Petani Padi di Subak Timbul Bertahan Bercocok Tanam Gunakan Pupuk Organik - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

5/24/23

Petani Padi di Subak Timbul Bertahan Bercocok Tanam Gunakan Pupuk Organik



Gianyar, dewatanews.com - Patut di acungi jempol, ditengah sulitnya mendapatkan pupuk kimia, petani di Subak Timbul, Desa Pupuan, Tegallalang, Gianyar, justru bertahan mengelola lahan pertanian memanfaatkan pupuk organik. 

I Made Mica, adalah petani yang sudah delapan kali masa panen, atau sekitar empat tahun tetap menggunakan pupuk organik. Dituturkannya, Rabu (24/5), dari menggunakan pupuk ini hasilnya jauh lebih maksimal dari menggunakan pupuk kimia. 

Ini bisa dibuktikan dengan jumlah buliran padi yang lebih banyak dari buah padi yang menggunakan pupuk organik. "Saya sudah mencoba selama delapan masa panen, dan hasil memuaskan buat saya," tuturnya saat panen padi. 

Sementara itu, berfikir berbeda dengan petani lainnya untuk menggunakan pupuk organik, selain lebih mudah karena langsung menghasilkan pupuk organik dari ternak peliharaannya, cara ini juga jauh lebih ekonomis dibanding harus membeli pupuk kimia serta obat-obatan lainnya. 

Selain itu, kwalitas butiran padi lebih bermutu, hampir tidak ada yang membusuk saat panen. Juga untuk memelihara habitat sawah, speeti belut, keong dan lainnya, bercocok tanam dengan cara organik malah meringankan beban, 

Selain pupuk bisa didapat dengan mudah dari kotoran ternak, sekaligus jerami bekas hasil panen juga dimanfaatkan untuk. 

Dengan bercocok tanam organik, panen padi jenis ini bisa menghasilkan rata-rata 60 kilogram per are. Model bercocok tanam padi inipun mendapatkan dukungan dari I Nyoman Parta, anggota DPR-RI asal Guwang, Sukawati, Gianyar. Pihaknya optimistis kedepan ini akan menjadi pilihan petani untuk bercicik tanam padi. 

Nyoman Parta menyebut, dari tanah yang memiliki kwalitas baik, ini juga akan menghasilkan tanaman yang berkwalitas. "Kan bisa kita perbandingkan ya, dengan menggunakan pupuk organik dan petani yang menggunakan pupuk kimia," paparnya. 

Hanya saja diakui masih ada kecendrungan petani yang ingin serba mudah termasuk penggunaan media pupuk kimia untuk merawat tanaman. Ini perlu diberikan sosialisasi lebih luas, untuk menghasilkan hasilnpanen yang lebih bermutu, kwalitas dan kwantitas yang diinginkan. 

Terlebih pupuk organik kini bisa didapat dengan mudah, bukan saja bagi peternak , namun petani lain yang tidak memiliki teenak juga bisa mendapatkan puolpuk organik melalui TPS 3R yang dibangun pemerintah. 

Senada dengan itu, Perbekel Desa Pupuan, I Wayan Sumatra, juga mengaku siap bekerjasama dengan Petani untuk penyedian hingga pengolahan pupuk organik. "Kita bisa bangun kemitraan dengan konsep saling menguntungkan dengan petani penghasil kotoran ternak, pengolah hingga pemakai dilapangan," ungkapnya.

Dengan cara ini, petani akan tetap bertahan ditengah tantangan sulitnya menjadi petani, tanpa sentuhan tehnologi. Harapnya kedepan petani, utamanya petani padi akan dapat bekerja dan menghasilkan panen sesuai harapan. (DN - Sty)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com