Umat Hindu Laksanakan Sembahyang Pagerwesi - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

6/29/16

Umat Hindu Laksanakan Sembahyang Pagerwesi


Buleleng, Dewata News.com — Hari raya Pagerwesi dilaksanakan pada hari Budha Kliwon Wuku Sinta, Rabu (29/06).. Hari raya ini dilaksanakan 210 hari sekali. Sama halnya dengan hari raya Galungan, Pagerwesi juga termasuk rerainan gumi. Artinya, hari raya untuk semua masyarakat, baik pendeta maupun umat walaka. 
 
Di Buleleng, sejak subuh umat Hindu Bali sudah mendatangi Sanggah Merajan, Pura Kawitan dilanjutkan dengan Parahyangan melakukan persembahyangan mengiringi banten saji mwah daksina. Selain itu, di rumah masing-masing.
 
Kata “Pagerwesi” artinya pagar dari besi. Ini melambangakan suatu perlindungan yang kuat. Segala sesuatu yang dipagari berarti sesuatu yang bernilai tinggi agar jangan mendapat gangguan atau dirusak. Hari raya pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri yang dalam bahasa Bali disebut magehang awak. Nama Tuhan yang dipuja pada hari raya ini adalah Sanghyang Pramesti Guru.
 
Pada hari raya Pagerwesi ini adalah payogan Hyang Pramesti Guru, disertai para Dewa dan Pitara, demi kesejahteraan dunia dengan segala isinya dan demi sentosanya kehidupan semua makhluk. Pada saat itu umat hendaklah ayoga semadhi, yakni menenangkan hati serta menunjukkan sembah bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi. Juga pada hari ini diadakan widhi widhana seperlunya, dihaturkan dihadapan Sanggar Kemimitan disertai sekedar korban untuk Sang Panca Maha Butha.
 
Pada hari ini kita menyembah dan sujud kehadapan Ida Sang Hyang Widhi, Hyang Pramesti
Guru beserta Panca Dewata yang sedang melakukan yoga.  Menurut pengider-ideran Panca Dewata itu ialah:
1.Sanghyang Iswara        ~ berkedudukan di Timur
2.Sanghyang Brahma      ~ berkedudukan di Selatan
3.Sanghyang Mahadewa ~ berkedudukan di Barat
4.Sanghyang Wisnu        ~ berkedudukan di Utara
5.Sanghyang Ciwa          ~ berkedudukan di Tengah
 
Sanghyang Pramesti Guru adalah nama lain dari Dewa Siwa sebagai manifestasi Tuhan untuk melebur segala hal yang buruk. Dalam kedudukannya sebagai Sanghyang Pramesti Guru, beliau menjadi gurunya alam semesta terutama manusia. Hidup tanpa guru sama dengan hidup tanpa penuntun, sehingga tanpa arah dan segala tindakan jadi ngawur. Pada hari raya Pagerwesi kita sujud kepadaNya, merenung dan memohon agar hidup kita ini direstuiNya dengan kesentosaan, kemajuan dan lain-lainnya. (DN - *)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com