Dihadiri Ribuan Masyarakat, Gubernur Koster Rayakan Rahina Tumpek Krulut dengan Meriah di Ardha Candra - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

7/24/22

Dihadiri Ribuan Masyarakat, Gubernur Koster Rayakan Rahina Tumpek Krulut dengan Meriah di Ardha Candra

Denpasar, dewatanews.com - Gubernur Bali, Wayan Koster, rayakan Rahina Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih/Hari Kasih Sayang Dresta Bali, pada hari ini Sabtu (Saniscara Kliwon, Krulut), 23 Juli 2022, di Panggung Terbuka Ardha Candra, Denpasar.

Perayaan Tumpek Krulut merupakan implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru, Pemerintah Provinsi menginisiasi Perayaan Rahina Tumpek Krulut dengan Upacara Jana Kerthi melalui Instruksi Gubernur Bali Nomor 08 Tahun 2022.

Nilai-nilai adiluhung Sad Kerthi perlu dipahami, dihayati, diterapkan, dan dilaksanakan secara menyeluruh, konsisten, berkelanjutan dengan tertib, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab oleh seluruh masyarakat Bali secara Niskala dan Sakala. Tumpek merupakan hari yang sakral karena pertemuan dua waktu transisi, yaitu: Kliwon (waktu terakhir dalam siklus Panca Wara) dan Saniscara (waktu terakhir dalam siklus Sapta Wara). Tumpek Krulut adalah tumpek yang keempat dari enam Tumpek yang ada dalam siklus kalender Bali.

Secara filosofis makna perayaan Tumpek Krulut adalah “Menstanakan Dewa Keindahan” dalam diri manusia, agar manusia senantiasa diberikan kesenangan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Keindahan (lango) banyak terdapat dalam karya seni, seperti gamelan atau musik. Secara psikologis musik memiliki kedayaan estetik untuk mempengaruhi suasana hati menjadi lebih senang. Oleh karena itulah para leluhur Bali memberi wejangan agar Kita selalu memuliakan gamelan. 

"Sebagaimana tersurat dalam Lontar Prakempa dan Aji Gurnita, hari yang baik atau Dewasa Ayu untuk mengupacarai Sarwa Tetangguran atau Gamelan adalah Rahina Tumpek Krulut. Pada Rahina Tumpek Krulut Kita memuja Dewa Iswara atau Kawiswara sebagai Dewa Keindahan, memohon waranugraha agar manusia terus menerus diberi kesenangan dan kebahagiaan Niskala-Sakala," ujar Koster.

Selain dengan cara mendengarkan dan memainkan Gamelan, rasa senang dan kebahagiaan dalam diri manusia juga dapat dicapai dengan membangun Tresna Asih/Kasih Sayang terhadap sesama manusia dan melakukan aktivitas kebersamaan. Dalam kaitan inilah Tumpek Krulut juga identik dengan Rahina Tresna Asih/Hari Kasih Sayang.
 
Tresna Asih berarti kasih sayang, berarti pula Penyucian dan Pemuliaan Manusia, sebagaimana ajaran kearifan lokal Jana Kerthi. Secara Niskala, tadi pagi Pemerintah Provinsi Bali telah melaksanakan Upacara Otonan Gamelan dan persembahyangan bersama bertempat di Pura Gelap, Besakih, Kabupaten Karangasem. Pura Gelap merupakan stana dari Dewa Iswara.

Pemuliaan Manusia secara Sakala, dirayakan di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali yang dihadiri para siswa, mahasiswa, dan masyarakat. Pemuliaan secara hakiki berarti hidup yang menghidupi; urip yang menguripi; tumbuh bersama, berkembang bersama, maju bersama, manfaat bersama, dan bahagia bersama. Perayaan Rahina Tumpek Krulut diisi dengan berbagai aktivitas, seperti kepedulian sosial, saling mengasihi dan menyayangi, memberi penghargaan, memberi hadiah, serta melakukan aktivitas kebersamaan pada malam ini.

Kebersamaan dalam Perayaan Rahina Tumpek Krulut merupakan pemuliaan manusia sekaligus penghormatan terhadap kebudayaan, sebagai pencapaian budhi dan daya cipta manusia. Oleh karena itu, bertepatan dengan Rahina Tumpek Krulut, Pemerintah Provinsi Bali memberi ruang seluas-luasnya kepada Seniman dan Yowana Bali untuk menampilkan berbagai kreasi seni. 

"Malam ini, Kita akan menyaksikan Grand Final Lomba Aransemen lagu Nangun Sat Kerthi Loka Bali dalam berbagai genre musik," ungkapnya.

Seperti tersaji dan terlihat pada perayaan Rahina Tumpek Krulut malam itu, Gubernur Bali, Wayan Koster, merasa sangat bahagia, melihat antusiasme dan kegairahan Sameton Yowana Bali dalam merayakan Rahina Tresna Asih ini. 

"Kehadiran dan suka cita Kita, akan membangun spirit baru, bahwa lelaku kasih sayang terhadap sesama ternyata sejak zaman dahulu kala telah diinisiasi Leluhur, Lelangit, dan Guru-guru suci Bali. Namun, Kita terlalu lama berpaling dari ajaran dan Tata-titi kehidupan yang telah Beliau wariskan. Kita seringkali silau pada gaya hidup yang jauh di sana, sementara justru yang luhur dan mulia dari Kebudayaan Kita, sering terabaikan," jelasnya.

Sejak satu tahun terakhir ini, Kita bersama telah memulai orientasi lelaku sehari-hari Kita kembali berpijak pada keluhuran dan kemuliaan kearifan lokal Bali. Semua Kita sangat meyakini, keluhuran dan kemuliaan kearifan lokal Bali tidak saja menjadi sumber nilai, tetapi juga sumber kehidupan dan kebahagiaan. Pemaknaan Rahina Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih merupakan itikad dan tekad kuat untuk semakin harmoni dalam membangun tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Gubernur Koster, ingin menggelorakan sekaligus mengajak seluruh masyarakat Bali untuk menjadikan Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih/Hari Kasih Sayang Dresta Bali. Leluhur orang Bali telah mewariskan sesuatu yang sangat berharg, yaitu Rahina Tresna Asih/Hari Kasih Sayang pada Rahina Tumpek Krulut.
 
Gubernur Bali, Wayan Koster, menyerukan Mari Kita rawat warisan ini dengan niat mulia, komitmen kuat, dan sungguh-sungguh agar menjadi laku hidup bagi Sameton Krama Bali sebagai Penanda Peradaban Bali Era Baru dalam mengarungi arus deras dinamika kehidupan lokal, nasional, dan global. 

"Kita harus mengejar kemajuan dengan setinggi-tingginya, namun tetap kukuh berpijak pada akar tradisi dan kearifan lokal warisan Leluhur sebagai karakter dan jati diri Nak Bali," tegasnya.

Melalui Perayaan Rahina Tumpek Krulut ini mari Kita syukuri anugerah Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan kebahagiaan dan kesenangan Niskala- Sakala kepada Manusia. Mari Kita syukuri anugerah kebahagiaan dan kesenangan dengan selalu mengedepankan kebersamaan, saling asah asih asuh, salunglung sabayantaka.

Perayaan semua Rahina Tumpek harus dijadikan sebagai Laku Hidup Krama Bali, dengan bersinergi dan melangkah bersama demi terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat Bali, yang kang tata-titi tentram kerta raharja. Rahajeng Rahina Tresna Asih, dumogi setata kaicen sadya rahayu sareng sami.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com