Suteja Kumara: Program KB Bali Jadi Warisan Budaya - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

8/10/19

Suteja Kumara: Program KB Bali Jadi Warisan Budaya


Denpasar, Dewata News. Com - Rencana Gubernur Bali I Wayan Koster untuk mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) Bali dengan memprioritaskan 4 orang anak yakni Wayan, Made, Nyoman dan Ketut mendapat dukungan dari Anggota DPRD Kota Denpasar, I Ketut Suteja Kumara, ST. Bahkan dirinya menilai program KB ini menurutnya masih sangat relevan dengan kondisi masyarakat Bali yang merupakan warisan tradisi budaya leluhur yang menurutnya luar biasa.

"Selain itu, masyarakat Bali selama ini masih tetap merujuk pada program KB yang diprioritaskan 2 orang anak cukup. Jika ini tetap berjalaj terus, maka lambat laut akan dapat terjadi degradasi. Karena menghilangnya nama Nyoman dan Ketut," ujarnya di sela-sela penutupan acara Kongres PDIP V di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur Sabtu (10/8).

Dikatakan, KB Bali dengan 4 orang anak ini masih sangat relevan dengan masyarakat dan budayanya Bali. Dimana kita memiliki tradisi penamaan sampai 4 orang anak yakni Wayan, Made, Nyoman dan Ketut.

"Kalau di Bali KB-nya hanya 2 orang anak, maka akan terjadi degradasi. Kita akan kehilangan terus budaya warisan dari nenek moyang yang sudah ada sejak  dari turun-temurun, dan gak ada lagi namanya Nyoman dan Ketut. Kalau dilihat dari budaya yang kita miliki, tradisi nama ini merupakan budaya yang sangat luar biasa yang dimiliki masyarakat Bali pada umumnya," ucapnyam

Lebih jauhnya, terkait kekhawatiran terhadap kemampuan memenuhi dan mensejahterakan 4 orang anak, ia menilai selama ini masyarakat Bali tetap memiliki etos kerja yang tinggi, maka tidak akan ada istilah kelaparan.

"Kalau kita berkaca kepada para penglinsir dan leluhur kita yang bahkan memiliki lebih dari 4 orang anak, mereka masih bisa menghidupi dan mensejahterakan anak-anaknya," imbuhnya.

Suteja Kumara menjelaskan jadi masalah mampu atau tidak itu menurut saya relatif sifatnya, bahkan ada yang hanya punya 2 orang anak juga bisa kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya kalau dia tidak mau bekerja.

"Kemudian, terkait tingginya tingkat urbanisasi dan transmigrasi yang masuk ke Bali, ia juga menilai hal ini adalah sesuatu yang alamiah mengingat Bali menjadi daerah kunjungan pariwisata salah satu yang terbaik di dunia. Yang terpenting adalah bagaimana masyarakat Bali dapat menahan diri tidak sembarangan menjual tanahnya," jelasnya.

Ditambahkan, mengenai masyarakat urban yang masuk ke Bali sebetulnya sudah alamiah yang penting sekarang sejauh mana masyarakat Bali mampu memproteksi diri dan untuk tidak menjual tanahnya.

"Selama masyarakat Bali menjual tanahnya, pasti orang luar akan masuk ke Bali dan menguasai tanah Bali," tambahnya. (DN - Bdi)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com