Balai Besar VET Denpasar Investigasi Kasus Kematian Babi di Bungkulan - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

2/12/20

Balai Besar VET Denpasar Investigasi Kasus Kematian Babi di Bungkulan


Buleleng, Dewata News. Com - Sejak awal bulan februari, banyak terjadi kasus kematian babi di Dusun Dauh Munduk dan Dusun Punduk Lo, Desa Bungkulan. Kecamatan Sawan. Hingga tadi pagi, kematian babi masih terjadi. Kematian babi yang secara terus menerus walau tidak secara sporadic, membuat masyarakat peternak babi rumahan menjadi resah. Akibat serangan virus yang mematikan ini, banyak kandang-kandang peternak yang kosong. Virus tidak hanya menyerang indukan babi juga menyerang babi-babi muda dan anakan. 

Gede Sindia Santosa, salah satu peternak babi rumahan di Desa Bungkulan menuturkan, sejak tiga hari lalu babinya mengalami sakit dan tidak mau makan, namun tadi pagi satu babinya mati mendadak.

“Tiga hari lalu sudah ada yang sakit, saya carikan manbtri hewan untuk yang disuntik, dan sudah sembuh, eh tadi pagi babi yang tidak sakit, malah mati, dan langsung saya kubur. Tetangga banyak yang babinya mati, saya jadi was-was” ungkapnya.

Kematian babi masih terus terjadi di wilayah Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan Bulelen. Peternak babi rumahan terus melaporkan kondisi kesehatan babi dan kematian babi kepada aparat desa. Kasus kematian babi yang cukup banyak di Desa Bungkulan, menjadi perhatian kusus Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng pada Rabu (12/2).


Tim dari Balai Besar Veteriner Denpasar (BB VET Denpasar), melakukan investigasi terhadap kasus kematian puluhan babi di Desa Bungkulan. Investigasi lakukan dengan mendatangi rumah-rumah warga yang memelihara babi. Pengambilan sample makanan, feses, organ dan darah. 

Pengambilan sample untuk makanan dan feses dilakukan  di kandang warga yang babinya sudah mati. Pengambilan sample darah dilakukan pada babi yang dinyatakan mengalami gejala sakit. Bedah bangkai  dilakukan dengan menggali kembali babi yang telah dikubur. Seluruh sample yang diambil akan dilakukan uji laboratrium untuk memastikan virus yang menyerang babi di desa bungkulan, buleleng bali. Pengambilan semple dilakukan oleh tim dari BB VET Denpasar, dengan di dampingi oleh tim Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Buleleng dan Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Provinsi Bali, serta aparat Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng. 

Dari investigasi yangd dilakukan, terdapat 25 kepala keluarga yang memelihara babi, dengan jumlah populasi sebanyak 123 ekor, Babi yang sakit 11 ekor dan yang mati sebabanyak 65 ekor. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Ir. Made Sumiarta, menyampaikan bahwa kasus kematian babi sudah terjadi sejak dua minggu yang lalu.

“Kasus ini terjadi sudah dari dua minggu lalu, saya tekankan kematian babi ini tidak secara sporadic, tidak sekalian mati bersamaan, memang jumlah kematiannnya cukup banyak, kita belum dapat pastikan penyebabnya apa, banyak faktor yang menyebabkan terutamanya sanitasi kadang, di Bungkulan banyak yang pelihara babi di bawah-bawah pohon," jelasnya.

Sumiarta juga menambahkan, hingga saat ini belum diketahui secara pasti virus yang menyerang babi di Desa Bungkulan. Para peternak babi rumahan di bungkulan, dihimbau untuk tidak saling mengunjungi kandang peternak lain, menyemprotkan disinfektan di kadang babi untuk mecegah penyebaran virus semakin meluas.

“Kita menunggu hasil uji labnya, untuk pencegahan awal,tadi kita telah bagikan disinfektan kepada warga memalui aparat desanya, biosecurity harus dilakukan oleh para peternak, agar virus ini tidak menyebar lebih luas” Imbuhnya. (DN - KOP)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com