Denpasar, dewatanews.com - Radang amandel atau tonsilitis adalah kondisi ketika amandel atau tonsil mengalami peradangan. Meski paling sering menyerang anak-anak, kondisi ini dapat terjadi pada orang dewasa juga, bahkan lansia.
Amandel sebenarnya memiliki fungsi penting dalam mencegah infeksi. Terutama pada anak-anak. Namun, kelenjar kecil ini mulai tergantikan fungsinya, seiring menguatnya daya tahan tubuh.
Seperti dilansir dari idikabbanjarnegara.org, sebagai Ikatan Dokter Indonesia yakni organisasi profesi kedokteran yang menaungi dokter di seluruh Indonesia, peradangan pada kelenjar ini dapat menyebabkan berbagai gejala yang mengganggu. Jika tidak tertangani, kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi yang serius.
Penyebab radang amandel sering kali terjadi akibat virus, tapi tak menutup kemungkinan bisa karena infeksi bakteri. Penularan bakteri atau virus pada penyakit ini terjadi melalui kontak langsung.
Misalnya, saat kamu tanpa sengaja memegang permukaan yang telah terkontaminasi virus atau bakteri. Ini juga bisa menular jika kamu tidak sengaja menghirup percikan liur dari pengidapnya.
Terdapat beberapa virus penyebab radang amandel yang cukup umum, yaitu:
• Rubella, merupakan virus penyebab campak.
• Adenovirus, merupakan virus penyebab diare.
• Enterovirus, merupakan virus penyebab penyakit mulut, kaki dan tangan.
• Influenza, merupakan virus penyebab flu.
• Rhinovirus, merupakan virus penyebab pilek.
Ada beberapa gejala radang amandel yang perlu kamu waspadai.
Nah, berikut gejala radang amandel berdasarkan jenisnya:
1. Radang amandel akut
Jenis ini terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, biasanya beberapa hari hingga dua minggu.
Umumnya, disebabkan oleh infeksi virus (seperti virus flu atau virus Epstein-Barr) atau infeksi bakteri (seperti Streptococcus pyogenes).
Gejalanya berupa sakit tenggorokan yang parah, demam, pembengkakan tonsil, nyeri saat menelan, kelenjar getah bening di leher yang membengkak, dan kadang-kadang munculnya bercak putih atau nanah pada tonsil.
2. Radang amandel kronis
Bedanya dengan akut, radang amandel kronis berlangsung lama atau sering kambuh, serta bisa berlangsung lebih dari beberapa bulan.
Nah, infeksi berulang atau infeksi yang tidak sembuh total dapat menyebabkan tonsilitis kronis. Faktor-faktor lain termasuk paparan iritasi kronis (seperti asap rokok) dan alergi.
Gejalanya adalah radang yang berlangsung lama, seperti sakit tenggorokan ringan yang menetap, bau mulut, tonsil yang membesar terus-menerus, dan rasa tidak nyaman di tenggorokan.
3. Radang amandel berulang
Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami beberapa episode tonsilitis akut dalam satu tahun. Penyebab umumnya mirip dengan tonsilitis akut.
Namun, ada sejumlah faktor yang memicu frekuensi kekambuhan, seperti sistem kekebalan tubuh yang lemah, paparan infeksi, dan faktor lingkungan.
Gejalanya sama dengan tonsilitis akut, tetapi episode terjadi beberapa kali dalam setahun. Setiap episode ditandai dengan gejala yang intens.
Biasanya, pada anak-anak, gejala lain yang dapat terjadi adalah penurunan nafsu makan dan menjadi lebih rewel.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com