PB3AS DIMERIAHKAN PENYANYI LAGU POP BALI - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

12/4/16

PB3AS DIMERIAHKAN PENYANYI LAGU POP BALI


Denpasar, Dewata News. Com - Pelaksanaan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) kali ini, Minggu (4/12) terlihat meriah, tidak hanya seperti biasanya yang diisi oleh orasi yang membahas dinamika-dinamika sosial yang terjadi di seputar Bali, masyarakat yang sedang melakukan berbagai aktivitas olahraga pun dihibur dengan kehadiran beberapa artis lagu pop Bali yang menyanyikan lagu hitsnya masing-masing. 
Seperti Bayu KW yang menyanyikan Sarinem Neha Nehi, dan Yong Sagita dengan lagunya Buleleng Telung Dasa Nopember berhasil menghibur dan mengajak masyarakat bernostalgia ke jaman topnya lagu tersebut. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali, Ketut Wija pun menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan lagu Song Brerong,    serta Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provisnsi, Ketut Rochineng yang juga seorang penyanyi pop Bali dengan nama beken Rocky'N tak ketinggalan untuk menghibur masyarakat dengan lagunya Tuah Iluh.
Masyarakat terlihat sangat antusias dengan hiburan dadakan tersebut, bahkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang kala itu turut didampingi Ny. Ayu Pastika pun terlihat sangat terhibur. Setiap pelaksanaan PB3AS yang biasanya dimanfaatkan Gubernur Pastika untuk menyampaikan isu-isu penting atau menanggapi permasalahan yang disampaikan oleh para orator, kali ini lebih dipilihnya untuk menghibur masyarakat sambil sesekali meminta para penyanyi tersebut untuk menyanyikan lagu pop Bali yang lagi hit. “Hari ini mari kita menghibur diri sambil berolahraga, orasinya beberapa saja, biar tidak selalu membahas yang serius-serius,” cetus Pastika.

Yong Sagita yang kala itu sedang berolahraga mengaku antusias ketika diminta ikut menghibur masyarakat. “Ampura niki tiang wawu pas joging srorode mriki ajakine megending, tiang seneng polih ngibur semeton sareng sami,” ujarnya polos dengan logat Buleleng yang kental. Disisi lain, Bayu KW diwaktu jeda menyanyi juga menyempatkan diri mengajak masyarakat Bali untuk mencintai dan melestarikan lagu-lagu berbahasa Bali. “Semoga masyarakat terhibur, dan ikut semangat menciptakan, biar kita bisa melestarikan lagu-lagu berbahasa Bali,” pinta Bayu KW.
Sementara itu, Orasi kali ini diantaranya diisi oleh Kabid Perdagangan Dalam Begeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Privinsi Bali, Cok Arina yang menyampaikan kegiatan revitalisasi pasar tradisional sebagai solusi mengatasi permasalahan pasar tradisional yang selama ini terkesan kotor, kumuh dan macet. Hingga saat ini menurutnya sudah sekitar 306 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Bali berhasil direvitalisasi, dengan jumlah terbesar berada di Kabupaten Buleleng sekitar 80 unit pasar. 
Program tersebut dimulai tahun 2010, yang pendanaannya berasal dari dana alokasi khusus (DAK). Kegiatan yang termasuk didalam program tersebut diantaranya Pembinaan agar tercipta standarisasi harga dan produk, pembangunan infrastruktur fasilitas parkir, peningkatan pelayanan dan pengenaaan sangsi untuk pelanggaran, serta membuat pelatihan transaksi dan penataan barang. Berikutnya orasi diisi oleh Kabid Kesejahteraan Keluarga BKKBN Prov Bali, IB Adnyana, yang menyampaikan 2 program penting yang dilaksanakan BKKBN yakni program KB dan Genre. 
Program KB menurutnya bukanlah program pembatasan untuk memiliki ketururan, melainkan upaya mengatur keluarga, mengatur kehamilan dan usia ideal melahirkan. “Usia yang baik bagi perempuan untuk hamil yakni antara 25-35 th, jeda kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya antara 3-5 th,” ujar Adnyana seraya menjelaskan program KB yang saat ini diistilahkan Kampung KB dilaksanakan berdasarkan kriteria daerah dengan keluarga kurang mampu yang tinggi dan kesertaan berKB yang rendah, dan saat sudah terdapat 35 daerah di Bali yang masuk dalam daftar program kampung KB.
Sementara itu, terkait program Genre menurutnya ditujukan kepada para remaja sebagai persiapan memasuki jenjang pernikahan. Para remaja diajak untuk merencanakan kapan akan menikah, kapan punya anak, dan berapa anak yang diinginkan, serta untuk menghindari terjadinya sek pra nikah serta penyalahgunaan narkoba.

Dinamika Persatuan dan Kesatuan NKRI yang saat ini ramai menjadi perbincangan pun menjadi perhatian seorang orator, yang disampaikan seorang warga Denpasar yakni Jro Penjor. Menurutnya persatuan dan kesatuan NKRI jangan sampai goyah karena masalah agama. Ia mengibaratkan agama sebagai filosofi bunga, beraneka ragam, banyak warna, akan indah apabila dirangkaikan menjadi satu dengan baik.  Semboyan Bhineka Tunggal Ika dan beberapa kearifan lokal yang dimiliki Bali seperti Tri Hita Karana menurutnya harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari jangan sekedar menjadi semboyan. 
“Masyarakat Bali dan Indonesia pada umumnya harus merapatkan diri saling berbagi, semboyan bangsa baru sebatas tatanan teori tapi belum diaplikasikan, kita harus merangkai keanekaragaman dalam kebersamaan,” ujar Jro Penjor.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com