Desa Adat Pancasari Tetap Laksanakan Melasti, Batasi Jumlah Orang, Semprot Disinfektan dan Tanpa Mekemit - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

3/22/20

Desa Adat Pancasari Tetap Laksanakan Melasti, Batasi Jumlah Orang, Semprot Disinfektan dan Tanpa Mekemit


Buleleng, dewatanews.com - Tiga hari menjelang pelaksanaan Haru Raya Nyepi, masyarakat Hindu Bali selalu menggelag upacara Melasti. Melasti merupakan upacara yang bertujuan untuk melakukan penyucian diri. Melasti tahun ini, sangat jauh berbeda dengan pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, virus Covid-19 mewabah keseluruh wilayah. Salah satu cara pencegahannya dapat dilakukan dengan sosial distance, tidak bertemu dan berkumpul dengan orang banyak. Cara ini, dipandang cukup efektif mengcegah penyebaran virus covid-19. Anjuran pembatasan kegiatan yang melibatkan orang bank pun dikeluarkan oleh Lembaga Keagamaan, Pemerintah Pusat hingga tingkat Kabupaten. 

Terkait hal ini, pelaksanaan upacara melasti pun harus membatasi jumlah krama yang itu dalam upacara ini. Biasanya, setiap pelaksanaan melasti akan diiikuti oleh ratusan hingga ribuan orang. Melasti kali, yang diijinkan untuk ikut dalam pelaksanaan Melasti hanya, Pinandita, Pemangku Desa, Prajuru Desa dan Serati Banten. 

Di Buleleng, Desa Adat Pancasari, Kecamatan Sukasada, merupakan salah satu desa yang melakukan upacara melasti, tiga hari sebelum Nyepi pada Minggu (22/3). Melasti dilakukan secara bersama-sama dengan delapan banjar adat yang ada. Upacara melasti diawali dari Pura Desa Pancasari selanjutnya menuju ke Pura Ulun Danu Buyan. Prosesi awal di mulai di Pura Desa Pancasari, sekitar jam 11 slang, selanjutnya bersama-sama menuju Pura Ulun Danu Buyan. Saat menuju Pura Ulun Danu Buyan, biasa dilakukan dengen berjalan, kali ini dengen mengunakan kendaraan mobil dan sepeda motor, dengen harapan data mempersempit ruang untuk kontak dengan orang banyak. Tidak lebih dari seratus orang yang terlibat pada acara melasti kali ini. 

“Kami berusaha untuk melaksanakan seluruh petunjuk dan intruksi yang telah disampaikan oleh Parisada, Gubernur Bali dan BupatI Buleleng, terkait dengan rangkaian dari melasti hingga penyepian nanti, kami berusaha uituk seminimal mungkin melibatkan orang, karena kami dari delapan banjar, kami berusaha agar kurang dari seratus orang yang terlibat, dan tidal mengurangi mana yadnya pemelastian yang kami laksanakan kali ini. kami sedikit melakukan perubahan yang bisanya jalan kaki, sekarang pakai mobil biar cepat, biar mengurangi kontak dengen banak orang” ungkap I Gusti Ngurah Agung Darma Wirata, Bendesa Desa Adat Pancasari. 


Bendesa Desa Adat Pancasari, juga menambahkan bahwa di Desa Adat Pancasari, mempunyai tradisi yang berbeda saat pelaksanaan melasti. Dalam setiap pelaksanaan Melasti menjelang Nyepi, biasanya Ida Sesuhunan dilakukan pekemitan sehari di Pura Ulun Danu, esoknya baru kembali ke Pura Desa dan Kemerajan masing-masing keluarga. Tahun ini, tidak dilaksanakan pekemitan di Pura Ulun Danu, ngelanus dalam sehari. Seluruh tirta yang dimohonkan saat melasti nantinya akan dibagikan oleh juru arah ke masing-masing merajan keluarga.

“Disini, kalau melasti, biasanya isi ngemitang ida sasuhunan di Pura Ulun Danu, tapi kali ini tidak kami laksanakan, yang seksrang semuanya ngelanus sehari saja” imbuhnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Bendesa Desa Adat Pancasari, juga meyampaikan terima kasih kepada seluruh warga yang telah bersedia mentaati seluruh hasil paruman desa dan intruksi parisada seta pemerintah daerah terkait dengan upaya pencegahan penyebaran virus covid-19 dengan tidak memaksakan diri untuk ikut terlibat dalam upacara melasti tahun ini. Dalam melasti kali ini, prajuru adat juga menyiapkan petugas khusus untuk melakukan penyemprotan disinfactant diseluruh tempat suci sebelum dan sesudah digunakan untuk pelaksanaan upacara melasti. (DN - KOP)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com