Bantul, dewatanews.com - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta, berinovasi mengembangkan alat perangkap hama wereng
pada tanaman pangan guna membantu memudahkan petani mengatasi masalah
dalam kegiatan budi daya pertanian.
"Ide membuat alat
perangkap hama wereng ini sudah beberapa bulan lalu berawal dari petani
yang menemui kesulitan mengatasi hama, kemudian kami berembuk dan
mengamati pola hama wereng, sehingga muncul inovasi ini," kata Kepala
SMK Negeri 1 Pundong Sutopo di sela ujicoba alat itu di Bantul, Sabtu (13/6).
Menurut dia, alat perangkap hama wereng inovasi bersama antara guru
dan pelajar SMK tersebut secara umum terdapat komponen lampu yang
memancarkan sinar ultraviolet ke bawah mengarah pada ember atau wadah
berbahan plastik yang diisi air bercampur detergen.
Cara kerja dari alat perangkap hama wereng tersebut intinya menarik hama
wereng yang beterbangan di sekitar areal lahan pertanian untuk mendekat
ke sinar ultraviolet saat hari gelap, namun justru wereng terkena
tegangan panas dari sinar dan masuk ke air bercampur detergen hingga
mati.
"Wereng dan serangga itu setelah diamati ternyata kalau
ada sinar datang, nah sinar ultraviolet itu untuk menarik, jadi alat
ini bekerja pada saat malam hari, sementara kalau siang (sinar
ultraviolet) mati sendiri," katanya.
Dia mengatakan, untuk
mengoperasikan alat tersebut menggunakan beberapa komponen, seperti
resistor yang berguna memberi tegangan ke rangkaian, dan untuk
menyalakan lampu ultraviolet menggunakan komponen yang dapat menyimpan
energi solar cel, sehingga otomatis akan mati pada siang hari.
Dijelaskan, hingga saat ini alat perangkap hama wereng sudah
dibuat sekitar 10 unit oleh para siswa dengan bimbingan guru sekolah,
dan diujicobakan dengan dipasang di beberapa titik areal lahan pertanian
sekitar sekolah guna mengetahui keefektifan alat inovasi itu.
"Setelah uji coba, ternyata efektif dari jam 18.00 sampai 20.00 WIB
itu paling banyak serangga maupun wereng yang terperangkap, jadi dalam
satu malam dibiarkan alat bekerja, kemudian pagi hari setelahnya dilihat
banyak serangga yang mati di air detergen," katanya.
Sementara
itu, guru pembimbing siswa SMKN 1 Pundong Sumarwan mengatakan, alat
perangkap ini selain efektif membasmi wereng dan serangga tanaman, juga
ramah lingkungan, sebab jika dibandingkan dengan cara petani yang selama
ini dilakukan adalah menggunakan pestisida.
"Keunggulan dari
alat ini selain ramah lingkungan juga secara fisik praktis bisa
dipindah, tidak begitu resiko karena dengan energi solar cel, kalau
sudah selesai digunakan bisa disimpan dan dipakai lagi untuk dipasang di
tempat berbeda," katanya.
Dia menjelaskan, komponen yang
digunakan untuk membuat alat perangkap hama wereng ini mudah didapat di
toko elektronik, dalam membuat satu unit lengkap dengan ember berikut
biaya pembuatannya dibanderol dengan harga sebesar Rp180 ribu oleh pihak
SMKN 1 Pundong.
"Sudah kami pasarkan dengan harga Rp180 ribu
per unit, dan sudah banyak yang pesan, jadi kami melatih anak-anak
untuk produksi dan dijual. Untuk efektif dalam satu hektare tanaman
pangan butuh 12 alat, kalau tanaman sayuran butuh 30 alat per hektare,
namun bisa dipindah-pindah," katanya. (DN - Ant)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com