Bedah Desa Nyalian, Bupati Suwirta Temui Kisah Pilu - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

1/25/18

Bedah Desa Nyalian, Bupati Suwirta Temui Kisah Pilu


Klungkung, Dewata News. Com - Selalu ada kisah pilu ditemui Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta ketika melakukan bedah desa. Seperti di Dusun Griya Desa Nyalian Kecamatan Banjarangkan, Rabu (24/1). Seorang warga lanjut usia (lansia), Desak Nyoman Sayang (80) menggugah rasa iba puluhan peserta bedah desa. 

Desak Nyoman Sayang hidup seorang diri, disebuah rumah yang sudah tidak layak huni. Dirinya menempati bangunan yang sebenarnya adalah dapur dengan kondisi atap yang terbuka tanpa pemubug (Bubungan/sisi atap paling atas). Akibatnya seluruh ruangan menjadi basah ketika hujan turun. Dan yang lebih menyedihkan, Desak nyoman Sayang menggunakan terpal plastik sebagai selimut, agar tidak basah oleh hujan.

Kondisi parah lainnya yakni fisik Desak Nyoman Sayang juga benar-benar memprihatinkan. Dirinya tidak mampu berjalan, hanya mampu berpindah diatas tempat tidur dengan mengerakkan pantat dibantu sebuah tongkat penyangga.

Kepala Dusun Griya, Gusti Putu Parwati mengatakan, Desak Nyoman Sayang telah lama ditinggal meninggal oleh suami dan anaknya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Desak Nyoman Sayang sangat bergantung pada  pemberian para tetangganya. Untuk meringankan beban hidup Desak Nyoman Sayang, Kadus Gusti Parwati selalu mengarahkan bantuan yang datang ke Desa untuk Desak Nyoman Sayang. “Desa sudah memberikan bantuan rehab rumah untuk Desak Nyoman Sayang, namun belum rampung,” ujarnya.

Atas kondisi itu, Bupati Suwirta perintahkan Kadus untuk mempercepat pengerjaan rehab rumah milik lansia tersebut. Bupati Suwirta juga memberikan sumbangan sejumlah uang serta terpal untuk menutupi atap rumah Desak Nyoman Sayang untuk sementara.

Selain kisah Desak Nyoman Sayang, terdapat pula seorang anak perempuan bernama  Ni Putu Wida Joyliani (10) yang hidup sekamar bersama kakeknya Ketut Gamba (68). Ni Putu Wida Joyliani yang merupakan siswa kelas 5 di SD 1 Nyalian harus tinggal hanya bersama  kakeknya yang berprofesi sebagai petani. Ayah dari Ni Putu Wida Joyliani telah lama meninggal. Sementara sang ibu menikah lagi dan tidak pernah menemuinya.

Saat menemui Ni Putu Wida Joyliani disekolahnya, Bupati Suwirta dan Ny. Ayu Suwirta langsung meneteskan air matanya. Keduanya berusaha keras membujuk Ni Putu Wida Joyliani supaya tinggal dan tidur sekamar dengan saudara kakeknya yang perempuan. Bahkan Bupati Suwirta menawarkan televisi dan kasur, namun Ni Putu Wida Joyliani tetap bersikukuh untuk tetap tidur sekamar dengan sang kakek. Atas kondisi itu Bupati Suwirta hanya bisa berharap supaya Ni Putu Wida Joyliani bisa dirawat dan dijaga dengan baik oleh sang kakek I Ketut Gamba.

“Untuk mencegah hal hal yang tidak harapkan, kita akan terus membujuk Ni Putu Wida Joyliani dengan televisi dan kasur supaya dia mau tinggal dan tidur bersama saudara kakeknya yang perempuan,” ujar Bupati Suwirta sambil mengusap air matanya. Kepada Kadis Pendidikan Dewa Gede Dharmawan, Bupati Suwirta perintahkan supaya Ni Putu Wida Joyliani selalu mendapatkan bantuan beasiswa.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com