ITB STIKOM Bali Gandeng PHDI dan MGPSSR Gelar Shanti Puja Samgraha - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

7/2/20

ITB STIKOM Bali Gandeng PHDI dan MGPSSR Gelar Shanti Puja Samgraha


Denpasar, dewatanews.com – Menyikapi bahaya Pandemi Covid-19 ini, ITB STIKOM Bali bekerjasama dengan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat dan PHDI Bali serta Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) menggelar Shanti Puja Samgraha dengan melibatkan 1.188 pendeta, panindia dan pemangku se - Nusantara, Kamis (2/7) yang disiarkan secara langsung melalui aplikasi meeting zoom di kampus ITB STIKOM Bali.

Pembina Yayasasan Widya Dharma Shanti induk ITB STIKOM Bali, Prof. Dr. I Made Bandem, MA mengatakan kegitan ini dalam rangka partisipasi ITB STIKOM Bali menyambut upacara di Pura Besakih dan menyambut datangnya harapan baru New Normal.

"Alangkah baiknya umat Hindu sebagai bagian dari bangsa ini menyatukan langkah melalui spirit suci melakukan kegiatan puja bersama untuk memohon keselamatan dan kedamaian masyarakat di bumi Nusantara khususnya, dan masyarakat di seluruh dunia pada umumnya," terangnya. 

Dijelaskan, kegiatan ini  diberi nama Puja Sanggraha Shantih bersama 1.188 (1+1+8+8=18 > 1+8=9) Rohaniawan Hindu suatu jumlah yang mengandung nilai matematika mistis Hindu berhubungan dengan Devata Navasangga yang menguasai seluruh penjuru mata angin. 

"Apalagi kita sebagai anak bangsa yang berketuhanan berdasarkan nilai-nilai Hindu yang bersumber dari Veda yang sejalan dengan nafas Pancasila tidak boleh menyerah dengan ujian pandemic Covid-19. Kita harus terus berupaya hingga bisa menghasilkan rasa aman, tentram, dan bisa terwujud sebuah kedamaian," jelasnya.

Prof. Bandem juga mengingatkan agar setiap orang secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama berupaya untuk keluar bisa dari rasa takut tersebut. Karena dalam Bhagavadgita II.40 menyatakan dalam hal ini tidak ada hal yang sia-sia, dan juga tidak ada rintangan yang tidak teratasi. Walau sedikit dari dharma ini akan melindungi seseorang dari ketakutan yang besar. 

"Karena itu digelarlah Shanti Puja Samgraha dengan melibatkan 1188 pendeta, panindita dan pemangku seluruh Indonesia secara serentak melalui aplikasi meeting zoom," jelasnya

Prof. Bandem menambahkan dari pandangan Prof. Radhakrishan dalam buku Upanisad-Upanisad Utama, Pertama, Brahman adalah mantra atau doa. Mantram mempunyai kekuatan gaib (sakti, energi) dan di dalamnya berisi inti Sang Pencipta dan segala ciptaan-Nya (Rgveda V.10.125; Atharvaveda IV.30 dalam Radhakrishnan, 2008:). 

Kedua, seluruh alam semesta ini tidaklah berbeda dengan brahman Yang Maha Tinggi. etat sarvam aparicchinna-satya-rùpa-brahmàtmakam (Radhakrishnan, 2008:494-495). 

"Ketiga, mantam ialah senjata para pinandita dan pandita untuk menaklukkan segala macam hal negatif (Manava Dharma Sastra XI.33)," tambahnya.

Kemudian, berdasarkan realitasnya Pandemi Covid-19  belum jelas sampaikan kapan berakhir dan ditemukan anti virusnya. Tetapi dalam Hindu tersedia mantram - mantram Veda  sarana suprasuktur, maka alangkah baiknya kita menyatukan pikiran untuk mohon kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atau Brahman dalam wujud-Nya sebagai Mantram berkenan menganugrahkan Energi (Shakti)-Nya kepada umat manusia, sehingga pandemi Covid-19 sebagai salah satu manifestasi terkecil dari energi Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan meninggalkan bumi ini tempat hunian bagi manusia. 

“Aspek natural dan supranatural penguncaran mantram itulah yang mendorong kami menyelenggarakan acara Puja Sanggraha Shanti, kami menghadirkan 1.188 pandita dan pinandita dalam webinar untuk mengucapkan mantra. 

Mantra  yang digunakan adalah Om Dyauh santir antariksam santih Prthivi santir apah santir. Osadhayah santih vanaspatayah santir Visve devah santir eva santih. Sa ma santir edhi artinya Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, Anugerahkanlah kedamaian kepada seluruh mahkluk yang ada di langit, di angkasa, di bumi, di air, pada tumbuh-tumbuhan, pada semak – semak, dalam hutan, di alam para dewata, di alam brahma. 

Selanjutnya, Puja Bersama ini bertujuan untuk menyucikan dan memurnikan bumi dari efek vibrasi negatif, baik dari hal yang bersifat sakala dan niskala melalui alunan suara genta dibunyikan oleh 88 pandita Shiwa dan pandita Budha serta diriingi oleh 1.100 suara genta yang dibunyikan oleh para pemangku atau pinadita di seluruh Nusantara. 

"Melalui vibrasi mantra dan suara genta diharapkan dapat mesuperposisi dan mereduksi vibrasi gelombang negatif Covid 19, sehingga energy dapat dinetralkan," pungkasnya.

Prof. Bandem juga berpesan bahwa aktivitas yang dilakukan ini sesungguhnya sebagai kewajiban suci para pandita dan pinandita mewakili umat manusia yang bertugas mengembalikan sifat Bhutakala menjadi sifat Dewata. 

"Apalagi melalui gerakan bersama seperti ini akan dapat memupuk rasa kebersamaan umat Hindu di seluruh Nusantara nantinya," paparnya. (DN - Bdi)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com