Bali Aga ”Harta Tersembunyi” Dari Bali Utara - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

1/9/18

Bali Aga ”Harta Tersembunyi” Dari Bali Utara


Sebagai pepatah, bahwa rumput tetangga selalu hijau, di sisi lain pagar dan mungkin sifat manusia yang ingin menemukan, melihat dan menikmati sesuatu yang berbeda atau apa yang mereka tidak memiliki di negara atau tempat mereka sendiri. Hal ini juga tidak berlebihan untuk mengatakan, bahwa Bali sebagai sebuah pulau kecil di Kepulauan Indonesia telah terkenal sebagai tujuan wisata di seluruh dunia sejak era kolonial Belanda yang telah dijajah selama berabad-abad.

Di Utara pulau Bali, hampir sepertiga dari seluruh daerah Bali mengemuka sebagai tujuan wisata baru, meskipun daerah tersebut awalnya dikunjungi oleh kebanyakan termotivasi oleh petualangan mereka menemukan pengalaman baru dengan anggaran biaya yang ada.

Lovina, di pantai utara dengan pasir hitam dan alam laut yang tenang, kontras dengan pantai Kuta adalah tujuan wisata pertama. Survei menunjukkan, bahwa wisatawan lebih suka pasir putih dan ombak yang besar cocok untuk berselancar seperti di Kuta.

Bali Utara memiliki banyak atraksi wisata meskipun tidak diketahui atau layak disebut "Harta Tersembunyi dari Bali Utara".

Salah satunya adalah Bali Aga. Dalam bahasa Inggris, Aga berarti "gunung". Jadi Bali Aga merujuk ke Bali yang tinggal di gunung.

Di Bali diakui ada beberapa desa sebagai Bali Aga seperti Trunyan di Kabupaten Bangli, Tenganan di Kabupaten Karangasem dan tujuh desa di Bali Utara. Di Kabupaten Buleleng, yaitu untuk di Buleleng Timur adalah Sembiran dan Julah. Di Buleleng Barat,  yaitu desa dari Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyusri (SCTPB). Secara umum semua desa Bali Aga ini jelas membedakan dengan sisa-sisa Bali.

Pada kesempatan kali ini kami berfokus pada Desa Bali Aga di Bali Utara. Ke-lima desa SCTPB itu terletak di Kecamatan Banjar, di Kabupaten Buleleng, sekitar 20 km selatan dari Singaraja, ibukota Kabupaten Buleleng dan sekitar 85 km dari Denpasar, Ibukota Bali.

Para turis dan wisatawan sama yang berkunjung ke Desa Bali Aga pasti ingin melihat rumah penduduk. Mereka mungkin melihat sangat aneh tapi luar biasa. Sebab, seperti di desa Sidatapa misalnya, di satu rumah keluarga bisa dilihat, bahwa semua aktivitas dilakukan di satu kamar rumah seperti tidur, memasak, menyimpan semua pakaian dan perlengkapan ritual mereka.

Catatan ini sangat aneh menimbulkan pertanyaan, mengapa begitu? Ini adalah sejarah legendaris yang panjang dari itu dan singkatnya dikatakan, bahwa di hari-hari tua ada seorang raksasa berkeliaran di desa mengancam orang-orang, sehingga rumah dirancang dengan cara seperti itu dengan jalan sempit antara rumah, jendela kecil, bahkan ada tanpa jendela dan semua kegiatan dilakukan di satu kamar rumah.

Selain Rumah Adat Tradisional (rumah kuno), di desa ada juga dapat ditemukan begitu banyak tarian suci tradisional yang dipentaskan pada kesempatan khusus, seperti upacara di Pura atau kesempatan lain yang berhubungan dengan ritual desa. Mereka yang beruntung mengunjungi desa dan tarian i akan beruntung untuk menikmatinya.

Dalam era globalisasi, semuanya berubah begitu juga desa-desa Bali Aga. Desa Bali Aga tidak lagi terisolasi seperti tempo doeloe. Saat ini lebih mudah diakses dan orang-orang lebih berpendidikan dan karena yang menguntungkan cengkeh dan komoditi kopi secara umum kesejahteraan orang-orang melangkah atau lebih baik untuk dilakukan.

Mereka sekarang mampu membangun lebih banyak rumah modern mengadopsi tren baru dalam gaya dan arsitektur tapi apa yang menarik untuk dicatat, bahwa mereka memiliki semangat yang kuat menghormati dan mempertahankan tradisi nenek moyang mereka. Dan melestarikan tradisi mereka seperti itu.

Sebagai upaya pelestarian potensi yang ada di Desa Bali Aga memicu sebuah Komunitas ”Buleleng Harmoni” yang dimotori oleh Wayan Ariawan dengan mendapat dukungan penuh Perbekel Desa Sidatapa Putu Budiasa maupun Perbekel Cempaga Putu Suarjaya yang terus memompa semangat warga masyarakat di Desa Bali Aga. Kendati tanpa dana karena didasari semangat kerja bergotong royong ”Buleleng Harmoni” adalah magnet menjadikan Bali Aga sebagai tujuan wisata. Karena Bali Aga memiliki keunikan yang tidak dapat ditemukan di mana pun di dunia.

Berbagai potensi memang menunjang kawasan Bali Aga menjadi salah satu desa wisata bergengsi di Bali Utara. Potensi alam pegunungan yang masih alami, perkebunan dengan pola tanam yang lebih banyak dengan pola tradisional, aset seni dan budaya yang juga masih lestari, serta berbagai warisan pekerjaan yang dilakukan secara turun-temurun oleh warga setempat, seperti produksi gula aren, pembuatan kerajinan dari bambu dan ritual serta budaya yang punya kekhasan tersendiri. Made Tirthayasa.—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com