Kembangkan Riset Sesuai Kebutuhan Pembangunan Bali, Gubernur Koster Tandatangani Kerjasama dengan UI - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/3/22

Kembangkan Riset Sesuai Kebutuhan Pembangunan Bali, Gubernur Koster Tandatangani Kerjasama dengan UI



Denpasar, dewatanews.com - Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik kerjasama antar Pemerintah Daerah dan Universitas Indonesia (UI) yang disebutnya merupakan upaya nyata mengintegrasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan pembangunan daerah. 

“Saya berpikir, bagaimana Tri Dharma Perguruan Tinggi bisa diintegrasikan dengan pembangunan daerah. Perguruan tinggi punya sumber daya manusia, punya pengetahuan yang bisa diaplikasikan untuk menyokong pembangunan daerah. Ada pula riset dan pengabdian masyarakat dan di Bali saya integrasikan untuk membangun Bali,” kata Gubernur Koster dalam Penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama Pemerintah Provinsi Bali dengan Universitas Indonesia, di Ruang Rapat Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar, pada Senin (3/10) pagi. 

Menurut Gubernur, Bali sangat berkepentingan dan juga sedang giat mengupayakan agar hasil riset yang ada mampu dijadikan bagian dari pembangunan daerah dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pembangunan itu sendiri.

“Bali kebetulan sudah punya Brida (Badan Riset dan Inovasi Daerah, red) bahkan sebelum adanya BRIN (Badan Riset dan Inovasi nasional, red),” tukas Gubernur. 

Riset terkait yang dikedepankan Gubernur Koster antara lain terkait sektor pangan dan pertanian hulu hingga hilir. 

“Kami ingin menjamin pertanian organik yang tidak mencemari. Kedaulatan pangan tujuan kami, bukan sekedar ketahanan pangan. Kami ingin memenuhi kebutuhan dengan sumber daya alam yang ada di Bali. Riset kita dorong untuk ditingkatkan produksi di tengah makin sempitnya lahan,” jelasnya. 

Dikatakan Gubernur asal Sembiran, Kabupaten Buleleng ini sejatinya Produk asal Bali sangat melekat dengan branding yang dikenal luas di masyarakat contohnya Beras Bali, Jeruk Bali Manggis Bali, Garam Bali hingga Arak Bali. 

“Belum lagi kebutuhan bunga yang sangat tinggi. Sayangnya selama ini ternyata banyak kebutuhan kita yang datang dari luar. Maka kami dorong juga riset lain untuk mengatasi persoalan ini,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini. 
 
Selain itu, Gubernur Koster juga menggarisbawahi bahwa Bali juga tengah beranjak menuju mandiri energi lewat kebijakan energi bersih dan energi baru terbarukan. 

Sekarang masih Paiton. Kebijakan kami ada pergub energi bersih. Juga sangat konsen dengan pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai sebagai upaya untuk menjadikan Bali lebih ramah lingkungan. “ Inpres kan baru keluar tahun ini, sedangkan kami sudah ada Pergub-nya sejak 2019,” katanya menyangkut kebijakan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai. 

Penggunaan produk lokal disebut alumnus ITB Bandung ini juga digencarkan dengan kebijakan penggunaan produk lokal yang tidak hanya untuk menjaga produk-produk lokal khas Bali namun juga mampu menumbuhkan sektor ekonomi kerakyatan pulau Dewata. 

“Ekonomi rakyat tumbuh dan semua berasal dari UMKM atau IKM yang digeluti masyarakat lokal. Kami tidak ijinkan industri besar masuk untuk menjaga ekonomi lokal dan kerakyatan. Kami ingin semua resource alam di Bali bisa punya nilai ekonomi tumbuh di Bali dan menghidupi masyarakat. Ini yang sedang kita bangun, agar Bali mampu berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan,” tambahnya. 
 
Sementara itu Rektor UI Prof Ari Kuncoro mengungkapkan nota kesepahaman ini merupakan sebuah langkah dari perubahan filosofis perguruan tinggi yang kini tidak hanya ‘tenggelam’ dalam penciptaan ilmu namun juga mampu berperan dalam pembangunan terutama di daerah. Langkah tersebut dengan mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu bidang pendidikan dan pelatihan, bidang kajian konsultasi dan layanan, serta bidang pengabdian masyarakat.

”Suatu kehormatan kami bisa mengikatkan diri dengan Bali,” tukasnya. 

Ari juga menjelaskan di tengah kondisi global saat ini dimana pandemi global bisa muncul dan peperangan bisa terjadi membuat situasi dunia kian tidak menentu, arus globalisasi yang mendewakan penghasilan dari ekspor /impor bisa dengan mudah berubah menjadi de-globalisasi. 

“Jadi negara yang bisa bertahan di kondisi seperti ini adalah yang punya populasi (tinggi,re), punya pertanian, perguruan tinggi yang punya riset. Filosofinya kita harus bisa menyeimbangkan sumber daya lokal dan tidak bisa bertahan lagi dengan sumber dari luar,” katanya menyinggung. 

Terkait Bali, Prof Ari menjelaskan bahwa posisi Bali yang ada tepat di tengah-tengah Indonesia bisa diartikan sebagai posisi yang sangat sentral dan vital bagi Indonesia. 

“Ibaratnya Bali itu ‘libero-nya’ Indonesia jika diibaratkan sepakbola. Jika Bali tumbuh menjadi Bali baru, maka Bali bisa menjadi ikon Indonesia bukan hanya bicara sektor pariwisata. Bali punya ‘talenta’, punya sejarah, punya budaya, punya produk ekspor dan image sebagai kawasan pariwisata,” imbuhnya. 

Di akhir prosesi penandatangan kesepakatan bersama tersebut, Gubernur Wayan Koster juga berkesempatan memberikan buku ‘Ekonomi kerthi bali’ kepada Rektor UI beserta jajaran yang hadir. Buku yang ditulis sendiri oleh Gubernur Koster, mengenai Konsep Ekonomi Kerthi Bali dengan memiliki enam sektor unggulannya akan mewujudkan perekonomian Bali yang harmonis terhadap alam, berbasis sumber daya lokal dan menjaga kearifan lokal, ramah lingkungan, berkualitas, bernilai tambah, tangguh, berdaya saing, serta berkelanjutan.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com