Ketika Koster Baca Puisi ”Kutitipkan Hati Ini Pada’mu” Suastini - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

3/31/18

Ketika Koster Baca Puisi ”Kutitipkan Hati Ini Pada’mu” Suastini

   

Buleleng, Dewata News. Com — Sosok cucu budayawan novelis Anak Agung Panji Tisna, yakni Anak Agung Brawida di Puri Manggala, Lovina tak pernah pupus mengobarkan semangat perjalanan dunia sastra modern/budaya dan pariwisata di Bali Utara, seperti memperingati HUT ke-414 Kota Singaraja, Jumat (30/03) malam di pelataran ”The Little Museum AA Panji Tisna”.

Kegiatan yang bernuansa Bernyanyi & Berpuisi ternyata menjadi ajang peluncuran buku dari maestro puisi, seperti ”Bunga Merah” Ni Putu Putri Suastini yang merupakan Antologi Puisi setebal 206 halaman. Sementara ”macan” Kampus Seribu Jendela, Dr.Gede Artawan setelah sukses dengan kumpulan puisi ”Hatiku Sebatang Pohon”, malam itu meluncurkan ”Menembus Patriarki” sebagai Refleksi Perjuangan Perempuan Bali dalam Novel Indonesia”.

Sedangkan penyair perempuan setengah baya yang khusus datang dari jauh, yakni Dra. Yvonne de Fretes, MA,M.Th yang dosen STIKOM London School of Public Relations di Jakarta melalui buku kumpulan puisi ”Berlayar Malam” sejatinya menyuguhkan situasi pelayaran batin dalam lautan malam yang gelap,misterius, tapi sungguh sanggup untuk ditempuh. ”Yvonne benar-benar perempuan penyair yang bertualang. Ia berlayar menempuh tujuh lautan, sendiri, dalam malam.”

Dari ”Tri Sakti”nya peluncuran buku ”Bunga Merah” yang merupakan Antologi Puisi Ni Putu Putri Suastini, maupun dan Dr. Gede Artawan dengan buku Menembus Patriarki dan Yvonne De Fretes dengan bukunya Berlayar Malam dipandu Dr. I Wayan Artika disorot pengamatan tajam DS Putra dari Bumi Mekepung, Negara.

Sosok Ni Putu Putri Suastini menghadirkan dirinya sebagai pembaca puisi yang piawai, khidmat dan sanggup ”menghanyutkan” pendengarnya dan itu dibuktikan malam itu, karena membaca puisi baginya adalah bagian dari yang bisa ia persembahkan kepada khalayak dan untuk dunia sastra itu sendiri. Dan kini sempurnalah dedikasi istri Dr. Wayan Koster, MM yang Calon Gubernur Bali nomor urut 1 ini kepada dunia sastra dengan hadirnya buku antologi puisinya yang berjudul ”Bunga Merah”.

Sementara sosok Dr. Gede Artawan, penyair, doctor linguistic sebagai dosen FBS Undiksha dan Koordinator Dermaga Seni Buleleng yang juga nyastra. Beliau banyak sudah melahirkan karya sastra. dan salah satunya "Petarung Jambul" sebuah Antologi Puisi, mengantarkan Gede Artawan berhak atas penghargaan budaya berupa Anugrah Seni Widya Pataka dari Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2008.

Usai acara peluncuran buku, Agung Brawida mengarahkan melalui pemandu acara Bernyanyi & Berpuisi, Dayu diawali Agung Brawida menyanyi. Selanjutnya Dayu memanggil satu-persatu undangan pegiat seni sastra modern maju membawakan puisi. Bahkan, tak ketinggalan Wayan Koster yang mengaku pertama kali ke Puri Manggala sebagai ”The Little Museum AA Panji Tisna” terpesona akan heningnya suasana damai. ”Mengikuti jejak istri ke Lovina, sehingga baca puisi karya Puisi Suastini ”Kutitip hati ini kepadaMU” sambil merapat ke Suastini dengan memberi setangkai bunga mawar. 

Giliran dipanggil anggota parlemen di tangga Renon, Ketut Kariyasa Adnyana tampil dan juga Yvonne dr Fretes serta Gede Artawan dengan Komunitas Api menyeburkan api suci membakar suasana malam itu karena dipantik lantunan puisi "Sinar Merah".  

Sementara Putu Satriya Koesuma dengan teater Selem Putih selalu memberikan kejutan kejutan, seperti malam itu. Apa yang ditawarkan Putu Satriya Koesuma dengan gerombolan Tetaer Selem-Putih-nya, walau hanya sejenak, sekitar 15 menit, tetapi mampu memberi dan menyampaikan pesan akan suasana kebathinan bangunan kemanusiaan kita sebagai mahluk demokrasi.

Apalagi, para pemain pendukungnya, terasa begitu total menyerakan diri pada hasil bacaan, renungan yang diambil dari Puisi Karya Ni Putu Putri Suastini. Teater Selem Putih menggebrakan rantai derita melawan ketidakadilan dengan tangkai-tangkai puisi "Bunga Merah”.


Dari perjalanan Bernyanyi & Berpuisi malam itu ditutup dengan ajakan ”Bangunlah Buleleng” oleh penerima anugerah Penghargaan Seni Wija Kusuma 2017, Made Tirthayasa yang sebelumnya digemakan di panggung acara resepsi HUT ke-414 Kota Singaraja di halaman rumah jabatan bupati Buleleng. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com