Anggara Wage Dungulan Turunnya Sang Bhuta Amangkurat - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

5/29/18

Anggara Wage Dungulan Turunnya Sang Bhuta Amangkurat

Ilustrasi © Foto by Ist
Buleleng, Dewata News. Com — Pada hari Anggara Wage Dungulan, seperti halnya hari Selasa (29/02), sehari sebelum Hari Raya Galugan sebagai turunnya Sang Bhuta Amangkurat yang menggoda manusia lebih-lebih kuat lagi untuk berbuat adharma. Amangkurat dalam Bahasa Kawi artinya berkuasa. Bhuta Amangkurat adalah sifat manusia yang ingin berkuasa.

Manusia agar menuntaskan melawan godaan ini dengan memuja Bhatara Siwa serta mengalahkan kekuatan Sang Bhuta Tiga (Bhuta Galungan, Bhuta Dungulan, dan Bhuta Amangkurat).

Secara simbolis memotong babi ”nampah celeng” artinya “nampa” atau bersiap menerima kedatangan Sanghyang Dharma. Babi dikenal sebagai simbol tamas (malas), sehingga membunuh babi juga dapat diartikan sebagai menghilangkan sifat-sifat malas manusia.

Sore hari ditancapkanlah penjor lengkap dengan sarana banten pejati yang mengandung simbol “nyujatiang kayun” dan memuja Hyang Maha Meru (bentuk bambu yang melengkung) atas anugerah-Nya berupa kekuatan dharma yang dituangkan dalam Catur Weda di mana masing-masing Weda disimbolkan dalam hiasan penjor sebagai berikut: lamak simbol Reg Weda, bakang-bakang simbol Atarwa Weda, tamiang simbol Sama Weda, dan sampian simbol Yayur Weda.

Di samping itu, penjor juga simbol ucapan terima kasih ke hadapan Hyang Widhi, karena sudah dianugerahi kecukupan sandang pangan yang disimbolkan dengan menggantungkan beraneka buah-buahan, umbi-umbian, jajan, dan kain putih kuning.
Pada sandyakala segenap keluarga mabeakala, yaitu upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Galungan.

Disisi lain, hari Anggara Wage Dungulan, merupakan saat yang ditunggu-tunggu oleh warga masyarakat di Bali. Karena, sehari menjelang puncak perayaan Galungan, sebagai Penampahan Galungan, sehingga dirayakan acara masak memasak yang sangat meriah, seperti membuat lawar dari daging babi, jeruk, jukut balung, sate, nasi plus baas bali, teh anget.

Selain membuat masakan yang meriah untuk makan bersama keluarga, khusus keluarga yang mempunyai balita, sekaligus membuatkan sate jerimpen yang acara natab di hari raya Galungan.

Sayang Purnama yang jatuh pada Anggara Wage Galungan, Selasa (29/05) tidak bertepatan dengan Buda Kliwon Galungan. Konon, ketika hari Purnama bersamaan dengan hari raya Galungan disebut ”Galungan Nadi”.

Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi Dewata News.com menyampaikan ucapan selamat merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan kepada seluruh masyarakat, khususnya yang beragama Hindu.
”Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan Asung Kertha Wara Nugraha kepada kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan swadharma kita masing-masing. Mari kita  merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan dengan penuh rasa bhakti dan selalu menjaga konsep menyama braya agar persatuan kita, khususnya di Daerah Bali, termasuk Kabupaten Buleleng semakin erat guna mewujudkan Bali yang Shanti”.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com