Merawat Motor Klasik Sekaligus Menjaga Bukti Sejarah Perjalanan Bangsa - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/31/16

Merawat Motor Klasik Sekaligus Menjaga Bukti Sejarah Perjalanan Bangsa


Dewata News. Com - Bagi para penggemar motor klasik, merawat motor tua punya nilai tersendiri. Setiap motor memiliki ceritanya tersendiri. Untuk mengoleksi kendaraan tipe ini membutuhkan mental baja dan kesabaran ekstra tinggi. Betapa tidak, sebagian besar sukucadangnya sudah tidak diproduksi lagi lantaran pabriknya telah tutup. Tidak jarang bikers klasik harus mencari ke kota lain berbulan-bulan bahkan ke luar negeri untuk mendapatkan suku cadang yang orisinil. Jika tidak menemukan, pilihan terakhir adalah mereproduksi suku cadang tesebut di pekerja spesialis logam.

Sebut saja Made Sutawijaya, penggemar motor klasik asal Tabanan yang memiliki sejumlah motor. Yang paling dikenal sebagai icon dirinya adalah BSA M20. Made menelusuri sejarah motornya tersebut dengan informasi registrasi nomor rangka motornya. Diketahuilah bahwa motor tersebut diproduksi tahun 1943 dan terdaftar di pasukan Infantri Kanada ke-49 yang dikenal dengan Polar Bear Division. BSA (Birmingham Small Arms) adalah pabrikan motor, mesin dan senjata dari negara Inggris.

Made tidak serta merta mendapatkan motornya dengan kondisi yang prima. Pada awalnya motor didapatkan jauh dari kriteria orisinil. Proyek restorasinya berbekal sejumlah literatur tentang BSA M20. Suku cadang utama mulai dikumpulkan sejak tahun 2007 hingga tahun 2008. Berkat ketekunan dan kesabarannya, pada tahun 2010 motor menurutnya sudah mulai orisinil.


Motor BSA M20, tuturnya adalah kendaraan militer sekutu saat perang dunia ke-2. Motor jenis ini masuk ke Hindia Belanda (Indonesia) dibawa oleh pemerintah Belanda dengan pasukan NICA untuk invansi setelah menyerahnya Jepang. Setelah Indonesia merdeka, motor inipun mengabdi di TNI AD.

Lain halnya dengan motor berjenis Kawasaki Meguro K2 Police lansiran Negara Jepang. Motor ini menjadi kendaraan operasional Tentara KKO (Korps Komando) Republik Indonesia. Motor berkapasitas 650 cc twin silinder ini dilengkapi dengan wind shield, boks belakang dan sirine khas Meguro. Tenaganya yang mumpuni dan easy handling menjadikan motor ini handalan KKO.

Beberapa anggota HMT Bali masih merawat motor ini. Selain untuk keperluan militer, motor untuk keperluan sipil juga masih setia dirawat. Antara lain BMW seri R25, R26, R27. Motor berkapasitas 250 cc itu diciptakan sangat ringkas namun artistik menawan. Ciri khasnya adalah penggerak roda gardan dan dua strip pada bodynya. Motor ini suaranya halus hampir tidak terdengar saat melintas. Diproduksi di Munchen, Jerman pada tahun 1950an hingga 1960an. Pabrikan BMW masuk ke Indonesia dengan daeler yang berada di kota Bandung. Hingga kini tidak kurang 25 motor BMW tetap dirawat di Bali. Agung Diyatmika adalah salah satunya. Agung mengendarai motor BMW seri R25. 

Alasan memilih R25 adalah faktor daya tahan bahan baku motor klasik yang kuat. Hingga kini bagian utama mesinnya relatif utuh dan berfungsi normal meskipun motornya diproduksi pada tahun 1955. Dengan R25 miliknya dia telah menjelajah berbagai kawasan di Pulau Jawa dari Bali. (DN - KrS)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com