Parade Budaya ”Kulkul Desa” HUT Singa Bersayap Jaga Pelestarian Budaya - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

3/30/16

Parade Budaya ”Kulkul Desa” HUT Singa Bersayap Jaga Pelestarian Budaya




                              Pemukulan kulkul yang tak beda alat seni tektekan oleh bupati
         dan unsur pimpinan daerah di Buleleng membuka Parade Budaya HUT Kotta Singaraja
Buleleng, Dewata News.com —  Parade budaya menyemarakkan HUT ke-412 Kota Singaraja, dengan tema  ”Kulkul Desa” merupakan upaya untuk melakukan pelestarian budaya, ”Salah satu yang membahagiakan saya, bahwa target prioritas agenda strategis yang dikenal 12 PAS, salah satunya program pelestarian budaya telah menunjukkan hasil yang cukup baik,” kata Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana sesaat membuka parade budaya di Tugu Singa Ambara Raja (SAR), Rabu (30/03) sore.

       Sebagai bukti keberhasilan pelestarian budaya itu, menurut bupati yang akrab disebut PAS ini, dilihat dari salah satu seni budaya Buleleng mendapat anugerah sebagai warisan budaya dunia dari Unesco, yakni kesenian Wayang Wong Tejakula. Di samping itu, adanya gerakan missal dalam proses penggalian, pelestarian dan pengembangan seni budaya makin kelihatan berkembang di desa-desa.

      ”Setiap tahun saya harapkan dapat dilaksanakan dengan kreasi-kreasi baru supaya tidak monoton, namun tetap sarat dengan pesan-pesan membangun, mencintai dan melestarikan budaya daerah,” imbuhnya.

      Dihadapan masyarakat yang “numplek blek” di seputaran Tugu SAR, Bupati Agus Suradnyana menghimbau untuk senantiasa menjaga perdamaian, ketentraman dan ketertiban daerah Buleleng, sehingga apa yang sudah dicapai tidak dirusak dengan tindakan-tindakan yang merugikan.

   Sebelum secara resmi dimulainya Parade Budaya,  Sanggar Sunari Bajra menggebrak dengan tarian ”Goak Panji” dengan piñata tari Putu Mahesa Utari dan peñata tabuh Gus Tipis.
  
  Parade Budaya ”Kulkul Desa” yang mewarnai ulang tahun ”Singa Bersayap” sore itu ditandai pemukulan kulkul oleh Bupati didampingi Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Wabup Nyoman Sutjidra beserta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan Sekda Buleleng Dewa Ketut Puspaka.MP.  Kulkul yang dipukul bersama-sama itu tak ubahnya sarana seni tektekan.

      Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa sebelumnya melaporkan, ”Kulkul Desa” sebagai tema sentral Parade Budaya ini dimaksud beragam suara satu tujuan, beragam potensi seni dan budaya, beragam kekayaan alam, beragam faktor penyemangat dimiliki oleh Buleleng.
  Sanggar Seni Nong Nong Kling Banyuning sebagai duta Kecamatan Buleleng 
                              menampilkan Bhineka Laksmi
     ”Kami berharap keberagaman ini dapat dijadikan kekuatan untuk bersatunya masyarakat dan pemerintah dalam membangun menuju Buleleng yang sejahtera, mandiri, integritas, lestari dan beretika,” kata Suyasa.

     Kendati sebagai parade, lanjut Kadisbudpar Suyasa, dari 9 kelompok unsur kecamatan di Kabupaten Buleleng dengan potensi seni dan budaya yang  ditampilkan akan memperebutkan Adikara Nugrraha (Juara I) mendapat piala dan dana pembinaan Rp10 juta, sedangkan Adika Nugraha (Juara II) selain mendapat piala juga dana pembinaan Rp8 juta serta Adi Nugraha (Juara III) juga mendapat piala dan dana pembinaan Rp7 juta.

     Tampilnya seluruh peserta Parade Budaya dari unsur kecamatan itu, Suyasa menambahkan,  mendapat dana pementasan sebesar Rp15 juta.

     Duta Kecamatan Banjar yang menampilkan ”Perang Banjar” mengawali Parade Budaya, disusul Kecamatan Busungbiu, serta kecamatan lainnya, seperti Kubutambahan dengan penampilan pentas Keris Ki Bahan Kawu. Sementara Sanggar Seni Nong Nong Kling Banyuning sebagai duta Kecamatan Buleleng menampilkan pentas Bhineka Laksmi. Sedangkan kecamatan Sukasada dengan Sekelumit gerak langkah Ki Gusti Ngurah Ki Barak Panji Sakti, serta kecamatan Sawan tampil dengan Ketika Gusti Patik Jelantik diundang Belanda untuk perdamaian. Kecamatan Seririt dengan Terbentuknya Seririt,dan Kecamatan Tejakula mengisahkan Perjuangan rakyat Bondalem melawan Nica, 30 April 1946 di Jro Kuta, Desa Bondalem. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com