PB3AS : Generasi Muda Diingatkan Bahaya Pergaulan Bebas - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/29/17

PB3AS : Generasi Muda Diingatkan Bahaya Pergaulan Bebas


Denpasar, Dewata News. Com - Peringatan Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2017 membuat persoalan kepemudaan menjadi topik yang hangat dibicarakan pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja di Lapangan Puputan Margarana, Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Denpasar, Minggu (29/10) pagi. Selain itu pesan-pesan terkait Hari Raya Galungan yang akan tiba juga muncul di PB3AS kali ini.

Sebagai pembicara pertama, Ketua KPPAD (Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah) Bali, AA Sagung Anie Asmoro kembali mengingatkan masih terjadi kekerasan terhadap anak, oleh sebab itu pihaknya terus berupaya bagaimana menekan angka tersebut, diantaranya dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan mencari data di lapangan. Selain itu kerjasama dengan OPD dan lembaga terkait perlindungan anak terus dilakukan KPPAD Bali. Kepada para pemuda dan anak-anak, Anie Asmoro juga berharap bisa mengetahui apa saja hak yang harus mereka dapatkan. “Ada 31 hak yang harus anda dapati, diantaranya pendidikan, kesehatan, kasih sayang, dan sebagainya,” ujarnya. Dengan adanya Kartu Identitas Anak (KIA) untuk anak dibawah 18 tahun, maka Ia berharap orang tua bisa segera membuatkan kartu identitas tersebut di kantor catatan sipil. Selain KIA, keberadaan Akte kelahiran juga harus dimiliki oleh anak, tambahnya. Ia juga berpesan kepada para pemuda untuk tidak membuat perilaku bullying. Menurutnya itu merupakan salah satu tindak kekerasan yang tak boleh dilakukan.

Selanjutnya, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Bali Putu Armaya mengingatkan masyarakat masih banyaknya produk dan jasa yang harus diwaspadai. Ia mencontohkan janur yang menggunakan formalin. Meski tidak dikonsumsi namun jika dihirup bisa mengganggu, ujarnya. Ia berharap kepada aparat agar mengawasi peredaran janur tersebut. Ia juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati membeli properti. Menurutnya masih banyak pengembang nakal yang berpotensi membuat kerugian dan masalah hukum bagi pembeli di kemudian hari. Armaya juga menyoroti praktik kembalian uang receh yang diganti dengan permen di supermarket. Menurutnya itu adalah pelanggaran hukum dan ada sangsinya, karena alat pembayaran yang sah adalah uang, bukan permen. Terakhir ia meminta kepada sekolah untuk mengawasi kantin yang ada di sekolah agar aman dikonsumsi oleh siswa.

PB3AS kali ini dimeriahkan oleh siswa siswi SMA PGRI 4 Denpasar yang mengusung tema “Bahaya Pergaulan Bebas”. Untuk memeriahkan acara mereka menampilkan paduan suara, modern dance, kolaborasi seni beladiri karate, taekwondo dan silat serta penampilan joged bumbung. Semua penampilan tersebut mendapat sambutan meriah dari warga yang hadir di lapangan. Tak lupa siswa SMA PGRI 4 Denpasar yang diwakili Ketua OSIS I Kadek Adi Saputra menyampaikan orasi di podium. Dalam orasinya, Kadek Adi menyampaikan bahayanya pergaulan bebas dan narkoba. Oleh karena itu ia menghimbau kepada para pemuda untuk menjauhi hal tersebut. Ia menyampaikan beberapa penyebab kenakalan remaja diantaranya disebabikan oleh pengaruh lingkungan yang baik, kurangnya perhatian orang tua dan bisa pula karena pengekangan yang berlebihan dari orang tua. “Oleh karena itu kita perlu mendalami agama untuk mencegah hal buruk tersebut,” ujarnya.

Pembicara lainnya, Nyoman Wisnaya atau Jro Penjor memberi apresiasi terhadap penampilan siswa SMA PGRI 4 Denpasar khususnya di Bulan Bakti Sumpah Pemuda. Menurutnya siswa siswi perlu menghayati Sumpah Pemuda. Ia menambahkan Kebhinekaan di Indonesia harus dirajut dengan nilai Sumpah Pemuda, yakti satu tanah air dan satu bangsa. Ia mengingatkan agar kita tidak membuat sekat, baik itu agama, ras, etnis, suku, dsb. Terkait hari Galungan ia mengajak untuk membuat penjor sederhana, mengingat masih ada warga yang terkena musibah dan harus mengungsi.

Terakhir ada Ida Bagus Putu Sudiarta dari FORMI Bali yang mengajak anak muda untuk menyalurkan bakatnya di bidang senam dan panco. Menurutnya ini salah satu cara untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan tidak terjerat pergaulan bebas. FORMI Bali menurutnya akan mendukung generasi muda yang ingin berkecimpung di bidang-bidang tersebut. “Saluran yang tepat untuk remaja salah satunya ya gulat tangan ini,” katanya. Ia juga menyoroti soal kebijakan literasi yang tak sejalan dengan kemampuan baca anak. Menurutnya masih ada kekurangsinkronan kebijakan ketika ingin menerapkan budaya literasi khususnya di tingkat dasar sementara anak yang baru masuk SD tidak mendapat pelajaran membaca.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com