Mami Sisca: 600 Ibu Rumah Tangga di Buleleng Terjangkit HIV - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

12/23/17

Mami Sisca: 600 Ibu Rumah Tangga di Buleleng Terjangkit HIV


Buleleng, Dewata News. Com — Setelah melalangbuana di dunia malam mendorong keinginan keras untuk membentuk suatu komunitas bagi rekan-rekannya yang melakukan penyimpangan seksual. Sebab, secara fisik sebagai sosok lelaki tetapi berpenampilan sosok wanita, termasuk dalam memenuhi kebutuhan seks.

Adalah pengakuan Mami Sisca Darma yang mengendalikan Komunitas Warga’S (Waria dan Gay Singaraja) sejak puluhan tahun silam. Melalui komunitas yang dibentuknya itu, dirinya bisa memberi support bekerja sesuai minat bakat yang kebanyakan sebagai pekerja salon. Dengan kesibukan keseharian akan mengurangi niat ”kelayapan” tengah malam sebagai pekerja sex.

”Kendati tidak memang tidak bisa hapus adanya pekerja sex, kami tetap menyarankan untuk menggunakan pengaman, yakni kondom. Jika ada tamu yang tidak mau menggunakan alat pengaman harus ditolak untuk menjaga hal-hal yang tak diinginkan, terutama terinveksi HIV/AIDS,” kata Mami Sisca Darma di rumah tempat tinggalnya, Sabtu (23/12) sore.

Sebab, menurut Mami Sisca, HIV/AIDS sebagai penyakit mematikan yang sampai saat ini tidak ada obatnya. ”Masih adanya anak-anak mami keluar tengah malam, sudah makin sedikit dan mereka itu sekaligus menyelamatkan umat manusia, kalau berhubungan intim dengan pasangan yang bukan istri agar menggunakan alat pengaman,” imbuhnya.

Selaku Ketua Komunitas Warga’S, Mami Sisca juga menyarankan, pekerja seks lainnya, baik karena memang profesinya, terlebih anak-anak di bawah umur karena tersandung putus sekolah. Ironisnya, bahwa seks bebas dikalangan remaja di Buleleng masih terbilang tinggi.

Mami Sisca mengaku, tidak jarang mendapat undangan sebagai pemerhati AIDS di negara-negara Eropah, seperti Belanda maupun Jerman, dan di Asia Tenggara, seperti Malaysia.

Dari data yang dihimpun pada Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, sejak tahun 2000 hingga bulan September 2017, disebutkan Mami Sisca, sebanyak 2.393 warga Buleleng mengidap HIV/AIDS. Bahkan, jika ditambah dengan jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang telah meninggal, sehingga total keseluruhannya mencapai 2.479 orang.

Itu artinya, sejak tahun 2000 sampai dengan September 2017, jumlah ODHA yang meninggal dunia di Buleleng tercatat sebanyak 83 orang. Pemerhati HIV/AIDS Buleleng, Mami Sisca mengatakan, rata-rata warga yang terinfeksi virus HIV berada dikisaran usia 19 hingga 45 tahun.

”Sekarang Buleleng berada di peringkat ke tiga setelah Badung dan Denpasar. Yang terinfeksi itu ada dikisaran usia dari 19 hingga 45 tahun. Mirisnya, dari ribuan ODHA itu, 600 diantaranya adalah ibu rumah tangga," jelas Mami Siska yang sore itu tampil cantik dan sexy di kediamannya.

Menurut Sisca, alasan utama virus HIV menyebar di Gumi Panji Sakti ini, lantaran sebagian penduduknya doyan bergonta-ganti pasangan. Sehingga alasan inilah yang membuat Sisca bersama rekan-rekan pemerhati HIV/AIDS di Buleleng gencar membagi-bagikan kondom gratis ke masyarakat umum.

Dalam sebulan, tiga box kondom dengan total isian 342 biji berhasil dibagi ke masyarakat, menurut Sisca, didapatkan dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Buleleng.

"Ya ada yang kami bagikan ke tempat-tempat penginapan, ada pula yang mengambil sendiri ke rumah. Memang tidak bisa dipungkiri seks bebas tinggi, saya rasa tidak hanya di Buleleng, tapi di seluruh wilayah. Karena tinggi itulah, sehingga Mami gencar mendistribusikan kondom tapi tidak ke sembarang orang. Sebelum pindah ke tangan orang, kami berikan pemahaman dulu," katanya.
Sisca yang gencar bersosialisasi bersama Komunitas peduli HIV/AIDS ini berharap agar ODHA di Buleleng  tidak diskriminasi lagi.

Sebab tidak sedikit ODHA di Bali Utara yang mengalami depresi, bahkan nyaris bunuh diri akibat menerima cercaan dari warga maupun keluarganya.

"Ada satu kasus saya temukan saat salah satu ODHA meninggal. Nahas, saat jenazah hendak dimandikan, tidak ada yang berani menyentuhnya. Padahal disekelilingnya itu orang berpendidikan. Ada juga tokoh. Tapi masih juga berperilaku begitu. Padahal empat jam setelah meninggal, ODHA itu bisa disentuh. Miris benar, ya?" cerita Mami Sisca.

Ia pun mengimbau, bagi siapapun yang merasa pernah berhubungan seksual berisiko, agar berani melakukan tes darah.

Kenapa? Hal tersebut untuk mengetahui secara dini apakah dirinya terjangkit HIV atau tidak.

"Harus berani mengecek. Andai hasilnya positif, kami siap melakukan pendampingan. Rahasia terjamin. Mami dan teman-teman yang lain siap mengantarkan yang bersangkutan untuk berobat. Kalau malu berobat di Buleleng, kami siap mengantarkan ke klinik di Denpasar," ujar Mami Sisca mengakhiri perbincangan. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com