Mandara Risert Institute Desak Petani Padi Lakukan Sertifikasi, Teori Dan Skill - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/11/19

Mandara Risert Institute Desak Petani Padi Lakukan Sertifikasi, Teori Dan Skill


Gianyar, Dewata News. Com - Mandara Risert Institute, yang bergerak dibidang pertanian dan budaya pertanian menilai, saat ini sangat mendesak dilakukannya sertifikasi  bagi petani padi. Ida Bagus Sukarya, Ketua Yayasan yang berkantor du Kelurahan Beng, Gianyar, (11/08) bahkan menyebut petani khusus anggota subak akan semakin kecil peluangnya untuk bersaing di tengah industri yang semakin maju.

Dicontohkan,  walau adanya pengakuan Subak menjadib warisan budaya dunia oleh Unesco, tetap saja tidak akan mampu memasarkan hasil pertanian ketingkat yang lebih besar , langsung menyentuh perusahan.

Sementara sertifikasi bagi petani  menjadi salah satu persyaratan jika ingin masuk ke dunia industri yang lebih menjanjikan. Ini juga untuk memberikan pengakuan kepada profesi petani, akan kemampuan skil dan teori, bagaimana petani mampu meningkatkan kwantitas, kwalitas, dan produktifitas hasi-hasil pertanian," sertifikasi perlu dilakukan bagi petani, selain untuk rasa percaya diri petani, juga untuk meningkatkan kemampuan petani meningkatkan kwantitas, kwalitas dan produktifitas hasil-hasil pertanian", ungkapnya.

Setidaknya ada tiga poin keuntungan petani mengikuti sertifikasi, pertama akan menimbuhkan rasa percaya diri, harga diri, sehingga siap saat diajak pemerintah untuk bergabung dan sudah memiliki kemampuan. Keuntungan lainnya, petani ada kesejajaran,  dengan pekerja lainnya, karena skil bertani saat ini hampir tidak mendapatkan tempat, padahal pemerintah memberikan ruang melalui undang-undang.

Selain itu memiliki sertifikasi dengan difasilitasi pemerintah wajib memahami sesuai skil dan akan dilakukan kontinyu disektor pertanian.

Senada dengan Ketua Yayasan Mandara Risert Institute, I Ketut Sugata, Pekaseh Subak Padang Legi, yang juga Pekaseh Gede Masceti dan Desa Keramas, bahkan lebih dari itu, bukan sekedar kompetensi, tetapi  juga ingin menjadikan petani saat ini menjadi petani melenial.

Sekaligus bercocok tanam padi, menjadi petani padi juga sekaligus membangun obyek wisata agro. Dengan cara ini mendukung akan mendukung, ekonomi petani, disamping hasil pertanian juga akan mendapatkan  kontribusi lain dari kunjungan wisata.

"ya salah satunya kita mengajak menjadi petani melenial, profesional dibidangnya untuk menyikapi peluang dan tantangan" katanya.

Sedangkan I Ketut Sigra, Pakeseh Subak Celuk Desa Medahan, mengajak petani untuk bangkit dari kompetisi.

Salah satu mengurangi pupuk kimia, tetap membuat kompos organik,  terobosan baru, termasuk rencana membangum warung beras pecah kulit dengan jaminan  kandungan gisi yang lebih sempurna dan jus kelor," di subak celuk, saya ingin membuat terobosan baru, yang sudah disetujui, membangun warung beras pecah kulit dan jus kelor", ungkapnya. (DN - CiN)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com