Di Buleleng, Harga Gula Pasir Masih Tinggi - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

4/10/20

Di Buleleng, Harga Gula Pasir Masih Tinggi


Buleleng, dewatanews.com - Pemantauan harga komoditi kebutuhan bahan pokok, secara rutin terus dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Kabupaten Buleleng. Komoditi kebutuhan bahan pokok yang terus menjadi perhatian pemantauan yaitu gula pasir. Harga gula pasir  di pasar-pasar tradisional besar di Buleleng, sampái saat ini masih tinggi. Harga gula pasir mencapai kirasan Rp, 18.000, perkilogram. Kondisi ini telah terjadi sejak sepekan. Kenaikan harga ini, sudah dimulai sejak wabah virus Corona melanda Bali, termasuk Buleleng. Kenaikan harga yang terjadi pada gula pasir, lebih mahal lima ribu rupiah dari harga enceran terendah (HET) yang telah ditetapkan sebesar Rp,13.000, - 

Pemantauan pada Jumat (10/04) dilakukan di dua pasar tradisional terbesar di Buleleng yakni pasar anyar dan pasar banyuasri. Dari pemantauan yang dilakukan, harga masih gula pasir tetap tinggi, belum menunjukkaan tanda-tanda penurunan harga. Para pedagang mengaku membeli dari pengepul/suplayer sudah harga yang tinggi melebihi HET. Hasil pemantauan yang dilakukan di Pasar Anyar Buleleng, harga gula pasir rata-rata diangka Rp, 18.000, sedangkan di Pasar Banyuasri, harga gula pasir bekisar Rp, 18.000, hinga Rp, 19.000. Para pedagang terpaksa juga harus menaikkan harga jual mereka. 

Selain harga yang terus naik, jumlah pembeli pun mulai berkurang. Para pedagang mengaku mengalami penurunan penjualan, karena harga yang tinggi dan waktu berjualan yang singkat, akibat pembatasan jam operasional yang diberlakukan Pemkab Buleleng, dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Pembatasan jam operasional diterapkan untuk mencegah penyebaran virus Corona.

“Kondisi gula pasir saat ini bisa di bilang normal, walau mengalami peningkatan harga. Saya jual dengan harga Rp 19.000/kg, dulunya saya jual harga Rp 17.000/kg. Stok dari suplayer masih aman, tidak tersendat cuma harganya saja yang naik. Biasanya saya sehari bisa jual 10-15 kilogram, sekarang hanya 5kg atau banyak 10kg," ungkap Gusti Ayo Anom, pedagang di Pasar Banyuasri, Buleleng 

Dalam pemantauan yang dilakukan langsung oleh Kepala DisDagPrinKopUkm, Dewa Made Sudiarta, kondisi harga gula pasir masih tetap di atas HET. DisDagPrinKopUkm saat ini hanya bisa melakukan pemantauan secara rutin dan memastikan stok di pengepul/suplayer masih tetap aman. Hingga saat ini stok yang ada di pengepul/suplayer  sekitar 48 ton yang tersebar di seluruh Buleleng. 

Kepala DisDagPrinKopUkm, mengatakan bahwa, dari data kebutuhan gula pasir masyarakat Buleleng, dengan stok yang ada masih aman hingga bulan Mei mandatang. 

“Stok saat ini masih aman, hingga bulan Mei, asalkan tidak ada kepanikan warga untuk membeli gula pasir secara besar-besaran akibat dampak wabah ini. Karena akan menjelang bulan puasa, biasanya terjadi peningkatan kebutuhan warga, saya harapkan warga tidak menggunakan gula pasir secara berlebihan," ujarnya. 

Hasil Koordinasi DisDagPrinKopUkm dengan Bulog Bali, memang dinyatakan stok gula pasir sedang terbatas akibat terjadinya keterlambatan stok yang dikirimkan oleh Bulog Pusat ke Bulog Bali. Selain itu bulan-bulan ini, belum masuk bulan panen tebu, sehingga jumlah produksi gula pasirnya berkurang dan sedang menunggu masuknya gula pasar yang diimport oleh pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan gula pasir nasional. 

Kepala DisDagPrinKopUkm juga menyampaikan, untuk komoditi gula pasir memang tidak ada produksinya di Bali, jadi masih tergantung dengan produksi dari luar pulau Bali. Produksi gula yang ada di Buleleng hanya gula merah. Dengan kondisi gula pasir yang terus meningkat dan terbatas stoknya, diharapkan masyarakat dapat beralih dari gula pasir ke gula merah. Masyarakat dapat merubah pola konsumsinya dari gula pasir ke gula merah. 

“Saya harapkan masyarakat Buleleng, dengan kondisi harga gula pasir yang harganya naik ini, agar dapat beralih konsumsinya ke gula merah, kita banyak ada produknya dan kwalitasnya juga lebih baik dari gula pasir. Dari segi harga memang lebih mahal namun secara rasa dan manfaatnya juga lebih baia ketimbang gula pasir," tegasnya. (DN - KOP)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com