Gianyar, dewatanews.com - Tangis Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini tak terbendung saat kunjungan ke Krisna Oleh-Oleh Bali di Banjar Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar pada Selasa (26/03).
Diterima langsung oleh Gusti Ngurah Anom alias Ajik Krisna, pemilik Krisna Oleh Oleh Bali, saat kunjungan kerja di Gianyar, Bali, dalam Program (PENA) Pahlawan Ekonomi Nusantara.
Bukan air mata mantan Walikota Surabaya tersebut harus diusap tissu berkali kali menyaksikan bagaimana kreatifitas warga difabel yang ikut membesarkan pariwisata Bali melalui karya kreatifnya membuat produk jajan khas Ajik Krisna.
Bahkan menurut Risma, produk-produk UMKM karya tangan difabel ini sama nilainya dengan pekerja biasannya.
Dijual di pusat oleh oleh harganya pun menjadi lebih tinggi dan kontan saja menjadi sumner ekonomi baru bagi diri sendiri dan keluarganya.
Sedangkan dalam perkembangannya Ajik Krisna juga akan menambah kapasitas produski dengan mendirikannpabrik baru dilahan seluas 2,5 hektar.
"Kini sudah disiapkan dan target mulai dikerjakan awal 2025 tahun depan" ungkap ajik krisna. Dan yang membanggakan, pekerja yang akan di berdayakan dalam Pengelolaan Pabrik seratus persen warga difabel. "Kami akan pekerjakan seluruhnya warga difabel, " tambahnya.
Selain produksi lokal Krisna oleh oleh Bali, menteri sosial juga menyoroti tentang kwalitas dan pangsa pasar Garam Kusamba Klungkung.
"Untuk garam Kusamba Klungkung jug pasar a sudah lama diproduksi. Kualitasnya sangat bagus. Dulu di (pasar) lokal Rp 7 ribu per kilogram. Saat ini terus diperbaiki dan menjadi produk spa dengan sedikit sentuhan teknologi. Harganya pun naik menjadi Rp 18 ribu per kilogram," ujar Risma saat mengantarkan produk Pena tersebut di Krisna Oleh Oleh Bali, Desa Blangsing, Blahbatuh, Gianyar, Bali.
Sementara selain priduksi lokal Bali, produk minyak kayu putih dari Pulau Buru di Maluku yang dipasarkan Risma. Dia mengatakan kedua produk itu merupakan produk lokal dari hasil alam yang melimpah.
"Minyak kayu putih asal Pulau Buru ini, sudah diproduksi lama tapi hanya konsumsi lokal saja, kini kami antarkan dengan dipasarkan di oleh-oleh terbesar di Bali, karena Bali pusatnya kunjungan wisata dunia," urai Risma.
Ngurah Anom mengamini pernyataan Risma. Dia mengaku selalu siap untuk bekerja sama dengan pelaku UMKM. Mulai dari produk makanan ringan, garam, hingga kayu putih.
"Kami siap untuk bekerja sama, dengan harapan masyarakat ikut sejahtera," ujar Anom.
Pembuat minyak kayu putih khas Pulau Buru, Fausan Abdul Rahman, yang ikut dalam kunjungan tersebut mengatakan di Pulau Buru kayu putih sangat melimpah dan biasa digunakan untuk rempah-rempah. Awalnya, masyarakat hanya memanfaatkan untuk obat dan dijual murah.
"Sebelum dikemas dalam wadah kecil yang lebih bagus, produk kami awalnya dibuat biasa saja untuk obat balur dalam wadah jeriken. Sekarang kami dilatih oleh Krisna untuk mengemas dan produk sudah siap jual," tutur Rahman. (DN - Sty)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com