tampil dalam eksibisi dan presentasi karya di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 22–30 Oktober mendatang.

Bagi Eka, keterlibatan ini bukan sekadar pementasan, melainkan langkah awal memperluas peran genggong di kancah nasional. “Seni itu jalan panjang. Yang penting kita tetap menjaga akar, sambil berani mencari cabang baru. Semoga genggong bisa bergema ke panggung dunia,” kata pria asal Banjar Kutri, Desa Singapadu Tengah, Gianyar itu.

Dengan terpilihnya Genggong Kutus di Lokovasia, harapan pun tumbuh agar alat musik yang dulu sering mengiringi tari katak ini kian mendapat tempat sebagai medium ekspresi lintas zaman—tetap lestari, namun terus berinovasi. (DN - STY)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com