Buleleng, dewatanews.com - Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana seusai Sidang Peripurna mengadakan klarifikasi terkait adanya kekecewaan sekaha gong lengendaris yang batal pada kesempatan kedua saat menampilkan tarian di acara penutupan HUT Kota Singaraja ke 420 di Lapangan Bhuana Patra.
Senin, (1/4) bertempat di Ruang Sidang DPRD Kabupaten Buleleng dihadapan para awak media Pj. Lihadnyana menyampaikan klarifikasi atas viralnya video kekecewaan salah satu penari dan sekaha gong legendaris yang batal menampilkan tarian di acara HUT Kota Singaraja ke 420 kemarin. Lihadnyana menyampaikan awalnya sudah melakukan pertemuan langsung saat itu juga bersama klian sekaha gong serta melakukan klarifikasi dan sudah diterima dengan baik. Pihaknya menyampaikan keesokan harinya juga sudah melakukan upacara guru piduka kepada sekaha gong dari Banjar Paketan dan Jagaraga.
"Intinya Pemkab Buleleng tidak hanya hari ini bahkan dari tahun lalu selalu memberikan prioritas terhadap pelaku seni, adat dan musisi serta selalu memberikan ruang untuk tampil," sambungnya.
Kedepan pihaknya akan terus melakukan evaluasi bahwasannya kesenian tradisional tidak bisa dipadukan dengan kesenian modern dan harus dikhususkan. "Ini mengingatkan kita bahwa hidup akan terus berproses dan selalu akan ada evaluasi untuk arah yang lebih baik," ucapnya.
Lihadnyana kembali menjelaskan bahwa kesenian gong legendaris ini tidak dibatalkan, sebelumnya sudah tampil namun hanya diselangi oleh band dan penampilan fashions show. Untuk itu, akan dievaluasi kembali karena gong legendaris ini memiliki taksu tersendiri dan tidak bisa diselingi dengan kesenian modern.
Menyikapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Buleleng akan kembali memberikan ruang tampil kepada pelaku seni khususnya yang akan tampil di acara Pesta Kesenian Bali (PKB) mendatang untuk unjuk gigi dihadapan masyarakat Buleleng yang rencananya akan diselenggarakan di Taman Bung Karno.
"Pra PKB kita akan pentaskan dulu disini, itu artinya komitmen pemerintah tidak akan pernah surut untuk memberikan ruang dan prioritas terhadap pelaku seni kita dan harus bangga bahwa di Buleleng sangat banyak memiliki maestro orang Buleleng. Mungkin pengaturannya akan kita evaluasi kembali," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com