Denpasar, dewatanews.com - Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta secara resmi membuka Silaturahmi Kerja Wilayah (SILAKWIL) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah (Orwil) Bali tahun 2025 dengan tema “Peningkatan IMTAQ dan IPTEK dalam Rangka Inklusifitas ICMI untuk Pembangunan Bali”. Prosesi pembukaan tersebut ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Koster, beserta Wagub Giri Prasta dan sejumlah undangan lainnya di Aula Kampus ITB STIKOM Bali pada Minggu (2/3).
Gubernur Koster sendiri menyampaikan selamat sekaligus mengucapkan apresiasi terhadap peran ICMI dalam mendukung kemajuan Bali serta memastikan pemerintah daerah akan terus mendukung organisasi cendekiawan dalam meningkatkan daya saing masyarakat, khususnya dalam pengembangan produk lokal.
“Kami ingin masyarakat Bali tetap maju dan berkembang, sesuai dengan visi pembangunan Bali untuk 100 tahun ke depan," tukas Gubernur Bali dihadapan lebih dari 300 peserta yang hadir.
Menurutnya pula, organisasi kemasyarakatan seperti ICMI juga memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia, inovasi, serta produk lokal Bali agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun global. Ia mengambil contoh produk bunga gumitir yang banyak digunakan sebagai sarana upakara di Bali ternyata sebagian besar menggunakan produk Thailand.
“Saking tergantungnya pada bunga gumitir bahkan bisa pengaruhi inflasi di Bali. Padahal Bunga dari Thailand ini sekali masa panen langsung mati, jadi harus beli lagi, canggih juga politik dagangnya,” kata Gubernur asal Sembiran Kabupaten Buleleng ini.
Karenanya Gubernur Koster tergelitik untuk mengembangkan produk bunga gumitir lokal Bali yang tak kalah dari produk asal Thailand dan dinamai Gumitir Sudamala bersama Universitas Udayana dan Institut Pertanian Bogor.
“Hasilnya bagus, warnanya beragam dan saya mengharapkan ICMI sebagai organisasi intelektual juga bisa turut ambil bagian dalam riset-riset seperti ini, dan membantu mengembangkan produk lokal Bali,” tutur Gubernur Koster.
“Kita sudah punya anugerah, selain tanah yang subur juga branding Bali yang sudah mendunia, beras Bali, salak Bali,jeruk Bali, mangga Bali, kopi Bali, semuanya terkenal tinggal bagaimana kita bisa menjadikan produk lokal tersebut sumber penghidupan utama kita di Bali,” tambahnya.
Tantangan besarnya, menurut Gubernur Bali adalah alih fungsi lahan pertanian yang semakin masif yang menyebabkan produk lokal terutama pertanian akan makin menyusut produksinya sehingga akan meningkatkan ketergantungan pada produk impor di masa yang akan datang.
“Kalau hubungan politik tetap baik mungkin tidak masalah, kalau tidak? Bisa ada embargo dan pastinya akan ada kebijakan protektif tiap negara untuk produk lokalnya. Makanya kita harus mengembangkan sendiri produk lokal kita,” imbuhnya lagi.
Sementara itu Ketua ICMI Orwil Bali, Hj. Farida Hanum dalam sambutannya menjelaskan bahwa agenda utama SILAKWIL 2025 adalah untuk mengevaluasi program kerja yang telah dilaksanakan serta merancang program kerja baru yang dapat disinergikan dengan kebijakan pemerintah.
"Kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Oleh karena itu, kami ingin memastikan bahwa program kerja ICMI dapat selaras dengan visi pembangunan Bali ke depan," ujar Farida Hanum.
Dengan terselenggaranya SILAKWIL 2025, diharapkan kolaborasi antara ICMI, pemerintah daerah, dan berbagai elemen masyarakat dapat semakin erat dalam menciptakan Bali yang inklusif, maju, dan harmonis.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com