Buleleng, dewatanews.com - Sampah plastik merupakan limbah anorganik yang banyak kita temui pada limbah rumah tangga. Hal ini dikarenakan penggunaan plastik di berbagai aktivitas keseharian masyarakat masih cukup tinggi. Masyarakat terbiasa menggunakan aneka ragam plastik untuk pembungkus bahan baku makanan dan minuman, makanan jadi, dan jajanan karena dianggap lebih praktis dan kedap cairan. Tidak heran jika limbah plastik kian hari kian menumpuk dan mencemari lingkungan baik daratan maupun lautan.
Plastik merupakan limbah anorganik yang sulit diurai secara alami. Hal ini dikarenakan bahan dasar plastik berasal dari ampas bahan bakar minyak bumi yang telah disaring. Diperlukan proses selama ratusan tahun untuk mengurai plastik secara alami, terlebih bahan baku plastik dapat meracuni makhluk hidup dan lingkungan.
Perilaku kebiasaan masyarakat menggunakan plastik nampaknya tidak mudah diubah. Hal ini tentu memberikan efek jangka panjang seperti mengurangi kesuburan tanah, mengganggu ekosisten alam, dan masalah pencemaran lingkungan lainnya. Pada kasus yang lebih parah, plastik akan menyebabkan ‘tsunami plastik’ karena terlalu banyak ditimbun.
Akibatnya, banyak makhluk hidup yang mati karena plastik dikonsumsi oleh hewan laut dan darat, bahkan riset menunjukkan bahwa di perut hewan laut di kedalaman laut Papua, ditemukan limbah plastik.
Bencana dan tsunami plastik akan selalu menghantui ekosistem alam di bumi, jika tidak disertai pencegahan dan penanganan yang tepat. Beberapa solusi seperti pemilahan sampah hingga daur ulang plastik nampaknya belum sepenuhnya menekan limbah plastik,tentunya permasalahan ini harus dicarikan solusi untuk mengatasinya.
Untuk mengatasi permasalahan sampah plastik, SD Negeri 1 Lemukih bersama Dosen Politeknik Ganesha Guru dan Mahasiswa Undiksha yang tergabung dalam kampus mengajar angkatan IV membuat ecobrick.
Ecobrick adalah batu bata ramah lingkungan yang dapat dibuat dengan sangat mudah. Sampah plastik dimasukan kedalam botol kemudian dipadatkan. Ecobrick dapat dimanfaatkan sebagai kursi, meja, pembatas ruangan, kebun dan yang lainnya. Membuat ecobrick merupakan langkah inovatif sebagai solusi dari permasalahan sampah.
Menurut kepala sekolah SD Negeri 1 Lemukih I Ketut Sukria, S.Pd. mengatakan siswa sangat antusias untuk membuat ecobrick, bahkan siswa membawa sendiri sampah plastik dari rumah sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sampah plastik yang dihasilkan, kemudian setiap hari Sabtu bersama-sama di sekolah membuat ecobrick.
Kegiatan membuat ecobrick di sekolah di bina oleh dosen pembimbing lapangan kampus mengajar angkatan IV yaitu Dr. Komang Anik Sugiani, S.Pd., M.Pd yang merupakan dosen Politeknik Ganesha Guru bersama mahasiswa Undiksha. Diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan semangat anak-anak untuk menjaga lingkungan dan kepedulian terhadap lingkungan.
Ecobrick yang di hasilkan nantinya akan dimanfaatkan sebagai meja, kursi dan kebun, kami sangat berharap sekolah-sekolah yang lain membuat kegiatan yang sama agar semakin banyak kegiatan yang dapat mengurangi dan manfaatkan sampah plastik menajdi barang yang bermanfaat. Mari tingkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com