Sempat Terjebak di Pantai Suluban Uluwatu, 13 Mahasiswa Berhasil Dievakuasi - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/15/20

Sempat Terjebak di Pantai Suluban Uluwatu, 13 Mahasiswa Berhasil Dievakuasi

 

Badung, dewatanews.com - Sebanyak 13 orang terjebak air laut pasang di Pantai Suluban Uluwatu, Kuta Selatan, Badung. Kejadian tersebut berawal ketika para mahasiswa berlibur di pantai pada hari Sabtu (14/11) sekitar pukul 16.00 Wita. Hingga pukul 19.30 Wita mereka tidak menyadari bahwa air laut sudah pasang dan seluruhnya terjebak.

Setelah setengah jam berselang, laporan atas peristiwa itu baru diterima petugas siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali). "Begitu laporan diterima, kami segera berangkatkan 8 orang personil menuju lokasi, sementara koordinasi juga sulakukan dengan pihak terkait lainnya," terang Gede Darmada S.E., M.AP., Kepala Kantor Basarnas Bali.

Kurang lebih pukul 21.45 Wita, tim rescue Basarnas Bali tiba di Pantai Suluban Uluwatu dan selanjutnya melaksanakan koordinasi dengan Balawista Badung Pos Labuan Sait. Untuk bisa mengakses lokasi, tim SAR gabungan harus membungkuk melewati bebatuan, dikarenakan air sedang pasang tinggi. Melihat kondisi malam itu dan memastikan keselamatan seluruh korban, maka proses evakuasi menunggu air laut surut. 

 

"Sudah dipastikan posisi 13 orang taget dalam keadaan aman, maka kami bicarakan dengan pihak keluarga serta tim lainnya, dan diputuskan upaya evakuasi menunggu air surut," pungkasnya.

Baru sekitar pukul 00.20 Wita air mulai surut dan akhirnya proses evakuasi berhasil dilakukan dengan kondisi seluruh korban dalam keadaan selamat, selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga.

Selama operasi SAR berlangsung melibatkan unsur SAR dari Basarnas Bali, Dit SAR Samapta Polsa Bali, Polsek Kuta Selatan, BPBD Badung, Babinsa Desa Pecatu, Babinkamtibmas Desa Pecatu, Balawista Badung, Pecalang Desa Pecatu, Indonesian Escorting Ambulance, pihak keluarga dan masyarakat setempat. Darmada menghimbau agar masyarakat yang beraktifitas di alam bebas memperhatikan keselamatan. 

 

"Jika lalai alam bisa membahayakan bagi manusia, kita harus bisa mengenali kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi, saya sarankan untuk beraktifitas di alam bebas hindari waktu yang terlalu malam, karena jarak pandang semakin terbatas dan ada resiko di sana," tutupnya.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com