Pemprov Bali Ajak Media Tinjau Perkembangan Program Bali Mandara - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

5/9/17

Pemprov Bali Ajak Media Tinjau Perkembangan Program Bali Mandara


Dewata News. Com - Guna mengetahui perkembangan program-program unggulan, Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali mengajak awak media di Bali meninjau beberapa program unggulan Pemprov Bali, Selasa, (9/5). Kepala Bagian Publikasi, Pengumpulan dan Penyaringan Informasi, Ady Mastika mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan media. Selain itu peran media sangat strategis dalam ikut mengevaluasi program-program Bali Mandara, dan menginformasikannya kepada masyarakat. Untuk kali ini, awak media diajak untuk mengetahui perkembangan Gerbangsadu di Desa Kemenuh dan Simantri di Desa Saba.

Semenjak dibentuk pada tahun 2016, BUMDes Desa Kemenuh terus mengalami peningkatan yang cukup baik. Kepala Desa Kemenuh, I Dewa Nyoman Neka menuturkan, pada Juni 2016 pihaknya mengajukan proposal dana agar desanya mendapatkan kucuran dana Gerbangsadu Mandara. Saat itu, tingkat kemiskinan di Desa Kemenuh mencapai 30 persen. Tingginya tingkat kemiskinan di desa yang terkenal dengan kerajinannya itu banyak dipengaruhi oleh kejadian Bom Bali tahun 2002. Banyak pengrajin dan juga galeri-galeri gulung tikar, walaupun sebagian bisa bertahan dengan beralih usaha. Dari ratusan pengerajin hanya tinggal 20 pengerajin besar yang masih bertahan.

Gayung pun bersambut, Pemprov Bali menyetujui Desa Kemenuh mendapatkan kucuran dana Gerbangsadu Mandara Pemprov Bali sebesar Rp1 milyar 20 juta. Ketua BUMDes Desa Kemenuh, Wayan Sukadana menjelaskan, dana ini digunakan sebesar Rp20 juta untuk fasilitas Kantor BUMDes, Rp20 juta untuk biaya operasional, dan Rp980 juta untuk Simpan Pinjam. Sampai saat ini dana Gerbangsadu digunakan untuk menyasar 460 KK miskin,  dan yang sudah menikmati fasilitas pinjaman sebanyak 258 KK, dengan bunga 0,5 persen per bulan.

Sebagian besar KK miskin yang mengunakan fasilitas itu adalah buruh tani dan buruh kerajinan, dengan pinjaman antara dua sampai sepuluh  juta rupiah. “KK Miskin kita dampingi sesuai dengan potensi desa kami, kebanyakan buruh tani dan buruh pengerajin yang melakukan usahanya dengan modal dari tengkulak. Dengan modal pinjaman dua sampai sepuluh juta (red: dari BUMDes) mereka membuat peluang-peluang yang meningkatkan pendapatannya,” ujar Dewa Nyoman Neka.

Menambahkan, berdasarkan monitoring dan evaluasi Provinsi Bali bersama pendamping desa, terjadi penurunan KK Miskin dari 460 KK menjadi 193 KK, atau hampir 58 persen.  

“Astungkara mereka bisa lepas dari kemiskinannya, seperti apa yang menjadi harapan Pak Gubernur dengan Bali Mandaranya. Harapan kami Bali Mandara ini diteruskan karena merupakan bagian dari meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” harap Dewa Nyoman Neka.

Selain mengelola Simpan Pinjam, BUMDes juga mengelola Koperasi yang pada tahun 2006 mengalami kebangkrutan. Namun setelah mendapatkan bantuan dana dan pengawasan dari BUMDes, dalam waktu satu tahun koperasi sudah bisa kembali berkembang dan bahkan saat ini omsetnya mencapai Rp250 juta.

Terapkan Teknologi Jepang

Perkembangan Simantri 096 Gapoktan Tumang Sejahtera, Blangsinga, Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar juga sangat baik. Simantri yang mendapat penghargan Simantri terbaik tahun 2012 ini tetap eksis dalam menjalankan kegiatannya. Bahkan saat ini sudah menerapkan teknologi pengolahan pupuk organik yang diadopsi dari teknologi Jepang.

Ketua Simantri 096, I Made Astawa mengatakan Simantri ini dibentuk tahun 2011, saat ini sudah sangat berkembang. Bahkan Simantrinya ditunjuk Pemprov Bali untuk menyediakan pupuk organik bersubsidi yang diperuntukkan bagi subak-subak yang ada di Bali. Tahun 2015 lalu dipercaya mengelola pupuk organik senilai Rp10 milyar untuk kapasitas 12.500 ton yang disalurkan ke petani.

Simantrinya rata-rata dalam sebulan menghasilkan lima ton yang dihasilkan dari 35 ekor sapi. Untuk menutupi target subsidi, pihaknya menggandeng Simantri-Simantri lainnya, sehingga sampai saat ini penyediaan pupuk dapat berjalan lancar. Harga pupuk organik sebesar Rp950,- per kilogram disubsidi pemerintah sebesar Rp800,- per kilogram sehingga etani membeli dengan harga Rp150,- per kilogram. Sedangkan perkembangan sapi sampai saat ini sebanyak 65 ekor, namun sebagian besar sudah dijual karena tidak produktif dan hasilnya untuk memberdayakan kesejahteraan kelompok.

Astawa menambahkan, saat ini pihaknya bekerjasama dengan Jepang dalam penerapan teknologi pengolahan pupuk. “Jadi kotoran itu ditumpuk menggunung, dan setiap hari diukur suhunya dan perkembangan datanya harus dilaporkan ke Jepang. Sampai saat ini pupuk disini hasilnya sangat bagus,” ujar Astawa.

Untuk meningkatkan pemberdayaan kelompok, Simantri ini juga membentuk Koperasi Serba Usaha Sapitik Karya Darma Bhakti dan memiliki anggota 279 orang dengan aset Rp2,7 milyar. KSU ini bergerak dalam kegiatan simpan pinjam dengan bunga rendah. 

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com