Nenek Usia 80 Tahun, 4 Tahun Lumpuh, Hanya Bisa Terbaring di Atas Tempat Tidur, Tanpa Keluarga - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/19/15

Nenek Usia 80 Tahun, 4 Tahun Lumpuh, Hanya Bisa Terbaring di Atas Tempat Tidur, Tanpa Keluarga

  Nur Fariah, saat memberikan minum nenek Zahra, yang hanya terbaring diatas tempat tidur.

Oleh : Arik Suharsana

KONDISI yang dialami nenek berusia 80 Tahun ini, sungguh sangatlah memprihatinkan. Sebab, selama 4 tahun lamanya, ia hanya bisa terbaring lemah diatas tempat tidur. Jangankan untuk sekedar duduk, untuk sekedar bergeser saja Nenek ini tidak bisa. Sehingga, selama hidupnya nenek ini bergantung dari keluarganya semata.

     Zahra itulah nama nenek tersebut, yang tinggal di RT I Lingkungan Kampung Singaraja, Buleleng. Ketika Pos Bali, menyambangi kediaman nenek ini di dalam kamar seluas 4×3 meter yang hanya memiliki sedikit ventilasi, memang tampak wajah sedih tersiar dari wajah nenek tersebut, bahkan tanpa henti-hentinya nenek itu menangis.

     Bahkan menurut penuturan keluarganya, setiap ada seseorang yang mengunjunginya, nenek itu pasti menangis dengan maksud mengungkapkan, kegundahan hatinya karena selama ini tidak bisa melakukan aktivitas apapun, dan selalu merasa kesepian.

     “Dia memang suka menangis, kalau ada orang yang menengoknya, menangis terharu, senang. Memang selama ini dia jarang ketemu orang lain. Maklum anaknya yang pria sudah meninggal, dan anaknya yang perempuan sudah menikah dan jarang pulang. Ya, kayak merasa kesepian begitu,” ujar salah seorang keponakannya, Nur Fariah, Minggu (18/10).

    Nenek Zahra yang sebelumnya berprofesi sebagai Guru Ngaji, diketahui menderita lumpuh pasca dirinya terjatuh dikamar mandi 4 tahun lalu, yang menyebabkan luka pada bagian tulang pergelangan tangan kiri, dan pinggul kirinya yang membuatnya merasakan sakit yang perih. “Sudah lama sakit gini, sakit sekali, nggak bisa gerak,” ucap Zahra, sambil memegangi pinggulnya.

    Selama ini, Zahra hanya hidup dari belas kasihan keponakannya semata. Nur Fariah yang berjualan di Pasar Buleleng, dan Safi rudin yang saat ini tidak bekerja, harus bergantian untuk mengurus bibiknya itu.
Hidup mereka pun pas-pasan, tergantung dari penghasilan berjualan Nur Fariah. Sehingga, untuk makan seharihari Nenek Zahra, mereka hanya mengandalkan pemberian Raskin dari pihak Kelurahan Kampung Singaraja.

    Bahkan untuk makan, mandi dan buang air, Zahra melakukannya di dalam kamar. Ironisnya, Zahra hampir tidak pernah mendapatkan perawatan medis. Sebelumnya, Zahra hanya dibawa ke tukang pijat saja. Sebab, di RSUD, biaya operasi hampir Rp3 juta, dan pihak keluarga mengaku, tidak memiliki biaya. “Sehari-hari cuma tidur di kamar, tidak bisa gerak, kalau dibawa keluar terasa sakitnya. Selama 4 tahun diam di kamar, kecuali kalau hari raya baru dibawa keluar, itupun cuma sebentar untuk ketemu saudara-saudaranya,” jelas Nur Fariah.

    Ketua Lingkungan Kampung Singaraja I, Rasyid mengatakan, dirinya mengharapkan, adanya peran serta pemerintah, untuk membantu Nenek Zahra. Sehingga, beban keluarganya menjadi ringan. Meskipun begitu, perhatian keluarga untuk Nenek Zahra, juga sangatlah penting. Sehingga, Nenek Zahra, tidak  merasa kesepian.

   “Nenek ini sebenarnya punya 2 anak. 1 anaknya sudah meninggal. Sementara seorang anak lainnya tinggal di Denpasar dan hampir tidak pernah pulang menengok ibunya yang sakit. Kami mengharapkan, kelayakannya biar ada perhatian, bukan saja dari pemerintah, tetapi dari keluarga itu sendiri,” katanya.

    Sementara itu Lurah Kampung Singaraja, Sutrisman menjelaskan, selama ini Nenek Zahra, memang belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Buleleng. Bahkan diakuinya juga, dirinya sudah berulangkali mengajukan bantuan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng untuk warganya yang cacat, agar mendapatkan bantuan kesehatan. Namun, hingga saat ini masih belum terealisasi.

    “Di Kelurahan kami, sudah tercatat ada 6 orang yang cacat dan miskin. Semuanya sudah kami usulkan ke Dinas terkait, bahkan kami juga sudah bersurat kesana, tapi memang sampai sekarang ini, belum ada yang terealisasi. Terakhir 3 bulan lalu, tapi terus terang belum ada bantuan,” tuturnya.

     Kepala Dinkes Buleleng, IGN Mahapramana menegaskan, setiap warga miskin yang mengalami sakit, berhak mendapatkan pengobatan secara gratis. Bahkan dirinya pun mengaku, jika warga itu tidak sanggup mendatangi Puskesmas terdekat, maka Petugas Medis akan melakukan sistem jemput bola ke rumah warga tersebut, untuk memberikan pengobatan gratis.

    “Warga miskin yang sakit itu, bisa mendapatkan pengobatan secara gratis, dengan datang langsung ke Puskesmas terdekat, atau kalau memang tidak sanggup datang, biarkan petugas kami yang kesana, untuk mendatangi rumah warga yang sakit itu. Tinggal kasih tahu saja alamat lengkapnya, besoknya pasti kami akan cek ke sana,” pungkasnya.-

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com